Rabu, Februari 29, 2012

Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industrui

Health and safety
Kesehatan & Keselamatan Kerja pada
industri semen :
Contoh Pelaksanaan/Praktek yang baik
Translation courtesy of Holcim
Cement Sustainability Initiative (CSI)
December 2004
Version 1.0
Catatan untuk Pembaca :
Study kompilasi dari Praktek Keselamatan yang baik ini diajukan sebagai
suatu “tool-kit” di mana tiap Perusahaan dapat memutuskan apa yang paling
cocok untuk dapat diimplementasikan dalam strategi korporasi CSR sesuai
konteksnya dengan kewajiban internasional, nasional dan peraturan lokal.
Study kompilasi ini bukan merupakan suatu kewajiban untuk diaplikasikan
secara keseluruhan di setiap situasi.
Kompilasi ini juga tidak harus diperlakukan secara menyeluruh atau
mendetail, program ditawarkan dengan niat tulus sebagai nasihat yang
bijaksana dan saran praktek yang baik, dan tidak ada kewajiban secara legal
yang dapat dikaitkan jika terjadi kesalahan atau kelalaian.
Dokumen ini merujuk pada issue Kesehatan & Keselamatan, tidak
mencakup issue komunitas, masyarakat dan sosial yang lebih luas yang
mana hal tersebut akan tercakup dalam dokumen TF5.
Pada keseluruhan dokumen kecuali ditentukan lain, istilah “ karyawan”
harus secara umum dibaca sebagai karyawan langsung dan tidak langsung.
Kita berhutang budi ke BP Plc atas ijinnya menggunakan “ Golden Rules
Safety” mereka dalam dokumen ini.
Daftar isi :
1. PENGANTAR – KUNCI PENTING DARI KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA (K 3)
1.1. Posisi konteks
1.2. Tindakan yang diambil oleh CSI Task Force 3 (TF3)
1.3. Praktek terbaik dalam kesehatan dan keselamatan.
2. SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
(K 3)
2.1. Persyaratan umum untuk Sistem Manajemen K3
2.2. Contoh Sistem Manajemen K3 yang digunakan oleh Perusahaan-perusahaan CSI
2.3. Sistem paspor bagi Kontraktor
2.4. Slogan keselamatan
3. MANAJEMEN KESELAMATAN
3.1. Definisi keselamatan CSI dan kriteria pelaporan
3.2. Analisa kejadian fatal di Perusahaan CSI periode tahun 2000-2003
3.3. Kesimpulan: Penyebab kejadian fatal dan pencegahannya
3.4. Analisa Lost Time Injury (LTI)
3.5. Kesimpulan dari penyebab cidera dan pencegahannya.
3.6. Segitiga kecelakaan
3.7. Panduan pencegahan cidera
3.8. Praktek keselamatan yang baik
4. MANAJEMEN KESEHATAN
4.1. Issue Kesehatan
4.2. Monitoring dan Pelaporan Kesehatan
4.3. Guideline issue kesehatan kerja yang spesifik
4.4. Hasil produk yang terkait dengan resiko kesehatan
5. KONTAK UNTUK SARAN/NASIHAT LEBIH LANJUT
6. DAFTAR REFERENSI
DAFTAR DEFINISI
LAMPIRAN : CONTOH PRAKTEK YANG BAIK
1. PENGANTAR : KUNCI PENTING DARI KESEHATAN &
KESELAMATAN (K3)
1.1. Pendahuluan
Perusahaan-perusahaan CSI telah berkomitment penuh untuk meningkatkan
kinerja keselamatan kerja dalam perusahaan mereka dan telah mencapai
peningkatan yang berarti.
Semen adalah salah satu substansi yang paling banyak digunakan di bumi, membuat
semen merupakan proses enerji dan intensif dalam sumber daya yang membawa
akibat terhadap lingkungan lokal maupun global serta akibat bagi keselamatan &
kesehatan.
Menyadari kenyataan ini, beberapa perusahaan semen memprakarsai Cement
Sustainability Initiative (CSI) sebagai program yang disponsori oleh anggota dari
World Business Council for Sustainable Development ( WBCSD) dimana saat ini, 16
(enam belas) perusahaan semen secara bersama-sama yang mewakili lebih dari
separuh industri kelas dunia di luar China, mensponsori inisiatif ini.
Di mulai pada akhir tahun 1999, Lembaga ini melaksanakan (1) Riset yang bersifat
independen terhadap kinerja industri dan issue penting bagi kesinambungan yang
dihadapi; (2) Seri dialog yang mendapat fasilitas dari para Stakeholder di 7 kota
(Kairo, Kuritiba, Bangkok, Lisbon, Brussels, Washington DC dan Beijing); (3) Seri
rekomendasi independen untuk meningkatkan kinerja; (4) Agenda industri dari
tindakan-tindakan yang terkait dengan isu-isu yang timbul.
Menjamin kondisi kesehatan dan keselamatan kerja untuk karyawan dan kontraktor
merupakan dasar dari tanggung jawab sosial korporasi dan merupakan salah satu dari
isu penting di industri semen. Anggota CSI menyadari perlunya diberikan lebih
banyak perhatian pada area ini di seluruh industri dan komitmen untuk memainkan
peran utama dalam prosesnya.
Sebagai latar belakang kutipan-kutipan berikut ini mengihtisarkan temuan CSI
sebelumnya dalam hal keselamatan & kesehatan kerja.
Kutipan-kutipan berasal dari :
- Ringkasan laporan CSI tahun 2002
- Substudy 10 laporan CSI
- Agenda Tindakan
Laporan bulan July 2002 yang dapat disimpulkan dari kesehatan karyawan
bahwa :
“ Prioritas terpenting bagi perusahaan semen yang berhubungan dengan kesehatan
karyawan adalah jaminan kesehatan & keselamatan kerja, baik untuk pekerja maupun
tenaga kontraktor.
Industri semen belum semaju industri manufaktur berat lainnya dalam hal
implementasi sistem K3, di masa mendatang Perusahaan semen perlu memikirkan
desain area dan peralatan kerja yang aman dan inheren guna meminimalkan potensi
kecelakaan.
Sebagai tambahan, konsiten dengan prinsip pengembangan yang berkelanjutan,
diketahui ada sejumlah isu lain mengenai kesehatan pekerja yang dapat dibantu oleh
pihak Perusahaan, seperti pelatihan, pengembangan karir, peningkatan profesional;
penghargaan terhadap hak pekerja, kebebasan berkomunikasi dan berasosiasi,
keseimbangan antara komitmen kerja dan kehidupan pribadi/keluarga; peningkatan
dari pelbagai perbedaan, larangan diskriminasi dan pelecehan.
Langkah-langkah di atas akan memberi kontribusi pada produktifitas karyawan dan
kesadaran kesehatan, juga loyalitas dan kebanggaan. “
Substudy 10 : Peningkatan Kinerja Lingkungan - Kesehatan & Keselamatan,
(December 2002) menyimpulkan bahwa,
“ Kinerja kesehatan dan keselamatan di industri semen secara keseluruhan tertinggal
dibandingkan dengan yang lain, sektor industri manufaktur terlihat lebih proaktif.
Di sektor ini, terlihat ada variasi hasil kinerja yang sangat luas variasinya. Perusahaanperusahaan
yang lebih baik telah menunjukan bahwa bukan tidak mungkin untuk
mencapai tingkat kecelakaan yang sama dengan rata-rata industri manufaktur.
Tetapi , bahkan dari perusahaan terbaik pun masih ada ruang guna peningkatan lebih
jauh. Dirasakan adanya kebutuhan khusus dari industri untuk mendorong dan
membantu pabrik-pabrik/perusahaan-perusahaan yang secara nyata memiliki kinerja
yang rendah untuk meningkatkan standar keselamatan mereka guna menjamin
kesinambungan industri yang memenuhi harapan sosial dan harapan ketenagakerjaan.
Agenda Tindakan (July 2002) menyimpulkan bahwa :
“ Menjamin kondisi kerja yang sehat dan aman bagi karyawan dan kontraktor
merupakan salah satu isu paling penting bagi industri semen, kita menyadari bahwa
perhatian harus diberikan lebih banyak di area ini di keseluruhan industri dan adanya
komitmen untuk memainkan peranan utama dalam proses.
Suatu Kelompok kerja Kesehatan dan Keselamatan Kerja telah dimulai untuk bertemu
dan mendiskusikan topik-topik untuk kegiatan yang akan datang dan akan dipusatkan
pada Proyek inisiatif dan kesepakatan.
Sistem pelaporan untuk Tingkat Cidera dan Penyakit Akibat Kerja di tiap perusahaan
secara individual telah tersedia untuk berbagai kasus , tetapi hingga saat ini kita belum
dapat melaporkan gambaran industri secara luas. Lembaga Riset Battelee yang benarbenar
menekankan pada informasi publik untuk area ini kelihatannya sulit untuk
dilibatkan.
Dari apa yang diketahui, kecelakaan/cidera dan tingkat cidera pada industri kita lebih
tinggi dari industri yang lain seperti petrokimia dan petroleum refining, yakin bahwa
ini tidak dapat diterima dan juga percaya bahwa masalah ini akan pula mempengaruhi
reputasi industri semen secara keseluruhan, merupakan suatu alasan yang
menyebabkan mengapa kita meminta kelompok kerja untuk pertama-tama membuat
standar dan sistem yang berlaku antar Perusahaan untuk mengukur, mengawasi dan
melaporkan kinerja kesehatan dan keselamatan kerja, di mana perusahaan secara
mandiri kemudian dapat mengimplementasikannya.
Desain bangunan dan peralatan operasional yang aman, memiliki peranan yang
penting untuk mengurangi cidera dan insiden dan perusahaan pemasok peralatan
industri secara pasti juga meningkatkan dan memperbaiki produk mereka hingga
peralatan tersebut memenuhi standar keselamatan yang tinggi. Namun pada
kenyataannya, pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja yang efektif dan rutin serta
budaya selamat merupakan alat yang paling efektif guna mengurangi cidera dan
tingkat kesakitan akibat kerja.
Semua perusahaan yang terlibat dalam proyek ini memiliki program K3 dan kelompok
kerja akan mengembangkan adanya pertukaran informasi agar perusahaan-perusahaan
membagi pengalaman mereka, mengidentifikasi penyebab cidera yang umum dan
membuat rekomendasi untuk peningkatan yang berkesinambungan.
Agenda Tindakan, “ Apa yang akan kita laksanakan” memberikan indikasi hal
berikut :
Proyek Gabungan
• Kita akan meningkatkan
kegiatan melalui suatu
kelompok kerja kesehatan &
keselamatan kerja (telah
dilakukan secara paralel dengan
Battelle Institute’s study), untuk
menjamin adanya sistem yang
efektif bagi pengukuran,
pengawasan dan pelaporan atas
kinerja kesehatan dan
keselamatan kerja.
• Kelompok kerja akan :
- Melakukan pertukaran
informasi yang meliputi
informasi mengenai keparahan,
sumber dan jenis cidera atau
insiden yang terjadi
- Membagi pengalaman antar
Perusahaan
- Merekomendasi tindakan
pencegahan.
Tindakan Individual
• Setiap Perusahaan akan menindak
lanjuti rekomendasi dari
kelompok kerja (Pokja) K3
melalui :
- Peningkatan sistem , prosedur
dan pelatihan yang ada untuk
menelusuri, melakukan tindak
lanjut dan mencegah
terjadinya kecelakaan dan
insiden
- Mengukur dan melaporkan
secara terbuka kinerja dalam
format yang umum.
1.2. Tindakan yang diambil oleh CSI (TF3)
Latar Belakang
Didorong oleh kebutuhan umum untuk meningkatkan kinerja keselamatan dalam
industri, beberapa perusahaan semen telah bergabung dalam kelompok kerja yang
dinamakan Cement Safety Task Force (CSTF) yang didirikan pada bulan Mei 2001 di
Monterrey, Mexico. Tugas diawali dengan kegiatan mendefinisikan keselamatan di
industri secara umum dan untuk memperkenalkan benchmarking yang ada secara
nyata, dan semua anggota berbagi data penting pada setiap kejadian yang bersifat
fatal/cidera serius. CSTF melanjutkan pekerjaan ini pada tahun 2002 dan beberapa
perusahaan lain juga bergabung. Pada Mei 2003, CSTF direformasi sebagai TF3
dibawah CSI”Agenda for action” dan melanjutkan kegiatan bersama-sama bahkan
lebih proaktif setelah itu.
Pelaporan keselamatan
Pada awal tahun 2004, TF3 mencapai target utamanya yaitu mewujudkan definisi
keselamatan di dunia industri yang telah disetujui dan kriteria pelaporannya saat ini
telah dipublikasikan dimana sebelumnya, tidak ada definisi dari Industri
internasional yang telah disetujui yang memungkinkan untuk dilakukannya
benchmarking dan pelaporan yang akurat pada keseluruhan industri semen.
Definisi ini meliputi kejadian fatal, tingkat kejadian fatal (untuk karyawan), lost time
injury dan lost time injury frequency ratio (untuk karyawan) sedangkan definisi lain,
meliputi lost time injury severity ratio, dalam proses pembuatan/draft untuk
kesepakatan mendatang.
Kesepakatan pada definisi-definisi ini memungkinkan penyiapan suatu format
pelaporan keselamatan CSI dan laporan menyeluruh saat ini telah dikompilasi atas
data yang dimasukkan oleh 10 perusahaan CSI untuk tahun 2003.
Pelaporan pertama hanya mencakup kegiatan semen saja, namun tentu diharapkan
bahwa pelaporan selanjutnya akan mencakup semua kegiatan dari perusahaanperusahaan
CSI.
Manajemen Kesehatan & Keselamatan
Sebagaimana dijanjikan dalam Agenda tindakan, TF3 saat ini telah membuat draft
study kompilasi mengenai praktek-praktek yang baik/percontohan dalam bidang K3
di industri semen. Dokumen ini menggariskan bagaimana Manajemen K3 dapat dan
seharusnya dicapai tanpa menjadi beban berlebihan, dokumen ini memberikan
panduan praktis mengenai praktek yang baik dari prosedur keselamatan dalam
industri semen berdasarkan pengalaman yang ada dan berfokus pada kejadian fatal
yang dilaporkan serta hasil investigasi dari penyebab kecelakaan.
Secara bersamaan dokumen ini juga memberikan panduan kesehatan karyawan,
berfokus pada masalah kesehatan yang paling umum dan yang secara khusus
berhubungan dengan penggunaan dari bahan bakar pengganti (AFR).
Banyak perusahaan yang tergabung dalam CSI telah mengimplementasikan panduan
ini; walaupun telah diketahui sebagai suatu kebutuhan, hal ini penting untuk
disebarluaskan pada industri dengan skala yang lebih luas dan stakeholders eksternal.
1.3. Praktek terbaik dalam kesehatan & keselamatan
Saat ini Conference Board (http://www.conference-board.org/aboutus/about.cfm) telah
mempublikasikan laporan riset : R-1334-03-RR, Driving Toward ” 0 ”, Best Practice in
Corporate Health & Safety , di mana laporan ini menyatukan semua kebijakan praktek
terbaik dari suatu lingkup industri yang luas.
Temuan-temuan dapat diringkas seperti berikut ini.
Dokumen lengkap URL : http//www.conference-board. org/publications/describe.cfm?id=724
Apa yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan terkemuka untuk K3 ?
Les Smith , Manager pengembangan bisnis untuk DNV Business Solution, sebuah firma
pengukuran performa global yang diakui, menemukan bahwa perusahaan – perusahaan
terkemuka :
Secara jelas menggambarkan apa yang
diharapkan dari orang-orang dalam hal
keselamatan
Setiap jenjang karyawan, dari eksekutif yang
paling senior hingga pekerja yang baru bekerja,
secara jelas mengerti apa yang diharapkan dari
K3. Terdapat standard yang khusus dan
mengikat untuk setiap orang di semua jenjang
kegiatan kerja utama. Tanpa standar yang
mencukupi, sulit dilakukan pengukuran,
evaluasi, koreksi atau rekomendasi yang berarti
dari suatu kinerja.
Membuat suatu lini tanggung jawab
manajemen dan akuntabilitas
Keselamatan akan lebih baik jika dikembangkan
pada setiap aktifitas sehingga tidak
memungkinkan untuk dilalaikan. Dilakukan
pembicaraan singkat saat akan melakukan
sesuatu pekerjaan dengan aman dan diskusi yang
lebih mandalam untuk melakukan sesuatu
dengan benar. Keselamatan sama dengan semua
konsiderasi produksi, biaya, dan kualitas. Ini
direfleksikan dalam penilaian kinerja,
penyesuaian gaji dan promosi.
Menggabungkan keselamatan dalam proses
bisnis sebagai suatu strategi operasional.
Pimpinan di seluruh dunia telah menyadari
bahwa sistem keselamatan yang dikelola dengan
baik akan memberikan strategi operasional untuk
meningkatkan manajemen secara keseluruhan.
Dalam tahun-tahun terakhir organisasi-organisasi
utama secara signifikan telah menemukan bahwa
aplikasi dan tehnik manajemen keselamatan
bukan hanya mengurangi cidera dan penyakit
namun juga terjadi peningkatan yang dapat
terukur dalam hal efisiensi, kualitas dan
produktifitas.
Menggunakan standar K3 secara proaktif.
Konsultan manajemen terkemuka telah
menekankan : “Jika Anda tidak dapat
mengukurnya, anda tidak dapat menegelolanya”.
Inti dari manajemen keselamatan adalah
mengukur kinerja dalam terminologi yang dapat
diukur dan obyektif. Perusahaan-perusahaan
terkemuka secara standar menilai proses mereka
untuk menentukan apakah mereka telah cukup
melakukan pengendalian resiko yang ada.
Walaupun mereka mendata ukuran keselamatan
setelah ada konsekuensi atas kenyataan seperti
yang diminta misalnya oleh OHSA recordable
rates dan lost time rate, mereka tidak hanya
mengandalkan laporan tersebut pada ”trailing
indicator”
Meminta para Eksekutif secara langsung
memimpinnya
Mengukur tingginya keunggulan K3
membutuhkan keahlian kepeminpinan yang
sama sebagaimana diperolehnya keunggulan di
area lainnya. Kinerja K3 adalah refleksi budaya
korporasi dan pengaruh Manajemen senior
bahwa budaya mereka lebih dari group lain.
Seperti di bidang lain, kepemimpinan eksekutif
akan memimpin kinerja keselamatan yang telah
ditargetkan.
2. SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA (K3)
2.1. Persyaratan umum Sistem Manajemen K3
Ruang lingkup yang tepat dari Sistem Manajemen K3 bervariasi tergantung pada
perusahaan, negara dan faktor lokal lainnya tetapi secara umum mensyaratkan :
- Adanya suatu kebijakan K3
- Struktur organisasi untuk menerapkam kebijakan di atas
- Program implementasi
- Metode untuk mengevaluasi keberhasilan penerapan dan adanya umpan balik
- Rencana tindakan perbaikan untuk peningkatan secara berkesinambungan.
Dokumen ILO –OHS 2001 menentukan elemen-elemen ini secara detail. Tergantung
pada tiap Perusahaan untuk mengadaptasinya dalam tujuan K3 korporasi yang lebih
khusus.
- http://www.ilo.org/public/english/protection/safework/managmnt/guide.htm
International Finance Corporation Environmental, Health & Safey Guideline :
- http://ifcln1.ifc.org/ifcext/enviro.nsf/Content/environmentalGuidelines
- http://ifcln1.ifc.org/ifcext/enviro.nsf/AttachmentsByTitle/gui OHS/$FILE/OHSguideline.pdf
Draft Standard OHSAS 18001 untuk Keselamatan dan Kesehatan :
- http://www.ohsas-18001-occupational-heatlh-and safety.com/index.htm
Lembaga Eropa untuk Keselamatan & Kesehatan Kerja :
- http://agency.osha.eu.int
Penggunaan Manajemen OHS di Negara-negara anggota Uni Eropa :
- http://agency.osha.eu.int/publications/reports/307/enindex.htm
2.2. Contoh Sistem Manajemen K3 yang digunakan di beberapa Perusahaan
CSI
Sebagai contoh kebijakan K3 secara umum, terlampir yang dipergunakan oleh
perusahaan CSI.
Kebijakan K3 secara berkelompok mensyaratkan semua Manajer setempat untuk :
- Mematuhi semua peraturan K3
- Menyediakan tempat kerja yang sehat dan aman bagi semua pekerja ( baik
pekerja langsung maupun tidak langsung)
- Secara terus menerus meningkatkan praktek K3 industri yang terbaik
Kebijakan K3 group juga mensyaratkan semua pekerja ( baik langsung maupun tidak
langsung) untuk :
- bekerja dengan cara yang aman & sehat sebagaimana disyaratkan oleh hukum
dan diperintahkan oleh Manajemen.
Contoh lain dari kebijakan K3 yang digunakan oleh perusahaan CSI :
Perusahaan menempatkan nilai tertinggi pada jaminan keselamatan & kesehatan bagi
karyawan, sub-kontraktor , pihak ketiga, dan pengunjung kami. Sekalipun kinerja
kami dibandingkan dengan Perusahaan yang terbaik dalam industri yang sama seperti
misalnya industri pertambangan dan industri berat memperlihatkan bahwa kami belum
melaksanakan K3 sebaik yang telah mereka terapkan, kami harus tetap
meningkatkannya secara signifikan. Tujuan kami adalah untuk mencapai nihil
kecelakaan yang menyebabkan kematian atau cacat permanen dan untuk secara
substansial mengurangi kecelakaan yang menyebabkan kehilangan jam kerja (lost
time injury).
Perusahaan menerapkan tantangan untuk mencapai tujuan ini secara serius. Selama
tahun 2002/2003 , Komite Eksekutif telah menunjuk K3 sebagai suatu fokus korporasi
yang utama. Kami telah menetapkan target dan standar K3 secara umum yang bersifat
wajib bagi semua perusahaan dalam group, dalam hal ini termasuk kontraktor. Untuk
membantu mencapai target dan standar ini, kami telah membuat suatu buku panduan
K3 yang menggambarkan elemen utama, sistem dan prosedur sesuai dengan
pendekatan kami. Kami juga telah membuat protokol audit penilaian standar untuk
perusahaan kami guna keperluan memonitor kemajuan mereka dalam pencapaian
standar dunia.
Beberapa elemen sistem Manajemen K3 yang digunakan oleh perusahaan CSI lainnya
digambarkan sbb :
Kebijakan Kesehatan & Keselamatan :
Prinsip-prinsip Panduan :
Semua orang yang bekerja di lokasi kami mempunyai hak untuk mendapatkan
lingkungan/kondisi kerja yang aman dan sehat dan mempunyai kewajiban untuk
memberikan kontribusi pada kondisi tersebut dengan berperilaku yang bertanggung
jawab. Kami melihat K3 sebagai nilai bisnis utama yang diintregasikan pada seluruh
kinerja bisnis. Setiap cidera atau kasus sakit akibat hubungan kerja, dapat dihindari
dengan sistem kerja , peralatan , substansi, training dan supervisi yang tepat.
Manajemen K3 yang efektif mencakup penilaian resiko dari desain lokasi sejak awal -
tahap konstruksi, komisioning dan perencanaan secara keseluruhan dari suatu
organisasi dan pemeliharaannya. Semua kegiatan operasinal kami harus secara
kontinyu meningkatkan kinerja K3.
Peran dan tanggung jawab utama
Setiap Manager di semua jenjang, menjamin kesehatan dan keselamatan untuk orangorang
yang ada di tempat kerja di bawah tanggung jawabnya. Manager harus
menerapkan kebijakan dan sistem dalam area kontrol dan pengaruhnya. Chief
Executive officer (CEO) memikul tanggung jawab ini pada level group, ia mendukung
dengan tingkat kepedulian yang tinggi untuk menjamin bahwa dalam tiap divisi dan
unit bisnis manajemen memiliki otoritas, keahlian dan sumber daya yang diperlukan
untuk melaksanakan tanggung jawabnya.
Group Executive/Vice President SDM dari Perusahaan bertanggung jawab untuk
mengkoordinasi dan mengevaluasi kembali secara keseluruhan kebijakan K3,
memberikan rekomendasikan mengenai hal tersebut kepada Komite Eksekutif.
Semua karyawan memiliki tanggung jawab untuk kesehatan & keselamatan mereka
sendiri dan teman lainnya yang berada dalam lingkup/terpengaruh oleh tindakan
mereka.
Proses dan Alat Utama pada tingkat Korporasi
Divisi memiliki suatu sistem Manajemen K3 untuk memastikan adanya peningkatan
kinerja secara berkesinambungan. Hal ini didasarkan pada kebijakan K3 yang
merefleksikan kebijakan korporasi dalam hal prinsip-prinsipnya, kerangka kerja,
tanggung jawab, koordinasi dan pengawasan, kewajiban ini juga mencakup Unit baru
yang bergabung dengan Perusahaan. Sumber daya tertentu seperti manusia, keuangan
di dedikasikan dan di identifikasikan guna mencapai target.
Analisa Resiko
Proses manajemen dipastikan tersedia untuk menjamin resiko telah di identifikasikan
secara baik, terkontrol dalam organisasi, dll.
Karyawan, kontraktor dan konsumen berhak dan wajib mendapatkan informasi
mengenai resiko yang ada dan langkah-langkah yang diambil untuk mengeliminasi
atau meminimalkannya.
Suatu sistem monitoring dan kesiagaan/alert dipastikan tersedia, yang akan
memastikan adanya kontrol pada resiko di tingkat Manajemen sesuai tingkat
keseriusannya.
Audit & Inspeksi Keselamatan
Audit dan inspeksi direncanakan dan dilakukan secara reguler. Audit & Inspeksi
dilaporkan dan digunakan untuk tindakan korektif dan preventif, yang dikelola dengan
cara yang sama seperti yang dilakukan saat analisa suatu cidera.
Inspeksi dan audit ini dilakukan oleh Manajemen tingkat lini yang dilatih untuk tujuan
tersebut, mencakup juga tingkat Management Atas. Personil dilibatkan sebanyak
mungkin dalam audit dan inspeksi ini.
Sebagai tambahan audit internal ini, diperlukan adanya audit silang antara lokasi kerja
yang berbeda, yang menggunakan apa yang disebut tehnik “ fresh view”.
Analisa Cidera dan Malfungsi
Cidera, kejadian hampir celaka/near-miss atau gangguan fungsi apapun merupakan
subyek dari suatu penyelidikan yang mendalam dan metodis, yang dilakukan oleh
Manager (di sektor yang menjadi tanggung jawabnya), dengan bantuan dari staff/unit
keselamatan dan personil yang terluka atau terlibat.
Laporan harus dibuat dan memuat detail apa yang yang terjadi dan tindakan yang
diambil ( atau yang dilakukan dan skala waktunya) untuk mencegah terulang kembali,
usaha investigasi harus proporsional pada resiko potensial.
Pelaporan dan komunikasi mengenai cidera harus sesuai dengan arahan Group dan
Divisi.
Komite Manajemen K3 wajib secara reguler memeriksa relevansi tindakan yang
diambil dan menjamin bahwa tindakan tersebut dilakukan.
Pencegahan dan Kontrol resiko
Peralatan Menetap dan Bergerak
Instalasi baru didesain dan dibangun dengan mempertimbangkan keamanan operasi
dan keamanan personil perawatan.
Instalasi dan peralatan yang bergerak harus diperlihara secara efektif, diuji dan
dilakukan inspeksi, merupakan subyek untuk dikontrol secara rutin.
Alat Pelindung Diri (APD)
APD guna keperluan kerja harus diidentifikasi, kondisi di mana APD harus
dikenakan harus ditentukan dan direncanakan secara sesuai dan dirancang meliputi
training dan pengawasan untuk menjamin APD dikenakan (lihat Appendix data sheet
penggunaan APD)
Instruksi, peraturan dan prosedur
Instruksi, peraturan dan prosedur dibuat sehingga pekerjaan dapat dilakukan secara
aman, tanpa resiko pada kesehatan, dan sesuai dengan penilaian resiko, akan bersifat :
- Tertulis
- Selalu disesuaikan / diperbaharui
- Sesuai dengan peraturan hokum/regulasi
- Realistik
- Diketahui dan dimengerti oleh semua pihak yang terlibat
- Ditindaklanjuti dan dihargai
Program Tanggap Darurat
Semua lokasi kerja harus memiliki rencana tanggap darurat, yang berhubungan
dengan sifat operasi mereka dan resiko yang telah dinilai. Rencana ini harus di
perbaharui, jika diperlukan dikomunikasikan dan dipraktekan secara rutin.
Latihan wajib dilakukan dan dilatih secara rutin mencakup skenario yang
direncanakan atas resiko yang berpotensi tinggi.
(lihat appendix untuk kebijakan tanggap darurat)
Kontraktor
Peraturan K3 diterapkan dengan cara sama untuk kontraktor dan karyawan yang
bekerja di lokasi, kontrak kerjasama dengan pihak Kontraktor harus menentukan hak
dan kewajiban tiap pihak dalam hal K3. Kemampuan pihak yang dikontrak untuk
bekerja secara aman menjadi kriteria seleksi yang utama.
K3 harus secara efektif dikelola di lokasi kerja. Hal ini harus mencakup audit secara
rutin.
Kontraktor secara aktif dibantu dalam masalah keselamatan.
Indikator kinerja keselamatan untuk Perusahaan dicatat dan dilaporkan dan merupakan
alat evaluasi kinerja.
Kinerja keselamatan yang buruk tidak akan ditoleransi dan dapat menyebabkan
pemberhentian lebih cepat.
Pelatihan & Komunikasi
Pelatihan
Rencana dan program yang sesuai harus dibuat untuk menjamin semua personil
memiliki kompetensi dalam bidang K3, ini mencakup tersedianya pelatihan &
perlunya pengalaman yang sesuai.
Pelatihan Keselamatan meliputi :
- Pelatihan perilaku selamat dan mengapa K3 merupakan hal yang penting
- Pelatihan Manajemen K3
- Pelatihan penilaian resiko
- Pelatihan mengenai prosedur dan metode
- Pelatihan penggunaan peralatan kerja
- Pelatihan guna mendapatkan otorisasi dan lisensi
Ini menyangkut semua personil seperti :
- karyawan baru dan karyawan tidak tetap
- staff yang telah ada (penempatan kembali, promosi, transfer, mutasi)
- Manajemen ( audit, investigasi, tindakan pencegahan, rapat untuk
memfasilitasi, dll)
- kontraktor sesuai keperluan
Semua pelatihan keselamatan terdata, khususnya pada file pribadi secara rutin harus
dikaji ulang.
Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu faktor penting dari program keselamatan, harus
mencakup informasi mengenai program keselamatan khusus setiap lokasi, umpan
balik dalam hal kinerja dan tindakan yang diambil, mempelajari hal penting guna
mencegah kecelakaan.
Hal ini akan mendukung arus informasi yang bebas (dari atas ke bawah dan
sebaliknya)
Artikel terbaru pada International Cement review ( Juni 2004) menggariskan komponen
kunci sistem Manajemen K3 yang lebih mutakhir yang memungkinkan secara mandiri
mendapat sertifikat dari Voluntary draft British Standard OHSAS 18001 yang baru.
http://www.ohsas-18001-occupational-health-and-safety.com/
Komponen utama Sistem Manajemen K3 yang diperlukan, diusulkan sebagai :
- Sistem Manajemen Keselamatan
- Kebijakan Keselamatan & Kesehatan Kerja
- Perencanaan dan Organisasi untuk K3
- Penilaian resiko dan implementasinya, kegiatan operasinal dan pemeliharaan
langkah-langkah pengendalian resiko
- Mengukur kinerja K3 dan prosedur untuk tindakan koreksif sebagai respon atas
kejadian yang ada.
- Audit dan Manajemen review dari kinerja yang dihasilkan
Federasi Industri Semen Australia mengikhtisarkan pendekatan secara menyeluruh secara
sangat efektif dalam diagram ini :

Sistem Tanda masuk untuk Kontraktor
Analisa memperlihatkan bahwa kontraktor (pekerja tidak langsung) mempunyai resiko
lebih besar dalam hal tingkat fatalitas dan kemungkinan cidera, sementara kontraktor
tentu saja bertanggung jawab penuh untuk keselamatan mereka sendiri, diperlukan
adanya tanggung jawab Manajemen yang lebih jelas untuk menjamin bahwa kotraktorkotraktor
tersebut benar-benar sadar akan resiko kerja di lapangan dan secara bersama
menjamin bahwa kontraktor tersebut melakukan pekerjaan dengan cara yang aman dan
bertanggung jawab.
Beberapa negara ( misalnya : Irlandia, Inggris) telah mengembangkan suatu sistem tanda
masuk (paspor) untuk pembelajaran awal (pre-edukasi) dan kualifikasi awal (prekualifikasi)
kontraktor sesuai dengan persyaratan keselamatan sebelum memasuki lokasi
kerja. Skema yang digariskan di bawah ini merupakan prinsip-prinsip umum yang harus
diterapkan pada semua keadaan .
Sistem paspor keselamatan untuk Kontraktor telah dipergunakan secara luas baik
untuk operasi di off-shore maupun on-shore pada industri minyak dan gas. Mereka
menyediakan suatu alat sederhana dan praktis untuk menjamin bahwa semua
kontraktor yang bekerja di setiap lapangan perusahaan telah mempunyai kompetensi,
mendapat induksi dan dilatih dalam hal sistem keselamatan dan persyaratan
keselamatan yang minimum. Sistem paspor keselamatan bervariasi dalam format dan
ruang lingkupnya, tapi secara tipikal mencakup hal-hal berikut ini :
ο Untuk setiap kontraktor diterbitkan paspor yang ditandatangani dan diberi tanggal
setelah menyelesaikan program training induksi keselamatan yang hasilnya
memuaskan dan evaluasi pelatihan kompetensi atau keahlian apapun.
ο Paspor secara umum memiliki validitas yang terbatas baik dalam jenis pekerjaan
yang dilakukan kontraktor (mis. hot work) maupun waktu validitas paspor tsb.
ο Sistem paspor mensyaratkan pelatihan penyegaran dengan interval waktu tertentu
yang diperlukan untuk menjaga agar paspor tetap valid.
ο Skema pengadaan mungkin mencakup paspor dan persyaratan yang berbeda-beda
untuk setiap pekerja dan supervisor.
ο Paspor dapat berfungsi sebagai alat sederhana baik untuk kontraktor maupun
personil perusahaan untuk mengecek apakah seseorang telah dilatih dan cocok
melaksanakan tugas yang diberikan, dan kapan pelatihan ulang diperlukan. Jika
paspor tidak berlaku, kontraktor tidak dapat melakukan pekerjaan. Ini memberikan
insentif pada kontraktor untuk menjamin bahwa mereka memiliki hak pelatihan
dan akreditasi, dan juga menjaga agar paspor mereka selalu diperbaharui.
ο Elemen pelatihan untuk mendapatkan paspor dapat meliputi :
- Pengenalan hukum K3
- Ijin kerja yang berlaku
- Praktek kerja yang aman
- Prosedur lock-out untuk elektrikal
- Akses dan jalan masuk
- Prosedur pelaporan kecelakaan & cara mendapatkan pertolongan pertama
- Prosedur hot work (pengelasan dan pemotongan)
- Pencegahan kebakaran dan prosedurnya
- Penanganan bahan berbahaya dan resikonya serta alat pelindung diri (APD)
- Manual handling
- Bekerja dengan keran (crane) dan alat-alat berat
- Penggalian/ekskavasi
- Tool box talks
- Penilaian/analisa resiko
- Dalam beberapa kasus sejumlah perusahaan yang melaksanakan kegiatan
secara bersama-sama untuk memperoleh dan mengembangkan sistem paspor
keselamatan untuk kontraktor, hal ini untuk menghindari kebutuhan pelatihan
yang tidak perlu dan berulang dimana kontraktor memerlukan paspor yang
berbeda untuk setiap lokasi.
2.3. Slogan-slogan safety
Sebagai bagian dari sistem Manajemen K3, banyak perusahaan CSI yang telah
mengembangkan slogan-slogan dan tanda-tanda keselamatan, hal ini digunakan untuk
menggarisbawahi pentingnya keselamatan setiap hari dan untuk menjamin bahwa
karyawan sadar akan tanggungjawab mereka untuk bekerja secara aman.
Berikut ini beberapa contoh slogan yang digunakan
5. Manajemen Keselamatan
3.1. Definisi Keselamatan CSI dan Kriteria Pelaporan
Suatu dokumen detail yang mendiskusikan definisi dan kriteria pelaporan tersedia di
website WBCSD :
http://www.wbcsd.ch/DocRoot/fucY6kajLmftTR8CgnWO/cement-safety-guide.pdf
3.2. Analisa kejadian fatal tahun 2000-2003
Karena kejadian fatal merupakan tragedi paling serius yang dapat terjadi pada industri
semen, TF3 mengumpulkan semua data statistik yang ada, dan melakukan analisa secara
menyeluruh untuk memperoleh strategi pencegahan kejadian fatal yang paling mungkin.
Data dari sejumlah anggota CSI dikumpulkan dan dianalisa sbb :
- Terjadi 389 kecelakaan fatal dari 300,000 karyawan selama 4 tahun terakhir
- Rasio kecelakaan fatal yang terjadi pada kontraktor, bila data tersedia 8 (delapan)
kali lebih banyak dibandingkan karyawan
- Rasio keseluruhan bila dikombinasikan (karyawan dan kontraktor) adalah 2.67
untuk study tersebut.
Penyebab kejadian fatal di Perusahaan CSI
Analisa berdasarkan penyebab memperlihatkan bahwa 79% dari kejadian fatal timbul
dari 3 penyebab utama :
- Lalu lintas/trafik dan peralatan bergerak ( 43%)
- Jatuh dari ketinggian dan tertimpa benda yang terjatuh ( 21%)
- Terjepit / terperangkap dalam peralatan yang bergerak (15%)
Yang lain adalah :
Rasio kejadian fatal berdasarkan aktifitas dan kategori
Analisa berdasarkan aktifitas bisnis mengindikasikan bahwa pada rata-rata kegiatan
aggregates, concrete dan asphalt (ACA) memiliki rasio kejadian fatal yang sama atau
sedikit di bawah aktifitas produksi semen. Saat ini CSI sebagai langkah awal
memfokuskan diri pada aktifitas semen, data terakhir untuk aktifitas ini memiliki tingkat
probabilitas yang lebih tinggi, walaupun terlihat memiliki rasio kejadian fatal yang lebih
rendah.
Kejadian fatal berdasarkan kategori umur, jam, hari dan bulan, pekerjaan
ο Kecelakaan fatal karyawan tertinggi terjadi pada usia 30-40 an
ο Kecelakaan fatal kontraktor tertinggi terjadi pada usia 40-50 an
ο Kecelakaan fatal pihak ketiga tertinggi terjadi pada usia belasan
ο Data yang terkumpul memperlihatkan : waktu kejadian fatal tertinggi pada jam 10
pagi sampai tengah hari
ο Kejadian fatal lebih banyak terjadi pada hari Senin dibandingkan dengan harihari
lainnya dalam seminggu
ο Tingkat cidera tertinggi terjadi bulan January dan Maret, mungkin berhubungan
dengan kondisi cuaca dingin.
ο Pengemudi mencapai kontribusi hampir 50 % dari kejadian fatal
Kejadian fatal berdasarkan Wilayah
Analisa secara regional mengindikasikan bahwa resiko yang jauh lebih tinggi terjadi
pada wilayah Negara berkembang seperti Asia, Afrika dan Amerika Selatan. Resiko
kontraktor menonjol di Eropa Barat dan Timur Jauh serta Afrika, sementara resiko pihak
ketiga menonjol di Asia.
Rasio kejadian fatal dibandingkan dengan industri lainnya
Dibandingkan dengan industri lainnya, rasio kejadian fatal pada industri semen secara
keseluruhan lebih tinggi dari kebanyakan yang lain. Efek ini utamanya karena rasio
kejadian fatal kontraktor yang tinggi sementara rasio kejadian fatal karyawan agak
sedikit di atas rata-rata dari industri yang sejenis.
Aturan Keselamatan yang digunakan oleh salah satu Perusahaan :
ο Seseorang yang bekerja pada/dengan peralatan yang mempunyai bagian yang
bergerak harus mempunyai prosedur yang secara personal menjamin peralatan
tersebut telah ditiadakan enerjinya, diisolasi dan di lock out /tag out
ο Tidak seorangpun boleh menghentikan atau melakukan bypass suatu proses
interlock safety - baik secara mekanis maupun elektrikal.
ο Seseorang yang bekerja pada posisi dengan potensi terjatuh dari ketinggian 1,8
meter atau lebih harus menggunakan peralatan pelindung diri dari terjatuh.
ο Seseorang yang melakukan pengelasan, pemotongan atau brazing lebih dari 6
meter dari bahan yang mudah terbakar harus mendapatkan ijin hot work dan
menerapkan persyaratan kerjanya.
ο Seseorang yang memasuki ruang tertutup/confined space harus mendapatkan
ijin masuk yang sesuai dan menerapkan persyaratan kerjanya.
ο APD yang ditentukan harus selalu dipakai saat menjalankan proses pekerjaan
atau melakukan pekerjaan dengan sistem yang terbuka (mis. pembersihan
sumbatan material, pekerjaan elektrikal, dll).
ο Pengunaan obat-obat terlarang benar-benar dilarang di lokasi kerja manapundan
tidak diperbolehkan mengkonsumsi alkohol/obat legal lainnya yang dapat
mempengaruhi konsentrasi secara personal.
3.3. Kesimpulan :
Penyebab kejadian fatal dan pencegahan
Tabel di bawah ini mengikhtisarkan pada resiko kejadian fatal yang tinggi, penyebab
utama dan strategi pencegahan yang terkait. Adalah penting bahwa Manajemen
menerapkan strategi pencegahan ini dan mematuhinya secara konsisten dalam mengelola
kegiatan di lokasi sehari-hari.
Kategori resiko Tinggi Pencegahan :
- Kontraktor – Manajemen keselamatan kontraktor
- Karyawan tidak tetap yang masih muda – Induksi K3 secara khusus
Penyebab langsung
- Lalu lintas & peralatan bergerak (43%) - Pelatihan bagi pengemudi
- Jatuh dari ketinggian atau kejatuhan - Prosedur keselamatan untuk bekerja di
obyek dari ketinggian ( 21%) ketinggian dan pelindung dari kejatuhan
- Terjepit pada peralatan yang - Prosedur isolasi peralatan.
bergerak (15%)
3.4. Analisa Kecelakaan yang menyebabkan hari hilang (Lost Time Injury)
Statistik berikut ini berhubungan dengan data yang tersedia dari salah satu Perusahaan
CSI .
Penyebab dan Jenis Cidera secara tipikal
Penyebab utama adalah terpeleset , tersandung dan jatuh (29%), obyek yang jatuh atau
bergerak (19%) dan kegiatan mengangkat, kelebihan beban dan pengerahan tenaga secara
berlebih (18%). 3 (tiga) penyebab utama ini mencapai 66% dari total kecelakaan.
ο Kebanyakan cidera pada lengan dan tangan (32%), kaki dan telapak kaki (25%)
serta punggung (13%), cidera ini mencapai 71 % dari total
Kategori Cidera dan Umur secara tipikal
ο Operator peralatan (39%) dan operator secara umum (33%) adalah jenis pekerjaan
yang paling banyak mendapat cidera
ο Usia 30-39 tahun adalah rentang umur yang paling tinggi mendapat cidera (33%),
diikuti oleh pekerja dengan usia 20-29 tahun (25%) dan 40-49 tahun (24%)
Kesimpulan penyebab cidera dan pencegahannya
Tabel berikut mengikhtisarkan penyebab cidera utama dan strategi pencegahan yang
terkait. Strategi pencegahan ini harus ditanamkan pada pengelolaan operasional harian
secara terus menerus.
Penyebab Cidera Pencegahan
- Terpeleset, tersandung dan jatuh - Housekeeping, membersihkan jalan
lalu lintas/walkways
- Obyek yang terjatuh/bergerak - Pelindung pada mesin dan area yang
tinggi.
- Mengangkat dan beban berlebih - Pelatihan manual handling
Jenis Cidera
- Lengan dan tangan - Penggunaan APD yang sesuai & benar
- Kaki dan telapak kaki - Penggunaan APD yang sesuai & benar
- Cidera punggung - Penggunaan lifting gear, forklift
APD: Alat Pelindung Diri
3.6. Segitiga Cidera (Injury Triangle)
Untuk tiap industri, seperti terlihat pada contoh, ada hubungan statistik antara berbagai
kategori keseriusan cidera dari “kejadian hampir celaka /near miss” hingga kematian atau
kejadian fatal. Hal ini penting untuk menitikberatkan pada perlunya monitoring dan
pengurangan “kejadian hampir celaka” untuk mengurangi kemungkinan cidera yang
bersifat serius. CSI TF3 belum mengumpulkan dan menganalisa data kejadian ”hampir
celaka”, namun beberapa Perusahaan CSI telah melakukannya secara pribadi dan telah
terbukti membawa manfaat.
3.7. Panduan Pencegahan Cidera
Informasi yang berhubungan dengan cidera dalam berbagai bahasa dapat ditemukan pada
(daftar ini tidak lengkap), sumber lain mungkin ada dan dapat dibandingkan :
ο Panduan ILO untuk mencegah kecelakaan industrial terbanyak ( ILO Guideline
Prevention of Major Industrial Accident , 1991 )
http://www.ilo.org/public/english/protection/safework/cops/english/download/e91
0972.pdf)
ο Kesehatan Kerja WHO (WHO Occupational health)
http://www./who.int/oeh/OCHweb/OCHweb/OSHpages/OSHdocuments/WHOO
SHDocuments/WHOOCHDocumentshtm
ο IFC: Panduan Lingkungan, Keselamatan & Kesehatan ( IFC: Environmental ,
Health & Safety Guideline )
http://ifcln.ifc.org/ifcext/enviro.nsf/Content/EnvironmentalGuidelines
Panduan Lingkungan, Keselamatan & Kesehatan untuk Plants Material
Konstruksi :
http://ifcln.ifc.org/ifcext/enviro.nsf/AtachmentsByTitle/gui_constmatplants/$FIL
E/constmat.pdf
ο Agency Eropa untuk Keselamatan & kesehatan kerja (European Agency for safety
& Health at work)
Factsheet, dalam semua bahasa resmi uni eropa
http://agency.osha.eu.int/publications/factsheets/index_en.htm
ο Departemen Tenaga Kerja, Administrasi Keselamatan & kesehatan kerja US (
US.Department of Labor, Occupational safety & health Adminsitration (OSHA)
http://www.osha.gov/html/a-z-index.html#S
ο Canada, Worker’s Compensation Board of B.C (WCB) – Health & safety Centre
http://regulation.healthandsafetycentre.com/s/Home.asp
ο Australian Government, National Occupational health & safety Commission,
National Standard and Codes of Practice
http://www.worksafe.gov.au/OHSLegalObligations/NationalStandards/nationalsta
ndards.htm
ο Japan International centre for Occupational Safety & health (JICOSH), Guidelines
http://www.jicosh.gr.jp/english/guideline/index.html
ο Japan Industrial safety and Helath Association (JISHA)
http://www.jisha.or.jp/
ο Asia-Pasific Occupational safety and health Organization (APOSHO)
http://www.aposho.org/members.html
3.8. Praktek-Praktek yang baik dalam keselamatan
Item berikut ini memberikan contoh praktek safety yang baik di pabrik semen.
3.8.1. Peralatan Bergerak / Mobile Plant
Bahaya umum yang terkait dengan alat berat (mis. dumper truck, front loading shovels
dan forklift) yang digunakan di penambangan dan transportasi material bulk a.l seperti
kasus tabrakan kendaraan, ankle yang terpelintir saat menaikan dan membongkar
material dll. Tabrakan kendaraan memiliki potensi sebagai insiden berat, baik yang
terjadi di lokasi penambangan maupun pada lokasi pengolahan/manufacturing. Saat
melaporkan dan menganalisa insiden, akan sangat membantu jika dibedakan antara
proses produksi, proses penambangan atau kegiatan transportasi di luar pabrik secara
umum. Insiden dapat dikurangi dengan pelatihan bagi pengemudi, meningkatkan
kesadaran karyawan yang bekerja dengan menggunakan kendaraan tersebut,
menggunakan jalur yang ditentukan serta pemisahkan jalur kendaraan dan pejalan kaki.
Kendaraan yang modern juga menawarkan visibilitas yang lebih baik, membantu lebih
jauh dalam mengurangi resiko seperti yang ada pada peralatan model lama.
Keselamatan Mengemudi
Golden Rule :
Semua kategori kendaraan, termasuk self propelled mobile plant, tidak boleh
dioperasikan kecuali :
ο Kendaraan sesuai dengan tujuannya, dilakukan inspeksi dan konfirmasi sesuai
dengan standar kerja yang aman (SOP).
ο Jumlah penumpang tidak boleh melebihi spesifikasi desain pabrik kendaraan
tersebut.
ο Muatan aman dan tidak melebihi spesifikasi desain pabrik atau batas legal
untuk kendaraan
ο Sabuk pengaman dipasang dan dipergunakan oleh semua penumpang.
ο Helm keselamatan (safety helmet) dipakai oleh pengendara dan penumpang
sepeda motor, sepeda, quad, snow-mobile dan kendaraan yang sejenis
Pengemudi tidak diberi wewenang untuk mengoperasikan kendaraan kecuali :
ο Mereka sudah terlatih, mempunyai sertifikat dan secara medis sehat untuk
mengoperasikan kendaraan
ο Mereka tidak di bawah pengaruh alkohol, obat-obatan , atau menderita
kelelahan/fatigue
ο Mereka tidak menggunakan handphone atau radio saat mengemudi
(praktek terbaik adalah dengan mematikan semua telpon dan radio 2(dua) arah saat
mengemudi)
Mundur dengan aman untuk kendaraan penarik di jalan/road haulage dan
mobile plant
Standard berikut ini adalah persyaratan minimum yang digunakan oleh salah satu
Perusahaan CSI untuk menjamin sistem yang aman dan efektif untuk memundurkan
kendaraan. Persyaratan tambahan serta peraturan lokal harus juga dijalankan
sepanjang waktu.
Semua perusahaan yang memiliki dan menyewa kendaraan penarik dan mobile plant
harus memiliki suatu sistem peringatan mundur yang dapat didengar dan efektif, jika
memungkinkan suatu sistem yang dapat terlihat seperti bleeper mundur yang
dilengkapi dengan lampu mundur warna putih.
Kendaraan penarik dan kendaraan bergerak milik kontraktor yang bekerja untuk
perusahaan wajib juga memiliki sistem peringatan mundur yang dapat didengar dan
dilihat secara efektif.
Penilaian resiko harus dilakukan di tiap lokasi untuk mengidentifikasi langkahlangkah
kontrol lebih jauh yang mungkin diperlukan, mis. sistem Manejemen lalulintas,
tanda-tanda atau banksmen yang terlatih, dll. Sebagai tambahan, penilaian
resiko harus dilakukan untuk semua kendaraan dan peralatan bergerak guna
identifikasi apakah diperlukan peningkatan visibilitas pengemudi, seperti perlunya
cermin tambahan atau kamera untuk mundur dengan monitor di dalam kabin
pengemudi.
Operator kendaraan yang membawa penumpang secara rutin serta kendaraan lain
yang mengunjungi lapangan harus benar-benar didukung untuk memasang alat
peringatan mundur yang sesuai, guna menjamin kendaraan tersebut dapat bergerak
secara aman. Untuk sementara, standar kerja/operasi yang aman sebagai alternatif
harus dibuat.
Jika kendala lingkungan menimbulkan masalah terkait dengan penggunaan sistem
peringatan untuk mundur yang terdengar, alat audible alternatif dapat dipasang, mis.
suatu alat yang mengubah intensitas suaranya tergantung pada tingkat kebisingan
lingkungan atau alat yang secara terarah serta tidak terlalu menganggu lingkungan
(white noise). Jika peraturan lokal secara tegas melarang adanya sistem suara,
alternative lain tetapi sama efektifnya harus tersedia.
Sistem peringatan untuk mundur secara rutin harus dicek dan secara khusus juga
dilakukan sebelum dimulainya hari kerja/shift. Saat pengecekan sistem peringatan
untuk mundur yang bersuara, pemeriksaan harus juga menjamin suatu tingkat
intensitas kebisingan yang mencukupi.
Tehnologi kamera untuk melihat ke belakang dapat membantu operator loader dan
pengemudi truk untuk melihat apa yang terjadi di area mereka, yang sebelumnya
secara tipikal tidak dapat terlihat.
Feature sistem kamera untuk melihat ke belakang meliputi :
ο Heavy –duty design, dapat tahan di lingkungan yang keras - tahan air
ο Sistem hitam putih atau berwarna
ο Iluminator infra untuk lokasi kerja dengan penerangan yang rendah
ο Kabel multi seksional agar pemeliharaan lebih mudah
ο Ruang pandang yang luas.
ο Microphone built –in dengan suara yang jelas .
ο Kerangka tahan tumbukan (high impact resistance housing)
ο Kompensasi backlight guna mengontrol kualitas gambar untuk semua kondisi
penerangan
Selalu mengemudi secara waspada
Beberapa pengemudi kendaraan berpikir bahwa dengan mengetahui tehnik mengemudi
dasar seperti mengubah gear, mengerem dan berputar sudah cukup untuk
dipertimbangkan sebagai pengemudi yang baik. Hal ini salah karena untuk menjadi
pengemudi yang aman, anda memerlukan bukan hanya tehnik tetapi juga tanggung jawab
dan sikap profesional berhubungan dengan apapun yang terjadi saat mengemudi; apakah
ini berhubungan dengan kita sendiri, dengan kondisi jalan, pengemudi lain, pejalan kaki
dan kondisi cuaca ( lihat appendix untuk datasheet Safe Driving).
Pengemudi yang baik
Beberapa aktifitas guna mendorong anda mengemudi secara benar adalah :
Perhatian :
Ini berarti selalu waspada pada apa yang tejadi atau dapat terjadi, bukan hanya apa
yang anda lakukan, tetapi juga apa yang dilakukan pengemudi lain atau orang lain di
sekitarnya.
Akuntabilitas : bertanggung jawab untuk konsekuensi yang mungkin terjadi dari tiap
tindakan atau kejadian, ini berarti mengambil keputusan yang benar dan tepat waktu,
sesuai dengan situasi yang ada.
Tetap tenang :
Tetap tenang dan kalem , bahkan saat berada di bawah provokasi eksternal. Jangan
melarikan diri.
Peringatan : Cintalah kehidupan, kehidupan kita dan kehidupan orang lain, hal ini
akan mengarahkan kita untuk mengemudi dengan hati-hati, memberikan hak pejalan
kaki, kendaraan emergensi , dll.
Taati rambu-rambu di jalan :
Mengetahui dan selalu mentaati rambu-rambu jalan, bahkan jika tidak ada kendaraan
lain di dekat kita. Ini akan mencegah kecelakaan yang mungkin saja terjadi .
Operasikan dan pelihara kendaraan anda dengan benar; kegagalan tehnik apapun akan
menghabiskan waktu dan uang. Cidera yang diakibatkan oleh kegagalan mekanis
dapat mengarah pada resiko yang bersifat fatal.
Mengemudi secara waspada
Aktifitas utama yang perlu dikembangkan adalah mengemudi dengan hati-hati,
banyak kecelakaan dapat dihindari dengan mengantisipasi dan mengetahui
kemungkinan kesalahan yang dilakukan orang lain. Mengemudi dengan hati-hati
artinya mengantisipasi dan berfikir mengenai orang lain.
Aturan untuk mengemudi secara hati-hati adalah :
Selalu waspada untuk menghindari kejutan yang pasti tidak menyenangkan, selalu
melihat bukan saja pada jalan di depan tetapi juga di sisi lainnya. Gunakan kaca spion
dan jika pandangan terbatas, kurangi kecepatan. Selalu menjaga jarak aman dari
kendaraan di depan anda, gunakan aturan 3-4 detik : 3 detik membuat jarak dalam
kondisi normal dan 4 detik dalam kasus kondisi mengemudi yang tidak sesuai. Saat
mengemudi, kontrol kendaraan secara penuh-indikasikan gerakan anda kepada
pengemudi lainnya saat berhenti atau berputar, beritahukan pada mereka sebelumnya.
Walaupun anda mempunyai hak jalan, perhatikan selalu kendaraan lain. Jangan
pernah mengira bahwa mereka akan memberikan anda hak jalan .
Jangan pernah mengganggu pengemudi lainnya, apakah memprovokasi mereka atau
membalas dendam.
Antisipasi reaksi pejalan kaki, khususnya bila berada di dekat sekolah / rumah sakit.
3.8.2. Bekerja di ketinggian
Kontrol yang berkaitan dengan bekerja di ketinggian atau pada ruang tertutup/confined
space (mis. ijin kerja, penilaian resiko pekerjaan) akan efektif untuk mengurangi cidera
dengan meningkatkan kesadaran akan bahaya, menjamin diterapkannya metode kerja
yang benar dan pastikan bahwa peringatan yang sesuai telah dikomunikasikan.
Penggunaan wajib dari berbagai peralatan keselamatan (harness, safety nets) yang
dipastikan untuk melindungi pekerja dari kemungkinan terjatuh, meminta perijinan dan
inspeksi secara rutin di tempat kerja biasanya merupakan metoda yang umum
dipergunakan ( lihat appendix untuk datasheet Working at height)
Tangga
1. Tangga utama hanya untuk akses
2. Sebelum dipergunakan, pastikan apakah tangga dalam kondisi baik
3. Tangga harus terikat dan berpijak pada alasnya
4. Tangga harus diperpanjang1 (satu) meter di atas platform sebagai pegangan
tangan saat naik/turun.
5. Sebagai pemandu sudut, tangga harus “one out every four up”.
Scaffolding/perancah
1. Semua perancah harus didirikan, diubah atau dibongkar oleh ahli perancah
yang terlatih , kompeten dan mempunyai sertifikat.
2. Peralatan pelindung jatuh (fall arrest) harus dipergunakan oleh ahli perancah
jika bekerja di atas 4 meter dengan sisi yang tidak terlindung (untuk pekerja
lain, batas ini biasanya hanya 2 meter)
3. Perancah harus diinspeksi oleh orang yang kompeten dan pelaporan hasil
inspeksi terdata pada buku log perancah.
a. Sebelum penggunaan pertama
b. Setelah perubahan yang substansial
c. Setelah angin besar atau tumbukan
d. Jangka tertentu yang tidak melebihi 7 (tujuh) hari.
4. Jangan pergunakan dan bekerja dengan perancah kecuali luas platform
perancah tersebut minimal 4 board, dilengkapi dengan handrail, intermediate
rail dan toe board .
5. Pekerjaan ringan dapat dilakukan tanpa handrail tetapi diperlukan penggunaan
full harness yang dapat dikaitkan pada anchor
6. Akses harus dilengkapi dengan tangga yang aman
7. Jangan memindahkan board perancah, handrail atau anchor untuk
menjalankan kegiatan.
Perubahan hanya dibuat oleh scaffolder yang mempunyai kompetensi.
Perancah Bergerak (Mobile scafoold tower)
1. Dioperasikan oleh tenaga yang terlatih, kompeten, dan mempunyai sertifikat
yang sesuai.
2. Dioperasikan di landasan tanah yang rata dan kuat, terbebas dari adanya
pekerjaan di bawah tanah.
3. Area kerja di bawah – sekitarnya ditandai dengan lingkaran atau alat/tanda
yang sesuai.
4. Platform dilengkapi dengan handrail, intermediate rail dan toeboard. Akses
menuju platform harus malalui tangga internal.
Bekerja pada Permukaan Tambang
Driller dan tenaga pembuat lubang ledakan (loading shotholes) bekerja berdekatan
dengan sisi permukaan tambang, walaupun mereka telah bertindak secara hati-hati saat
berada di lokasi, suatu bentuk perlindungan sisi permukaan tambang tetap diperlukan.
Sistem yang direkomendasikan seperti penggunaan strapping/pengikat antara tiang
alumninium yang terikat secara kuat, tiang galah dan pengikatnya juga dapat
dipergunakan untuk menangani situasi di mana seseorang mungkin harus mendekat ke
arah barrier. Standar kerja aman, untuk menggabungkan semua kegiatan harus tersedia
untuk tim pekerja/pengawas keselamatan. Setiap pekerja mungkin perlu menggunakan
harness dan harus dilatih untuk penggunaannya.
Penggunaan Safety harneses
Semua safety harnesses (termasuk yang digunakan oleh kontraktor) harus dicek sebelum
dipergunakan untuk item berikut :
a. Terdapat label yang dapat dilacak dan dilekatkan sesuai keperluan pada alat tsb.
b. Pengecekan jaring dan tali temali :
- Kemungkinan adanya lubang atau sobekan
- Dipergunakan secara berlebihan
- Terbakar atau terkena zat kimia
- Serat telah mengeras/kaku
- Bagian jahitan terbebas dari lubang.
c. Pengecekan fitting logam :
- Adanya sisi yang tajam
- Cara penggunaan yang berlebihan
- Pengoperasian yang kurang benar
- Adanya distorsi/kerusakan
d. Jangan gunakan peralatan ini untuk aktifitas yang akan merusaknya mis. jangan
mematahkan lanyard.
e. Jika peralatan dalam kondisi basah-lembab , keringkan di lokasi dengan ventilasi
yang baik dan jauhkan dari sumber panas secara langsung.
Bekerja di ketinggian :
Golden Rules :
Bekerja pada ketinggian 2 meter (6 kaki) atau lebih tinggi dari atas tanah tidak dapat
dilakukan , kecuali :
ο Bila dipergunakan/tersedia platform menetap (fixed) yang dilengkapi dengan
guard atau handrail dan telah disetujui oleh tenaga yang mempunyai
kompetensi untuk hal tersebut, atau
ο Dipergunakannya peralatan penahan jatuh yang memiliki :
- anchor yang baik dan benar, dengan overhead yang telah terpasang
- full body harness menggunakan kunci ganda dengan pengancing yang
dapat mengunci sendiri untuk tiap sambungan yang ada.
- lanyard terbuat dari serat sintetis
- tahan guncangan/shock absorber
ο Peralatan penahan jatuh akan menahan dari kondisi terjatuh secara bebas
setinggi kurang-lebih 2 meter ( 6 kaki).
ο Dilakukan inspeksi secara visual pada peralatan penahan jatuh dan bagianbagiannya,
peralatan yang telah rusak atau tidak dapat dipergunakan lagi harus
dikeluarkan dari daftar peralatan/penggunaan.
ο Hanya tenaga yang mempunyai kompetensi yang dapat melaksanakan kegiatan
3.8.3. Isolasi/Lock out Peralatan
Isolasi adalah salah satu area penting dari keselamatan peralatan dan dengan
berkembangannya tehnologi di dunai industri, prosedur ini menjadi lebih komplek,
tetapi sistem yang efektif yang secara pasti akan mengisolasi mesin dari semua sumber
energi yang ada adalah hal yang amat esensial.
(lihat appendix untuik Tag out lock out procedures)
Sistem Isolasi dari bahaya
Prosedur isolasi yang tertulis dan detail harus ditentukan dan disahkan, dan hal ini harus
mencakup semua area isolasi :
Isolasi Elektrikal
ο Matikan semua switch isolasi elektrikal , yakinkan bahwa isolasi lokal efektif,
beberapa mesin memerlukan isolasi sub-station. Setiap pekerja harus memiliki
kuncinya pribadi untuk menjamin proses isolasi tersebut.
Isolasi proses
ο Matikan suplai udara bertekanan/compressed air supply
ο Matikan steam
ο Cegah elevator run-back
ο Alihkan system tranportasi
ο Cegah masuknya material
ο Lakukan isolasi pada barring gear
ο dll
Proses ini harus dirinci untuk setiap prosedur isolasi yang potensial, setiap langkah harus
dilakukan dan kemudian di beri tanda (tagged off). Pemeriksaan akhir wajib dilakukan
oleh Supervisor sebelum memulai suatu pekerjaan.
3.8.4. Tergelincir, Tersandung dan Jatuh (slips, trips, and falls)
Tergelincir, tersandung dan terjatuh adalah penyebab umum yang lain dari cidera dalam
industri, hal ini dapat terjadi di/dari permukaan yang tidak rata pada lokasi penambangan
dan jalan atau adanya masalah dengan housekeeping yang kurang baik di area kerja.
Sebagaimana hasil dari analisa kecelakaan, tergelincir, tersandung dan terjatuh
menyebabkan hampir 30% dari cidera
(lihat catatan untuk slips, trips and falls prevention policy).
Kemungkinan tergelincir, tersandung dan terjatuh dapat dikurangi melalui prosedur
housekeeping sederhana sebagai berikut :
ο Jaga tempat kerja agar selalu tetap rapi
ο Pergunakan tempat pembuangan scrap dan sampah yang tersedia.
ο Tata letak dan tata ruang yang rapi dapat menghindarkan kemungkinan cidera
ο Pekerjaan tidak dapat dianggap selesai sampai Anda selesai merapikannya.
ο Housekeeping yang baik mengarah pada keselamatan secara lebih luas.
ο Tumpuk dan tatalah material pada posisi yang stabil dan kokoh
ο Letakkan alat dan peralatan lain untuk menghindari terjatuh atau menjatuhi orang
di bawahnya
ο Pasang rambu-rambu dengan jelas di pagar atau penutup lubang di lantai, atap
atau tanah.
ο Rapikan dan bersihkan gang, jalan setapak, jalan dan tangga dari penghalang.
ο Setiap pekerjaan penggalian di area kerja harus diberi tanda/dikelilingi dengan
handrail.
ο Menyediakan toeboard dan railing pada semua perancah dan platform.
ο Saat bekerja di ketinggian singkirkan semua material yang dapat terlepas seperti
baut, mur, pea\ralatantools, kayu-kayu,dll jika pekerjaan telah selesai.
ο Jangan pernah melemparkan alat atau material, pastikan disampaikan dari tangan
ke tangan
ο INGAT, sebuah mur atau baut yang terjatuh dari ketinggian dapat membunuh
seseorang.
3.8.5. Manual Handling
Karena sifat suatu tugas yang kadang berulang terkait dengan produksi semen, penting
untuk menjamin bahwa telah diberikan pelatihan yang benar pada karyawan mengenai
manual handling ( lihat appendix untuk Manual Handling procedure).
ο Pertama kenali pekerjaan, jika anda pikir beban tersebut terlalu berat mintalah
bantuan atau gunakan keran (crane) atau forklift.
ο Perhatikan sisi yang tajam, pecahan atau paku
ο Lepaskan atau tekan paku yang ada sebelum anda melewati material tersebut atau
membuangnya.
ο Jangan mencoba membawa beban yang anda tidak dapat memikulnya dan
singkirkan dahulu penghalang yang ada sebelum mengangkat barang tersebut.
ο Tumpuk barang dengan hati-hati dan rapi di truk atau trailer
ο Saat mengangkat beban yang berat, pergunakan kaki anda sebanyak mungkin
untuk menopang otot punggung anda.
ο Pastikan ada pegangan yang cukup kuat untuk bahan tertentu.
ο Jaga punggung anda tetap lurus dan menghadap ke depan
ο Lenturkan dan tekuk lutut anda
ο Ambil posisi yang stabil, angkat dengan kokoh dan jangan memelintirkan badan
anda.
ο Saat mengangkat atau membawa suatu peralatan, perhatikan titik beban.
3.8.6. Kebakaran
Secara umum, terdapat beberapa jenis bahan/peralatan yang mudah terbakar di area
pabrik semen. Beberapa kasus kebakaran belt conveyor yang signifikan telah terjadi
(lihat photo) saat belt keluar dari roda, terjadi friksi karena panas atau pembakaran yang
terjadi kemudian. Kebakaran dapat menyebar dalam hitungan menit ke seluruh belt
conveyor dan menghasilkan emisi asap yang mengandung racun dan kerusakan pada
kerangka conveyor itu sendiri. Di bidang K3 hal yang penting adalah adanya jalan keluar
yang aman di kedua ujung conveyor, penggunaan detektor panas pada conveyor tension
station dan penggunaan belt dari bahan yang tidak mudah terbakar, hal ini perlu
direncanakan untuk mengurangi resiko kebakaran yang mungkin terjadi.
Pastikan prosedur pemadam kebakaran telah tersedia.
Kabel listrik dapat pula menyebabkan atau menghantarkan kebakaran yang juga
menghasilkan emisi asap beracun tinggi, dengan alasan tersebut cable tunnel dapat
merupakan bahaya keselamatan yang cukup signifikan dalam kasus kebakaran. Sangat
penting untuk memiliki jalur yang telah ditentukan sebagai jalan keluar personil secara
cepatdari ruang tersebut.
Penyimpanan berbagai jenis bahan bakar harus sesuai dengan peraturan dan praktek yang
baik, hal ini juga menyangkut penyimpanan batubara, pet-coke, ban dan barang yang
sejenis, bila perlu dapat dipasang rambu peringatan kebakaran yang sesuai khususnya
pada daerah dengan iklim yang panas dan kering.
Pembuangan sampah yang benar dan housekeeping yang tertata adalah bentuk
pencegahan yang terbaik.
3.8.7. Memasuki silo dan/atau ruang tertutup (confined space)
Confined space adalah ruang
dengan sifat tertutup di mana
terdapat resiko kematian atau
cidera serius dari bahan atau
kondisi yang berbahaya.
Memasuki Confined Space
Peraturan :
Masuk ke dalam confined space tidak dapat
dilakukan kecuali :
ο Semua pilihan lain yang ada telah dilakukan
ο Surat Ijin telah diterbitkan dengan otorisasi
dari orang yang bertanggung jawab untuk hal
itu.
ο Surat ijin dikomunikasikan keseluruh personil
yang terkait dan ditempatkan pada lokasi ttt.
(jika diperlukan).
ο Semua tenaga kerja yang terlibat merupakan
orang yang mempunyai kompetensi untuk
melakukan pekerjaannya
ο Semua sumber energi yang mempengaruhi
ruangan tersebut telah diisolasi.
ο Dilakukan analisa udara, verifikasi dan diulang
secara rutin sesuai yang ditentukan dalam
penilaian resiko
ο Tempatkan tenaga yang stand by
ο Cegah orang yang tidak berkepentingan untuk
masuk.
Resiko timbul karena :
ο Kurangnya oksigen
ο Adanya gas, asap atau
uap yang beracun.
ο Adanya cairan atau zat
padat, yang mungkin
dapat memenuhi ruangan
secara tiba-tiba.
ο Kemungkinan terjadinya
kebakaran dan ledakan’
ο Debu
ο Kondisi ruangan yang
panas
Untuk meminimalkan resiko :
ο Sedapat mungkin hindari
untuk masuk ke dalam
confined space, mis.
dengan melaksanakan
pekerjaan dari luar.
ο Sumbatan yang terjadi di silo dapat dibersihkan dengan menggunakan alat
pemukul berputar yang dioperasikan dari jarak jauh, penggunaan vibrator atau
pembersih udara.
ο Lakukan inspeksi, pengambilan sampel atau pekerjaan pembersihan dengan
menggunakan peralatan yang benar dan sesuai.
ο Gunakan kamera jarak jauh untuk melakukan inspeksi bagian dalam vessel.
ο Jika prosedur masuk tidak dapat dihindari, patuhi sistem kerja yang benar :
- Pastikan adanya penunjukan seorang supervisor
- Pastikan tenaga yang ada telah dilatih sesuai dengan pekerjaan ini.
- Lakukan prosedur isolasi
- Lakukan pembersihan sebelum masuk
- Lakukan pengecekan ukuran pintu masuk
- Cukupi keperluan ventilasi
- Lakukan pengujian dan analisa udara
- Cukupi peralatan dan penerangan khusus yang diperlukan
- Sediakan alat bantu pernapasan sesuai kebutuhan.
ο Tersedia prosedur emerjensi yang siap diterapkan bila terjadi keadaan darurat
sebelum pekerjaan dimulai .
- Pengecekan fungsi alarm.
- Tersedia peralatan untuk penyelamatan dan resusitasi (P3K)
- Kemampuan regu penyelamat (pengetahuan mengenai penyelamatan dan
peralatan resusitasi)
- Prosedur shut down
- Prosedur pertolongan pertama
- Fasilitas pelayanan emerjensi lokal
(lihat apendiks prosedur memasuki kiln)
3.8.8. Electrocution (kematian karena listrik)
Karena pabrik semen sangat intensif energinya, dipastikan terdapat peralatan distribusi
tenaga yang cukup signifikan di semua pabrik, pemeliharaan yang bersifat elektrikal
harus dilakukan secara profesional agar tidak menimbulkan bahaya keselamatan.
Prosedur isolasi/lock out harus dipatuhi dengan seksama, pengetahuan yang mencukupi
harus diberikan pada kemungkinan timbulnya umpan balik karena sistem yang terbalik
atau pemberian energi dari arah yang sebaliknya; setiap Supervisor elektrik harus
mengelola masalah ini.
Hal ini bukan mengatakan bahwa orang yang tidak kompeten/berwenang tidak boleh
membuka atau berusaha menjalankan peralatan elektrikal, tetapi dimaksudkan sebagai
bagian dari prosedur isolasi; jika karyawan tersebut perlu mengakses ke peralatan
elektrikal (sebagai contoh untuk me-reset overload trips) mereka harus dilindungi dari
kemungkinan terjadinya kecelakaan melalui kontak dengan live terminal atau busbars
(mis. menutupinya dengan kerangka plastik).
Bahaya listrik utama lainnya yang harus dipikirkan adalah adanya kontak tiba-tiba
dengan peralatan bertegangan tinggi atau peralatan yang menyentuh kabel overhead. Jika
ditemui adanya kabel overhead, diperlukan tanda bahaya yang sesuai dan “gerbang”
untuk mencegah terjadinya kontak. Dalam hal ini juga bermanfaat untuk menyediakan
instruksi kerja yang jelas, dalam kasus kecelakaan ini terjadi lompatan bebas tanpa
pembawa arus yang terus menerus ke tanah
(lihat appendix untuk datasheet resiko listrik).
3.8.9. Tenggelam
Kasus tenggelam dapat terjadi di kolam tambang , fasilitas settlement, penyimpanan air
/pekerjaan pembuangan melalui air atau di slurry basin pada industri dengan proses
basah.
Kebanyakan kasus tenggelam berhubungan dengan adanya pihak ketiga yang masuk
tanpa diundang, pihak ketiga tersebut biasanya anak-anak atau orang muda yang tertarik
untuk berenang pada musim panas, namun tidak menyadari bahaya air atau
kedalamannya.
Karenanya fokus penting adalah pencegahan jalan masuk dengan pemagaran dan
pemasangan tanda peringatan.
Dalam semua kasus di mana ada kegiatan yang melibatkan pekerja secara langsung,
pastikan terpasang handrail untuk mencegah terjatuh ke air, penyediaan sabuk
pengaman/life-belts atau peralatan penyelamatan lain seperti tangga. Bila seorang
karyawan harus bekerja di dekat atau di atas air yang dalam, safety harness atau
pelampung/life jacket merupakan kewajiban untuk digunakan.
3.8.10. Pelindung Mesin (Guarding)
Dimana terdapat resiko kontak fisik dengan pearalatan yang bergerak yang dapat
memungkinkan terjadinya cidera, alat tersebut harus dilengkapi dengan pelindung atau
peralatan lain untuk mencegah akses ke area yang berbahaya.
Kode praktek untuk safeguarding mesin yang digunakan pada coated stone ,
aggregate, ready mixed concrete dan slagplants.
(British Aggregates Construction Materials Industries)
Prinsip dasar untuk mengurangi resiko cidera dari mesin yang bergerak :
ο Lakukan identifikasi bahaya yang ada.
ο Eliminasi atau kurangi bahaya melalui proses desain
ο Penggunaan safeguard yang sesuai
ο Terapkan penggunaan standar kerja yang aman
ο Penggunaan safeguard harus selalu diterapkan setiap saat hal tersebut
memungkinkan, sebelum pemberlakuan penerapan standar kerja yang aman
Bahaya dari Mesin
Cidera dapat terjadi sebagai hasil dari :
ο Kontak langsung atau terbelit mesin
ο Terperangkap di antara mesin-material atau mesin-struktur tetap
ο Kontak atau terbelit material yang bergerak
ο Terbentur peralatan mesin yang terlepas
ο Terbentur meterial yang keluar / tersembur dari mesin.
Penentuan safeguard
Akses tidak diperlukan selama operasi berjalan normal
Bila akses ke area berbahaya tidak diperlukan (selama operasi berjalan normal),
safeguard direkomendasikan sesuai dengan urutan prioritas sebagai berikut :
ο Gunakan pagar penutup yang menetap (fixed enclosure guard)
ο Semua pagar tetap dipersyaratkan untuk dipasang dan diperlukan alat untuk
melepasnya.
ο Gunakan pagar jarak jauh yang menetap (fixed distance guard)
ο Tersedia alat interlock
ο Trip device
Akses diperlukan selama operasi normal
Dalam situasi ini, harus dipikirkan urutan prioritas sebagai berikut :
􀂉 Tersedia interlocking guard
􀂉 Automatic guard
􀂉 Trip device
􀂉 Adjustable guard (mis. top guard pada circular saw)
􀂉 Self adjusting guard
􀂉 Two hand control device
􀂉 Hold–to-run control (mis. inch button atau slow crowl system)
Prosedur Kerja Aman
Khususnya untuk tujuan pemeliharaan, mungkin diperlukan untuk melepas pagar
pengaman atau menganggu sistem keselamatan agar pekerjaan dapat dilakukan.
Dalam situasi ini, prosedur kerja aman yang sesuai perlu direncanakan dan diterapkan,
dan yang paling umum adalah sistem lock – off.
Desain pagar pengaman (guard) dan konstruksinya
Desain dan konstruksi, keduanya harus dapat menahan penggunaan dan kemungkinan
kerusakan di lokasi kerja dengan lingkungan yang berat dan meminimalkan campur
tangan selama operasi dan kegiatan lain dari proses jalannya mesin guna menghindari
kemungkinan gangguan fungsi safeguard. Dalam hal ini pengontrolan material
tumpahan yang baik sangat penting.
Sebagai aturan umum, pagar pengaman juga harus didesain untuk dapat mengikuti
kontur mesin, tapi jika hal tersebut tidak memungkinkan; langkah-langkah harus
diambil untuk mengurangi timbulnya kebutuhan akses ke area yang diamankan. Jika
kebutuhan ini tidak dapat dikurangi, provision of perimeter guarding dapat
memberikan ruang kerja yang lebih baik/luas dibanding close proximity guards.
Sebagai suatu item terpisah dan dalam hubungannya dengan isolasi mesin, penggunaan
personal tag/locks dan hasp lock harus dilakukan. Penggunaan alat keselamatan tersebut
diterapkan dan digabungkan dengan program pelatihan yang khusus.
3.8.11. Cidera terbakar
Insiden dan kecelakaan yang menyebabkan proses terbakar dapat timbul akibat kontak
langsung dengan klinker panas atau debu semen panas, bahaya khususnya berhubungan
dengan debu semen kiln (CKD), dan debu dari sistem preheater.
Terbakar secara kimia (alkali) juga mungkin timbul dari CKD.
Penelitian yang dilakukan di industri semen Mesir selama periode 1991-1005
memperlihatkan bahwa 155 kasus cidera terbakar terjadi pada populasi dengan jumlah
pekerja 3200 orang (El-Megged dkk,1999) dengan jumlah total kerugian hari kerja
sebanyak 4776 hari, rata-rata 31 hari per kasus. Penelitian ini menitikberatkan perlunya
kebutuhan untuk menjamin kontrol yang efektif .
Selama operasi berjalan normal; bahan mentah panas, produk antara dan produk akhir
ditampung dan menjadi pokok perhatian. Diketahui adanya resiko besar saat kontak yang
dimungkinkan terjadi saat operasi berjalan abnormal, kegiatan membersihkan sumbatan,
melaksanakan perbaikan/perawatan atau dalam kondisi emerjensi. Ini tidak selalu jelas
saat sesuatu alat/material panas atau tidak, resiko mencakup cidera yang dapat terjadi
pada orang (terbakar) atau kebakaran akibat kontak dengan bahan-bahan yang mudah
terbakar seperti oli, scaffold boards, tangga, kabel listrik, dll.
Raw Mill dan Preheater Tower :
Material yang berada di penggilingan awal/rawmill mempunyai temperatur > 120 C,
sedangkan saat berada di preheater material bisa mencapai suhu 900 C, kontak dengan
metarial panas ini dapat terjadi saat :
􀂉 Membersihkan sumbatan di preheater yang mungkin terjadi saat material masuk
ke proses.
􀂉 Selama proses rodding dan cardoxing, material dapat menyembur ke area yang
luas.
Klinker panas, kontak mungkin terjadi pada
􀂉 Area pendinginan klinker (clinker cooling building)
􀂉 Sepanjang klinker conveyor
􀂉 Area clinker dome
􀂉 Sepanjang belt conveyor cement mills
Precipitator and by-pass dust , kontak mungkin terjadi saat :
􀂉 Area dimana akses diperlukan menuju precipitator hoppers
􀂉 Area pada screw dan drag chain conveyors
􀂉 Kegiatan pemeliharaan di area dust transfer pump
Semen panas, kontak memungkinkan jika :
􀂉 Mengakses jalur transfer semen
􀂉 Bekerja di area pengepakan
􀂉 Melakukan aktifitas di area cement screw conveyor dan drag chains
Apa yang diperlukan untuk mengurangi resiko cidera pada kita dan kolega kita ?
Kendalikan/kelola resiko melalui hirarki ERIC P :
􀂉 MengEliminasi bahaya
􀂉 Mengurangi Resiko dari sumbernya
􀂉 MengIsolasi pekerja dari sumber bahaya
􀂉 Mengontrol (Control) resiko dengan sarana/peralatan lain yang memungkinkan
􀂉 Melindungi diri anda sendiri dengan Alat pelindung diri (PPE) yang benar.
3.8.12. Penilaian resiko pekerjaan
Untuk aktivitas dengan resiko tinggi sangat direkomendasikan untuk menerapkan
penilaian resiko pekerjaan sebagai konfirmasi bahwa seorang supervisor telah memeriksa
area yang menjadi tanggung jawabnya dan bahwa semua peringatan yang diperlukan
telah diberikan. Dalam situasi seperti ini, khususnya jika sejumlah besar peralatan/mesin
perlu diisolasi secara elektrikal (untuk menjamin kondisi kerja yang aman), surat ijin
untuk sistem kerja wajib diterapkan.
Penilaian resiko harus meliputi hal-hal berikut ini :
􀂉 Lokasi area kerja dan/atau peralatan
􀂉 Jenis pekerjaan yang dilakukan
􀂉 Daftar bahaya yang teridentifikasi
􀂉 Daftar rambu/peringatan yang ada
􀂉 APD yang harus dikenakan
􀂉 Penerapan surat ijin kerja dan lamanya surat ijin tersebut berlaku.
Penilaian resiko diperlukan untuk aktifitas seperti :
Tambang
􀂉 Drill loading dan peledakan
􀂉 Pengeboran
􀂉 Pemuatan dan pengiriman bahan mentah
􀂉 Penanganan bahan peledak
􀂉 Penyimpanan dan penanganan bahan bakar dan pelumas
Bahan Mentah
􀂉 Praktek kerja yang aman di area crushing
􀂉 Pergantian elemen yang digunakan pada impact crusher
􀂉 Bekerja ke dalam stacker dan reclaimer
􀂉 Bekerja dengan/di lokasi overhead crane.
Mills
􀂉 Bekerja pada/di rotating scrubbers
􀂉 Bekerja di dalam horizontal miils
􀂉 Bekerja pada belt conveyor
􀂉 Bekerja pada vertical bucket elevator
􀂉 Bekerja pada rollers dan table of vertical mills
􀂉 Bekerja pada aero sliders
􀂉 Bekerja pada induced draft air fans dan exhauster
􀂉 Bekerja pada vibrating screen
􀂉 Bekerja pada pneumatic transportation system
􀂉 Bekerja pada hoppers
􀂉 Bekerja pada pemanas udara.
Calcination
􀂉 Bekerja pada bagian pembuatan kantung semen
􀂉 Penggunaan dan penanganan peralatan kebersihan yang bertekanan tinggi
􀂉 Bekerja pada pendingin klinker
􀂉 Inspeksi dan pembuangan sumbatan pada rotating valves
􀂉 Inspeksi dan pembuangan sumbatan pada helicoidal conveyor
􀂉 Bekerja pada electrostatic precipitator (EP)
􀂉 Inspeksi dan perubahan nozzle penyemprot air
􀂉 Memasuki silo
􀂉 Membuka blok pada siklon
􀂉 Memasuki kiln
􀂉 Inspeksi dan pembersihan preheating tower
􀂉 Memperbaiki refractory brick pada kiln
􀂉 Membuang sumbatan dan membersihkan transfer chute
􀂉 Bekerja pada chute clinker tipe satelit
􀂉 Membersihkan dan membuang sumbatan pada sedimentation chamber
􀂉 Menghentikan dan memblokir air blaster
􀂉 Melakukan pemeliharaan pada kiln tanpa proses pendinginan terlebih dahulu
􀂉 Menjalankan/men-start kiln
􀂉 Membersihkan dan inspeksi burner pada kiln
􀂉 Mengganti nozzle penyemprot bahan bakar
􀂉 Bekerja pada duct dan cyclone pada preheater
􀂉 Mengganti main burner pada kiln
􀂉 Bekerja pada inclined elevators dan drag chain
Pengepakan dan Pengapalan
􀂉 Tanki pemuatan bulk dan hoppers
􀂉 Peraturan keselamatan untuk manual handling dari kantong
􀂉 Standar kerja aman untuk manual handling kantong
􀂉 Standar kerja aman untuk penyimpanan kantong pengemas
􀂉 Pengoperasian rel kereta api dalam pabrik
􀂉 Penggudangan palletes produk jadi
􀂉 Intervensi pada sistem ekstraksi dari silo penyimpanan
􀂉 Intervensi pada mesin pengisi kantong
Servis
􀂉 Inspeksi dan bekerja pada coal dan pet-coke mills
􀂉 Pekerjaan laboratorium
􀂉 Penyimpanan bahan bakar dan pengirimannya
􀂉 Standar kerja aman untuk pekerjaan di area bahan bakar dan steam lines
􀂉 Aktivitas di warehouse
􀂉 Standar kerja aman untuk boiler steam
􀂉 Penanganan, transportasi dan penyimpanan coal atau pet-coke.
􀂉 Inspeksi dan bekerja pada substansi elektrikal
􀂉 Perawatan air residu
􀂉 Bekerja pada cooling water tower
􀂉 Masuk ke ruang tertutup/confined space
􀂉 Aktivitas yang berhubungan dengan hot work
􀂉 Pengelasan, dimana ada resiko kebakaran atau ledakan
􀂉 Bekerja di area lini listrik overhead
􀂉 Pelepasan fixed guards dari suatu mobile crusher
􀂉 Aktivitas lapangan beresiko tinggi lainnya.
Surat ijin bekerja di area peralatan utama pabrik seperti kiln atau penggilingan (mill)
memerlukan perencanaan sebelumnya secara hati-hati. Isolasi harus dilaksanakan sebaikbaiknya
bukan hanya pada mesin pabrik yang utama namun juga pada barring gear dan
exhaust fan, juga semua mesin transpor material ke dan dari pabrik yang bila di-startup
secara tidak berhati-hati dapat menimbulkan konsekuensi keselamatan yang buruk.
Hal lain yang juga cukup penting untuk dipikirkan yaitu adanya resiko dan perlunya
menjamin isolasi efektif, yang merupakan bahaya ”yang tidak terlihat”, yaitu tenaga
pneumatik, hidrolik atau gravitasi.
Kecelakaan dari enerji di atas dapat dengan mudah terjadi jika energi tersebut secara
tidak sengaja keluar.
3.8.13. Bahaya Penerbangan Helikopter
Mei 2002, awak pesawat helikopter yang mengambil foto salah satu pabrik semen di
Israel terpaksa melakukan pendaratan darurat karena kegagalan mesin dikarenakan cuaca
yang buruk. Penyelidikan lebih lanjut menunjukan beberapa kecelakaan lain yang sama
disebabkan karena helikopter tersebut terbang terlalu rendah di atas cerobong/stack yang
aktif dimana konsentrasi oksigen yang rendah menyebabkan terbakar dan terjadi
kegagalan mesin.
Peringatan keras dan konsultasi sebelumnya perlu dipertimbangkan dalam merencanakan
penerbangan helikopter dengan kondisi seperti di atas.
3.8.14. Praktek baik lainnya
Sangat disarankan penggunaan pakaian high visibility sehingga terlihat jelas khususnya
dalam kondisi penerangan yang kurang baik.
Penerangan yang baik di sekitar pabrik semen juga dipersyaratkan untuk keselamatan
kegiatan operasi dan aktivitas pemeliharaan yang dilakukan di malam hari.
Penggunaan telpon genggam harus dibatasi terutama di lokasi yang kurang mendapat
perhatian padahal kondisi tersebut dapat menyebabkan akibat yang dengan konsekuensi
serius.
4. MANAJEMEN KESEHATAN
4.1. Issue Kesehatan
Bahaya kesehatan penting yang mungkin memiliki dampak kesehatan, terkait dengan
industri semen dan kegiatan lain dari aktivitas industri aggregates dan beton yang khas :
􀂉 Debu yang berada dan melayang di udara
􀂉 Kebisingan dan getaran
􀂉 Atmosfir yang berbahaya
􀂉 Radiasi
􀂉 Penanganan bahan bakar alternatif
Panduan khusus untuk item kesehatan kerja ini dapat dilihat pada paragraph selanjutnya.
Beberapa isu kesehatan lain yang juga mungkin dihadapi, tapi tidak secara langsung
terkait dengan aktivitas industri semen dan kegiatan yang terkait lainnya adalah :
􀂉 Kebiasaan merokok dan ketergantungan alcohol/obat terlarang
􀂉 Penyakit tekanan darah tinggi
􀂉 Diabetes / kencing manis
􀂉 Asupan makanan dan kegemukan/obesitas
􀂉 Stres dan kesehatan mental
􀂉 Heat stress atau cold stress
􀂉 Penyakit jantung
􀂉 Penyakit lain seperti HIV/AIDS, tipus, malaria
Panduan kesehatan untuk isu non-occupational dirasa telah mencukupi, karenanya tidak
akan dibahas lagi dalam dokumen ini. Namun banyak Perusahaan CSI juga memasukan
panduan secara internal dan mendukungnya sebagai bagian dari program kesehatan bagi
karyawan mereka. Bahkan beberapa di antaranya juga menyediakan dukungan yang
sama bagi keluarga karyawan dan masyarakat lokal, yang patut mendapat pujian.
4.2. Monitoring & pelaporan kesehatan
Saat dimana ditemui adanya resiko kesehatan akibat pajanan yang melebihi ambang batas
yang berdampak pada kesehatan pekerja seperti yang disebutkan di atas, pelaporan yang
ada umumnya sedemikian rendah karena minimnya/tidak dilakukannya monitoring dan
pelaporan secara statistik.
Tidak ada standar industri yang berlaku secara universal untuk memonitor dan
melaporkan resiko tersebut, industri kimia menggunakan suatu rasio yang didasarkan
pada jumlah Penyakit Akibat Kerja (PAK) per 1 juta jam kerja, namun diakui pelaporan
ini tidak konsisten antar satu negara dengan negara lainnya.
4.3. Panduan isu Kesehatan Kerja yang spesifik
4.31. Debu di udara
Produksi semen memungkinkan untuk menghasilkan debu, yang bila tanpa kontrol yang
adekuat dapat menimbulkan penyakit saluran napas.
Penelitian yang dilakukan oleh HSE di Inggris (1994) dan INRS di Norwegia ( 2002)
tidak menemukan bukti yang mendukung adanya hubungan sebab akibat antara pajanan
debu semen dengan timbulnya kanker pada para pekerja semen, walaupun ada beberapa
indikasi terjadi Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK).
Jelaslah bahwa merupakan hal yang baik untuk membatasi tingkat debu dan pajanan
terhadap karyawan, baik dengan istilah kesehatan kerja ataupun housekeeping yang baik.
Nilai batas yang bervariasi bisa ditemui di berbagai Negara, secara khusus batas pajanan
untuk respirable crystalline silica saat ini sedang dalam pembicaraan SCOEL ( Scientifis
Committee on Occupational Exposure Limits).
Pelindung pernapasan yang memadai harus dipergunakan di mana pekerjaan harus
dilakukan di lokasi yang berdebu di pabrik.
4.3.2. Kebisingan dan getaran
Sumber utama kebisingan adalah lokasi penggilingan yang digunakan untuk menggiling
produk semen. Deflektor kebisingan dan peredam suara saat ini dapat dipergunakan
untuk mengurangi tingkat kebisingan, penting untuk diingat bahwa pekerja di bagian
pemeliharaan dan petugas kebersihanlah yang paling banyak mendapat resiko dari
pajanan ini.
Alat pelindung diri (APD) dari pajanan di atas yang disempurnakan dapat membantu
mengurangi efeknya. Getaran yang diterima tubuh secara menyeluruh (whole body
vibration) adalah isu lain yang juga dibicarakan dalam agenda keselamatan. Pekerja yang
mengemudikan peralatan berat yang tua dapat terpajan oleh getaran, tetapi resikonya
lebih kecil dibandingkan dengan industri lain seperti pertambangan atau kegiatan
konstruksi, dimana peralatan yang menimbulkan getaran ( mis. jack-hammer) umum
dipergunakan. Peralatan bergerak (mobile equipment) yang modern mengkombinasikan
vibrasi dengan dudukan dan kabin penyekat untuk mengurangi resiko.
Batas kebisingan dan getaran sesuai rekomendasi dari EU telah direvisi untuk
mengurangi pajanan dari getaran badan secara keseluruhan (whole body vibration) di
lokasi kerja dan dari peralatan yang digunakan.
Parlemen Eropa memberikan suara pada Physical Agents ( for vibration) Directive dan
amandemennya mengusulkan batas eksposure 0.8 metre/sec/sec telah diterima, di mana
hal ini akan membatasi lamanya pekerja untuk dapat mengoperasikan mesin.
Tingkat desibel yang diijinkan juga sedang dievaluasi; APD akan dipersyaratkan untuk
digunakan pada tingkat kebisingan di atas 80 dB(A) dan 112 Pa, bandingkan dengan
tingkat sebelumnya yaitu 85 dB(A) dan 200Pa.
(lihat appendix untuk tabel dari semua tingkat kebisingan).
Guna perlindungan dari kebisingan, adalah perlu bila tingkat kebisingan melebihi yang
ditentukan untuk memberikan dan menggunakan pelindung pendengaran yang sesuai
bagi pekerja.
Kegagalan untuk melakukan perlindungan, akan menyebabkan berkurangnya
pendengaran secara bertahap. (lihat apendik untuk kebijakan APD untuk kebisingan).
Banyak Perusahaan secara rutin melakukan monitoring fungsi pendengaran karyawan
untuk menjamin penurunan yang terjadi tidak melebihi penurunan yang seharusnya
terjadi karena proses usia yang alamiah.
Perlindungan terhadap getaran sangat tergantung pada desain peralatan, secara umum
pada industri semen masalah ini berkaitan hanya dengan truk di area penambangan.
4.3.3. Atmosfir-udara yang berbahaya
Dalam kasus industri semen, hal ini dapat timbul pada :
ο Area batubara dan petroleum coke mill, dimana partikel halus yang terbawa ke
udara dapat menimbulkan bahaya ledakan.
ο Kiln dan siklon raw mill serta ducting dimana gas yang dihasilkan selama proses
yang tidak dapat keluar bisa menyebabkan berkurangnya oksigen selama
pekerjaan pemeliharaan dilakukan.
Bekerja di area proses batubara atau petroleum coke :
ο Kuantitas batubara atau petroleum coke memungkinkan proses yang dapat
menyala sendiri, dengan resiko terjadinya kemungkinan ledakan - hindari ceceran
dan jika mungkin- bersihkan ceceran secepatnya
ο Campuran debu batubara atau debu arang serta udara, berpotensi untuk meledak
dan membawa kemungkinan terjadi ledakan hebat - hindari terbentuknya awan
debu - jauhkan sumber api seperti batubara yang menyala, bunga api, pengelasan,
listrik statis, merokok, dll.
ο Merokok sangat dilarang di seluruh area pemrosesan batubara.
ο Menjamin bahwa pembumian ke tanah yang diperlukan telah tersedia sebelum
mengoperasikan vacuum cleaning.
4.3.4. Bahaya radiasi
Dapat timbul jika dipergunakan peralatan nuklir tingkat rendah seperti indikator level
silo atau hopper.
Panduan berikut ini wajib diterapkan :
ο Tidak ada seorangpun, kecuali seprti yang telah dijelaskan setiap saat oleh
Petugas Proteksi Radiasi (PPR), dapat mendekat ke garis lingkar sekitar sumber
radioakatif.
ο Tidak seorangpun boleh memasuki vessel di mana terpasang sumber radioaktif.
Jika diperlukan untuk masuk ke dalam vessel tsb. seseorang harus menunggu
sampai PPR menyatakan bahwa sumber tersebut telah diamankan.
ο Hanya pemasok yang khusus, diperbolehkan untuk memindahkan atau
melengkapi kembali suatu sumber radioaktif dan PPR harus mendapat
informasikan sebelum pemasok melakukan kegiatan tersebut.
4.3.6. Kesehatan Lingkungan
Bahan mentah untuk pembuatan semen, mungkin mengandung sejumlah elemen
berbahaya seperti merkuri, thallium, yodium, kadmium dan logam berat lainnya. Emisi
cerobong asap perlu dimonitor jika terdapat elemen ini; umumnya terindikasi hasil yang
sangat rendah (referensi standard WHO) dan karenanya dianggap tidak menimbulkan
bahaya kesehatan bagi karyawan atau penduduk di sekitar pabrik
Proses pembuatan semen dapat juga membawa sejumlah kecil emisi POP (Persistent
Organic Pollutan) Suatu penelitian yang dilakukan bersama oleh WBCSD dan
Cembereau mengkonfirmasikan bahwa nilai emisi POP dari 1000 kiln pada 17 negara
ada di bawah batas Internasional WHO yang diijinkan, dan tidak dipengaruhi oleh
penggunaan bahan bakar sekunder.
4.3.7. Penanganan Bahan Bakar Alternatif
Baik untuk alasan ekonomi maupun sosial lingkungan, ada peningkatan penggunaan
bahan bakar alternatif atau sekunder di industri semen, khususnya di negara dengan
kondisi ekonomi yang sedang berkembang.
Bahan bakar alternatif ini sendiri mungkin berbahaya, dan karenanya memerlukan
manajemen kesehatan yang spesifik. Contoh spesifik yang disampaikan oleh Holcim
Panduan penggunaan bahan bakar alternatif
Ada 9 prinsip dasar dari kebijakan AFR yang sesuai :
Aspek lini Triple Bottom
I. Bertindak sebagai partner masyarakat, menawarkan solusi dari manajemen
limbah
II. Menjaga agar lingkungan kita tetap aman
III. Nilai tambah untuk bisnis utama kita
Apa yang kita lakukan
IV. Menjamin kesehatan dan keselamatan kerja
V. Menolak “ limbah terlarang” yang telah terdaftar
VI. Memberi garansi kualitas produk kita
Bagaimana kita melakukannya
VII. Mematuhi peraturan yang berlaku dan meningkatkan praktek yang baik
VIII. Memonitor dan mengendalikan input, proses, produk dan emisi
IX. Berkomunikasi secara transparan.
Panduan OH & S - AFR
10 prinsip yang harus diaplikasikan adalah :
Safety desain
I. Penilaian kesesuaian dari site/fasilitas
Penilaian resiko
II. Kriteria penerimaan limbah
III. Program monitoring higiene industrial
Sistem Manajemen
IV. Pemeriksaan pendahuluan
V. Perencanaan keadaan darurat
VI. Dokumentasi sistem dan prosedur
VII. Sistem audit dan review
VIII. Komunikasi bahaya sebagai suatu keharusan
IX. Induksi di lokasi
X. Pelatihan yang spesifik.
Pencegahan spesifik yang berkaitan dengan berbagai jenis bahan bakar alternatif adalah
sebagai berikut :
Plastik : daur ulang plastik, secara normal dilakukan dalam bentuk potongan dan
menggunakan sistem pengiriman secara pneumatik. Perlu dipertimbangkan kaitannya
dengan debu dimana diperlukan pelindung mata, masker dan juga pakaian yang menutup
sekujur tubuh ; silo logam dan penghubung (duct) memerlukan pembumian elektrik
untuk mencegah terjadinya bahaya ledakan.
Upaya perlindungan dari kebakaran juga diperlukan, yang dilengkapi dengan prosedur
evakuasi dalam kasus kebakaran, karena uap asap yang dihasilkan dapat bersifat racun.
Solvent : daur ulang pelarut, contoh perlu diteliti terutama saat pengambilan karena
komposisi kimia dan fisikanya sangat bervariasi, hal ini penting untuk menentukan jenis
pencegahan efek kesehatan yang mungkin terajdi. Umumnya pelarut bersifat racun dan
mudah terbakar oleh karenanya pencegahan dari efek kesehatan harus diberlakukan sama
dengan apa yang digunakan di industri lain seperti kimia atau farmasi. Transportasi ke
dalam pabrik dan penyimpanan harus dirancang untuk memastikan keamanan,
penanganan secara otomatis, pelindung dari ceceran, api atau ledakan, dan rencana
penanganan keadaan darurat yang terkait.
Prosedur kesehatan kerja mensyaratkan tersedianya pelindung mata, masker pernapasan
dan pakaian pelindung untuk sekujur tubuh.
Oli Bekas : kandungan PCB pada penggunaan oli bekas perlu dicek untuk menentukan
dengan tepat pencegahan yang diperlukan.
Persyaratan umum lainnya, sama dengan persyaratan untuk pelarut-pelarut di atas diikuti
dengan cara pencegahan kesehatannya.
Limbah Fotografi : limbah cair fotografi kadangkala digunakan untuk mengurangi NOx
melalui SNCR (Selective Non-Catalytic Reduction). Masalah kesehatan yang utama
adalah terhadap kulit dan mata, karenanya peringatan yang diutamakan adalah
penggunaan pelindung mata dan sarung tangan.
Emulsi Oli : secara umum persyaratan sama halnya dengan oli.
Endapan kotoran : endapan kotoran umumnya diolah terlebih dulu dengan
kemungkinan adanya infeksi yang bersifat biologis, perlu penekanan guna pencegahan
terhadap adanya kontak kulit dan penggunaan pelindung kulit (sarung tangan dan pakaian
yang sesuai), diikuti oleh peningkatan higiene karyawan. Perlu diwaspadai adanya resiko
kebakaran.
Lemak Binatang : lemak binatang perlu diolah terlebih dahulu untuk menghindari
kemungkinan resiko infeksi CJD (turunan dari Mad Cow disease). Sama halnya seperti
untuk endapan kotoran , pencegahan utama meliputi pencegahan terhadap kontak kulit
dan peningkatan higiene karyawan.
Bubuk berasal dari daging dan tulang : diperlukan penanganan yang sama dengan
lemak binatang, rekomendasi tambahan guna meminimalkan terjadinya resiko infeksi
yaitu dengan selalu menjaga material dalam kondisi kering.
Tata cara dan daftar AFR terlampir di atas, lebih bersifat sebagai masukan dan tidak
bersifat sebagai suatu keharusan. Secara umum standar untuk menangani AFR dan
material lain harus sesuai dengan standar yang dipergunakan oleh produsen ybs.
Dalam segala hal, contoh dari bahan yang akan dipergunakan sebagai AFR adalah
penting untuk diketahui guna menentukan tatacara penanganan, penyimpanan dan
penggunaan material ini secara aman.
Panduan umum lain adalah :
Semua pekerja operasional wajib memiliki pengetahuan yang menyeluruh mengenai
tatacara pengoperasian yang sesuai dan kompeten dalam penggunaan AFR untuk kondisi
operasi normal, startup, shutdown dan situasi darurat.
Pekerja tersebut wajib mendapat pemberitahuan mengenai bahaya, bagaimana prosedur
yang benar, efeknya bagi kesehatan dan rekomendasi untuk penanganan keadaan darurat.
Monitoring kesehatan yang spesifik, dan penelitian lebih detail (mis. pembiakan) jika
diperlukan harus dipertimbangkan. Lembar Keselamatan (Material Safety Datasheet =
MSDS) harus tersedia di area.
Tersedia prosedur Tanggap Darurat yang sesuai untuk kondisi yang mungkin terjadi yang
timbul selama proses transportasi, penyimpanan, penanganan dan pemrosesan.
Simulasi secara rutin harus dilakukan untuk menguji efektifitas prosedur tersebut.
Peralatan darurat seperti shower dan eye wash wajib disediakan dengan diberi tanda yang
jelas dan diletakan di lokasi dekat dengan area penyimpanan AFR tersebut.
4.3.8. Resiko kesehatan lain yang mungkin terjadi
Resiko kesehatan lain yang mungkin timbul di pabrik semen adalah :
Resiko kesehatan akibat adanya binatang-binatang kecil atau hama lainnya dapat timbul
khususnya di negara-negara dengan iklim panas dengan kondisi higienis yang kurang
baik. Mungkin pula terjadi karena penyimpanan bahan bakar sekunder (AFR) seperti ban
dengan genangan air di dalamnya yang merupakan sarana berkembang biak yang baik
bagi nyamuk ttt.
Sejumlah kecil bahan kimia beracun juga mungkin digunakan dalam proses operasional,
mencakup bahan kimia laborat dan cairan/pelarut untuk pembersih lainnya.
Transformer dan kapasitor mengandung cairan PCB (Poly-Chloro-Biphenyl).
Dalam segala hal, Manajemen harus menjamin bahwa pelatihan yang mencukupi dalam
penggunaan bahan ini telah dilakukan dan MSDS(Material safety data sheets) yang
sesuai tersedia di lokasi.
Pada kondisi di mana terdapat sistem pendinginan air open-loop (mis. AC), terdapat
kemungkinan terjadinya penyakit Legionnaire.
Proses dis-infeksi secara rutin diperlukan pada sistem ini guna mencegah terjadinya
penyakit.
Di pabrik yang telah berdiri lama, perlu dilakukan identifiksi adanya kemungkinan
penggunaan bahan asbestos atau material yang mengandung asbestos, dan bila ditemukan
perlu dilakukan identifikasi dan penilaian resiko serta proses encapsulation yang sesuai,
lakukan prosedur isolasi area tersebut atau lakukan langkah-langkah perbaikan.
Material tersebut akan banyak ditemukan pada instalasi seperti ductwork atau flexible
seal.
4.4. Produk yang berhubungan dengan resiko kesehatan
Karena sifatnya (seperti nilai pH yang tinggi), penanganan semen harus dilakukan dengan
cara hati-hati. Di pelbagai area baik secara nasional maupun internasional terdapat
pengaturan dalam hal pemasaran, penggunaan dan persiapan semen. Dalam banyak kasus
penggunaan MSDS (Material safety data sheet) merupakan suatu kewajiban atau suatu
rekomendasi.
MSDS memungkinkan pengguna semen untuk mengambil langkah-langkah yang perlu
yang terkait dengan perlindungan kesehatan dan keselamatan di tempat kerja.
Untuk memfasilitasi pembuatan MSDS CEMBUREAU, asosiasi semen Eropa, telah
mempublikasikan suatu panduan.
Berdasarkan informasi dari MSDS, pekerja yang menempatkan bahan dan melakukan
persiapan di pasar harus menjamin bahwa siapapun yang akan kontak dengan semen,
telah menerima pelatihan yang sesuai dan mengetahui penggunaan APD dengan benar.
Sehubungan dengan sifat-sifat dari semen, APD yang sesuai merupakan suatu kewajiban
untuk dipergunakan seperti yang tercantum dalam MSDS.
Perhatian khusus untuk perlindungan (APD) pada :
- Perlindungan kulit
- Perlindungan mata
- Perlindungan sistem pernapasan.
Kesepakatan Bersama terkait dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja saat
bekerja untuk persiapan semen basah
Cembereau, BIBM,ERMCO,FIEC, December 2002
ο Produsen harus dengan jelas mengindikasikan resiko dan sarana perlindungan
terhadap gangguan kulit (infeksi/radang) akibat kontak dengan semen, berikut
label yang sesuai dan MSDS
ο Perusahaan/kontraktor harus memberikan informasi/instruksi operasional yang
terkait secara memadai bagi para pekerja mengenai potensi resiko saat bekerja
atau yang berhubungan dengan penyiapan semen.
ο Perusahaan/kontraktor harus memberikan APD yang mencukupi (mis. sarung
tangan khusus bebas Chromium VI, sepatu boots, dll
ο Para pekerja harus secara efektif mengikuti instruksi yang diterima dan
menggunakan APD dengan benar.
5. Detail Kontak
Anggota TF3, yang merancang dokumen ini dapat dikontak untuk informasi dan saran
lebih jauh :
Cementos Molins Manuel Guillem mguillem@cmi.cemolins.es +34 93 680 60 00
CEMEX Richrd Claydon richardjohn.claydon@cemex.com + 44 1527 575777
CEMEX Andrew Taylor andrew.taylor@cemex.com + 44 1527 575777
CEMEX Ruben Olivier ruben.olivier@cemex.com
Cimpor Manuela Machado mmachado@cimpor.pt +351 21 940 8778
Cimpor Jose Teixeira Freitas tfreitas@cimpor.pt +351 21 311 8100
CRH Jim O'Brien jim.obrien@crh.com +353 1 404 1133
CRH John Masterson jmasterson@crh.com +353 1 404 1108
HeidelbergCement Berni Gumauskas berni.gumauskas@cementa.se +46 498 281000
HeidelbergCement Klaus Hormann klaus.hormann@htc-gmbh.com +49 6221 481 298
Holcim Albert Tien albert.tien@holcim.com +41 58 858 5456
Italcementi Stéphane Doumenc s.doumenc@itcgr.net +33 1 34 77 79 09
Lafarge Hélène Séguin helene.seguin@lafarge.com +33 1 44 34 11 92
Secil Maria Helena Silva mhelena@secil.pt + 351 21 2198 100
Shree Cement Rakesh Bhargava bhargavr@shreecementltd.com +91 1462 20010
Siam Cement Vichai Rarat vichair@cementhai.co.th +66 2 586 3093
Taiheiyo Yoshito Izumi Yoshito_Izumi@taiheiyo-cement.co.jp +81 3 6226 9109
Taiheiyo Minori Takada Minori_Takada@taiheiyo-cement.co.jp +81 3 6226 9109
Taiheiyo John Saunders jps.tcc@btconnect.com +44 1621 784200
Titan Cement Lefteris Anastasakis anastasakisl@titan.gr +30 210 2591583
Uniland Juan Carlos Gonzalez jcgonzalez@uniland.es +34 93 292 20 62
WBCSD Howard Klee klee@wbcsd.org +41 22 839 3124
WBCSD Estelle Geisinger geisinger@wbcsd.org +41 22 839 3195
6. DAFTAR REFERENSI dari PRAKTEK YANG BAIK
(GOOD PRACTICES)
Dokumen berikut ini memberikan informasi lebih detail mengenai praktek K3 yang baik.
.
Standar
Safety in the Cement Industry: Guidelines for measuring and reporting
http://www.wbcsd.org/plugins/DocSearch/details.asp?type=DocDet&ObjectId=Njc5Nw
Menjamin kondisi kerja yang sehat dan aman untuk karyawan dan kontraktor merupakan
isu penting untuk industri semen, tujuan dokumen ini untuk menjamin data/pelaporan
yang baik dan akurat atas semua kecelakaan kerja yang terjadi pada Perusahaan anggota
CSI serta untuk mendapatkan dasar yang sama guna pelaporan konsolidasi bagi
keselamatan.
Reference Material
WBCSD Resources
Environment, Health & Safety Performance Improvement
http://www.wbcsd.org/web/projects/cement/tf3/sub_ehs.pdf
Executive summary, WBCSD CSI Substudy 10 (December 2002)
Environment, Health & Safety Performance Improvement
http://www.wbcsd.org/web/projects/cement/tf3/final_report10.pdf
Full document, WBCSD CSI Substudy 10 (December 2002)
Mobility 2030: Meeting the Challenges to Sustainability
http://www.wbcsd.org/web/projects/cement/tf3/mobility-full.pdf
Information on road safety, WBCSD (July 2004)
Independent Resources
Occupational Safety & Health (Guidelines, Codes of Practices, etc.)
Guidelines on Occupational Safety and Health Management Systems
http://www.wbcsd.org/web/projects/cement/tf3/guidelin.pdf
Full document, ILO-OSH (2001)
Guidelines on Occupational Safety and Health Management Systems
http://www.wbcsd.org/web/projects/cement/tf3/ILO-GUIDELINES-ON-OSHMS-
2001.pdf
Background & general summary, ILO-OSH (2001)
Safety and Health in Construction – An ILO code of practice
http://www.wbcsd.org/web/projects/cement/tf3/construc.pdf
ILO (1992)
Safety in the use of chemicals at work – An ILO code of practice
http://www.wbcsd.org/web/projects/cement/tf3/chemical.pdf
ILO (1993)
GRI Health and Safety Protocol (Draft)
http://www.wbcsd.org/web/projects/cement/tf3/GRI-H-S_DraftPC.pdf
For use with the GRI 2002 Sustainability Reporting Guidelines, GRI (May 2004)
Protocol of 2002 to the Occupational Safety and Health Convention, 1981
http://www.wbcsd.org/web/projects/cement/tf3/ILO-S-H-PROTOCOL-2002.pdf
International Labour Conference (20 June 2002)
Training Guide – Cement & Concrete
http://www.wbcsd.org/web/projects/cement/tf3/d000254.pdf
A checklist/evaluation form for use by supervisors/ foremen, CDC eLCOSH (1994)
Cement Hazards and Controls: Health Risks and Precautions in using Portland
Cement
(Taken from Const. Safety Magazine, Volume 12, Number 2, Summer 2001)
http://www.cdc.gov/elcosh/docs/d0500/d000513/d000513.html
(HTML) CDC eLCOSH
Fundamentals of Industrial Hygiene (5th Edition)
http://www.wbcsd.org/web/projects/cement/tf3/fihAppendices.pdf
National Safety Council (2002)
Recommendation Concerning the List of Occupational Diseases and the Recording
& Notification of Occ. Accidents and Diseases (ILO Recommendation 194)
http://www.wbcsd.org/web/projects/cement/tf3/ILO-RECOMMENDATION-194.pdf
International Labour Conference (20 June 2002)
Road Safety
The Coming Plague of Road Traffic Injuries: A Preventable Burden for Rich and
Poor Countries
http://www.wbcsd.org/web/projects/cement/tf3/safety.pdf
Background article, Global Road Safety (2004)
World Report on Road Traffic Injury Prevention
http://www.wbcsd.org/web/projects/cement/tf3/summary_en_rev.pdf
WHO (2004)
Global Road Safety Partnership: Annual Report 2004
http://www.wbcsd.org/web/projects/cement/tf3/AR04FINAL.pdf
Global Road Safety Partnership (June 2004)
Skin Allergies
Epidemiological assessment of the occurrence of allergic dermatitis in workers in the
construction industry related to the content of Cr(VI) in cement
http://www.wbcsd.org/web/projects/cement/tf3/NIOHstudy_
chromium_allergic_dermatitis.pdf
National Institute of Occupational Health (May 2003)
Contact Dermatitis and Allergy - Occupational skin disease in the construction
industry
http://www.wbcsd.org/web/projects/cement/tf3/Bock-et-al_Article-Contactdermatitis.
pdf
By M. Bock et al., British Journal of Dermatology (April 2003)
Respiratory Issues
Final Rule on Air Contaminants Project (extract) – A Toxicologic Review of Selected
Chemicals (relating to Portland Cement)
http://www.wbcsd.org/web/projects/cement/tf3/osha-comments.htm
Comments, OSHA (19 January 1989)
NIOSH and Respiratory Protection
http://www.wbcsd.org/web/projects/cement/tf3/NIOSH-RESPIRATORYPROTECTION.
pdf
A report covering the selection, use and maintenance of respiratory protective devices
available in 1987 (to protect workers against airborne contaminants), National
Institute of Occupational Health (1987)
Respiratory Symptoms and Ventilatory Function in Workers Exposed to Portland
Cement Dust
http://www.wbcsd.org/web/projects/cement/tf3/Fell-et-al_Article-
Respiratory_Symptoms_Cement_Dust.pdf
By Anne Kristin Moller Fell et al., Journal of Occupational and Environmental
Medicine (Volume 45, Number 9, September 2003)
Initiatives
SafeWork Global Programme on Safety, Health and the Environment
http://www.wbcsd.org/web/projects/cement/tf3/ILO-SAFEWORKGLOBALPROGRAM.
pdf
ILO InFocus Programme on Safety and Health at Work and the Environment (2003)
Statistics
Table: Fatal occupational injuries by industry (All United States, 1997 to 2002)
http://www.wbcsd.org/web/projects/cement/tf3/cftb0170.pdf
Bureau of Labor Statistics (US)
Table: Incidence rates of nonfatal occupational injuries and illnesses by industry and
case types (2002)
http://www.wbcsd.org/web/projects/cement/tf3/ostb1244.pdf
Bureau of Labor Statistics (US)
Industry-related Resources
Professor Jean-Paul Escande’s Interview “Cement and Health” (English translation)
http://www.wbcsd.org/web/projects/cement/tf3/Interview_with_Prof-Escande.pdf
Conducted by Syndicat Francais De L’Industrie Cimentiere (SFIC) (March 2003)
Chromium VI in Cement - The Saga of a Piece of EU Legislation
http://www.wbcsd.org/web/projects/cement/tf3/CEMBUREAUArticle_
GCL_Mag.pdf
By Jean-Marie Chandelle, Chief Executive Of Cembureau, Global Cement and Lime:
Environment (July-August 2003)
Joint approach concerning Health & Safety when working with wet cement
preparations
http://www.wbcsd.org/web/projects/cement/tf3/CEMBUREAUArticle_GCL_Mag.pdf
By CEMBUREAU/BIBM/ERMCO/FIEC (2003)
Die Bedeutung des Chromates in Zementen und zementhaltigen Zubereitungen
http://www.wbcsd.org/web/projects/cement/tf3/VDZ-Sachstandsbericht-Chromat.pdf
VDZ Sachstandsbericht (5 January 1999)
Interesting Links
Electronic Library of Construction Occupational Safety and Health
http://www.cdc.gov/elcosh/docs/hazard/chemical_cement.html
Various CDC links regarding health hazards relating to concrete manufacture
DEFINISI :
Karyawan langsung : karyawan yang dibayar sendiri, termasuk karyawan full-time, part
time maupun temporer, kedua terakhir diperlakukan sama dengan karyawan full time.
Kondisi ini mencakup karyawan di semua Perusahaan, di mana terdapat kontrol secara
manajemen dan juga di Perusahaan di mana terdapat kesepakatan yang bersifat
manajemen/tehnis.
Karyawan tidak langsung : Kontraktor atau sub-kontraktor, juga diperlakukan sama
dengan karyawan fulltime.
Ini mencakup individual, firma atau perusahaan yang dikontrak untuk melakukan
pekerjaan, baik untuk jangka pendek (tugas yang khusus) atau jangka panjang (mis. supir
atau karyawan pemeliharaan / maintenance).
Pihak Ketiga : seseorang yang tidak dikategorikan sebagai pekerja langsung maupun
tidak langsung.
Pihak ketiga secara tipikal mencakup pelanggan dan pengunjung ke lokasi perusahaan
(apakah secara khusus diundang atau tidak) dan juga termasuk pengemudi atau
penumpang yang terlibat dalam kecelakaan di luar pabrik (off-site) dengan motor
atau/pada kendaraan perusahaan, tetapi hanya jika terdapat kesalahan di pihak
Perusahaan atau Karyawan (langsung atau tidak langsung).
Kejadian fatal (Fatality) : suatu kematian yang diakibatkan kecelakaan kerja, dengan
tanpa batas waktu antara tanggal kecelakaan dan tanggal kematian.
Kejadian fatal yang dilaporkan yang mengenai karyawan langsung, karyawan tidak
langsung dan pihak ketiga.
Tidak termasuk dalam semua kasus adalah kejadian fatal pada transportasi dari dan ke
pekerjaan, kejadian fatal karena tindakan kriminal dan kejadian fatal karena penyebab
alamiah.
Nilai Kejadian Fatal /fatality rate : # kejadian fatal dalam 1 tahun per 10,000 pekerja
langsung.
Lost Time Injury (LTI) : Kecelakaan akibat kerja menyebabkan ketidakhadiran 1 atau
lebih hari kerja (atau shift), dihitung dari hari setelah kecelakaan , sebelum orang tersebut
kembali ke pekerjaan yang normal atau yang terbatas.
LTI meliputi semua cidera seperti memar, teriris, patah, terkilir, amputasi, dan luka
lainnya yang timbul dari kejadian kerja atau suatu pajanan sesaat yang bersifat tunggal
pada lingkungan kerja dan juga penyakit akut atau gejala/reaksi cepat yang dapat
disebabkan oleh suatu pajanan yang berbahaya (terhirup, terserap, tertelan atau kontak
secara langsung).
LTI dilaporkan mencakup bagi pekerja langsung dan tidak langsung; LTI untuk pihak
ketiga tidak dilaporkan karena tidak ada dasar dari perhitungan hari kerja yang hilang.
Tidak termasuk untuk karyawan langsung dan tidak langsung adalah cidera dalam
perjalanan dari dan ke tempat kerja; cidera karena tindakan kriminal, cidera karena
penyebab alamiah dan penyakit akibat kerja.
LTI Frequency Rate = # LTI dalam 1 tahun per sejuta jam kerja
Jam kerja = semua jam kerja aktual yang dibayar.
Daftar Appendix
List of Appendices
Company Document Pages
CEMEX Drive Safely
CEMEX Fire Prevention and Protection
CEMEX Hearing Protection
CEMEX Tags and Locks for your Safety
CEMEX Care for your Back
CEMEX Electrical Risks
CEMEX Breathing Protection
CEMEX Slips, Trips and Falls
CEMEX Personal Protection Equipment (PPE)
CEMEX Emergency Preparedness
CEMEX Overhead Works
RMC Management of Traffic on RMC Premises
RMC Safe Reversing for Road Haulage Vehicles and Mobile Plant
RMC Responsibility in Action
Lafarge Clearing of blockages
Lafarge Isolation Procedures
Lafarge Contractors and Temporary Workers
Lafarge Bulk Loading
Lafarge Kiln Bricking and Concreting
Lafarge Bag Loading
Taiheiyo Poster on Safety on the Road
Taiheiyo OHSMS in Taiheiyo Cement
Holcim Contractor Control Guidelines
Holcim Guidelines for an OH&S Committee
Holcim The Bird Pyramid
CRH Safe Use of Mobile Phones
Cimpor Safety in Driving of Forklifts
Cimpor Safety in Welding Work
MANAJEMEN LALU LINTAS PADA LINGKUNGAN RMC :
Standard berikut ini adalah persyaratan minimum yang harus dicapai oleh semua operasi
group. Persyaratan tambahan dalam peraturan lokal juga harus dipatuhi sepanjang waktu.
1. Semua rute lalu lintas pada lingkungan RMC harus didesain ,dibangun dan
dipelihara untuk menjamin pergerakan kendaraan dan pejalan kaki yang aman.
Secara khusus tidak boleh ada lubang, halangan , kotoran atau
kemiringan/kenaikan yang berbahaya pada rute tersebut. Jika ada bahaya
tambahan karena cuaca yang buruk, pencegahan yang sesuai harus dilakukan.
2. Rute lalu lintas akan didesain untuk menjamin bahwa, jika mungkin, kendaraan
pengirim/penarik dan mobile plant dipisahkan dari pejalan kaki dan jika praktis,
ini dilakukan melalui sarana fisik. Jika pemisahan tidak memungkinkan suatu
penilaian resiko lokal yang ssuai dan mencukupi harus mengidentifikasi langkahlangkah
pengendalian yang harus ada sepanjang waktu.
3. Penilaian resiko akan dilakukan untuk kegiatan lalu lintas pada lingkungan RMC
dan langkah-langkah pengendalian yang sesuai dan efektif akan diidentifikasikan
dan diimplementasikan.
4. Peraturan site akan mencakup detail meneganai prosedur aman yang akan
diadopsi oleh pengemudi dan pejalan kaki dan persyaratan peraturan ini akan
ditekankan sepanjang waktu.
5. Jika mungkin, area untuk bongkar muat, pemeliharaan kendaraan,
sheeting/netting muatan, dll akan dipisahkan dari arus lalu lintas utama
6. Pada semua lingkungan RMC, akan ada tanda-tanda yang mencukupi dan/atau
marking jalan yang menunjukan semua pengunjung ke resepcionis, parkir, area
pemuatan/pengiriman, dll yang sesuai.
7. Pada semua lingkungan akan ada batas kecepatan aman yang tepat, tanda batas
kecepatan yangs trategis dan pembatasan akan diwajibkan.
8. Jika mungkin, sistem satu arah dan/atau rencana rute lalu lintas akan dibuat untuk
meminimalkan kebutuhan kendaraan besar dengan visibilitas yang berkurang
untuk mundur ke belakang.
9. Rute lalu lintas akan direncanakan dan didesain untuk menjamin visibilitas yang
mencukupi dan jika perlu, langkah-langkah tambahan, misalnya kaca tetap,
penerangan artifisial, dll , akan dipasang pada tempat-tempat strategis sepanjang
rute.
10. Jika ada struktur yang rapuh atau bahaya lain, seperti pembatas ketinggian (
misalnya . kabel listrik overhead, dll). , sisi yang terbuka pada jalan/ pada
penggalian atau rute pejalan kaki beresiko besar, , penghalang yang cocok dan
mencukupi harus ada untuk mencegah cidera atau kerusakan. Jika penghalang
tidak tepat, misalnya pada beberapa titik loading plant, tanda-tanda harus
dipasang untuk secara jelas menunjukan batasan-batasan.
MUNDUR DENGAN AMAN UNTUK KENDARAAN PENARIK/ROAD
HAULAGE VEHICLE DAN MOBILE PLANT
Standar berikut ini adalah persyaratan minimum yang harus dicapai oleh semua operasi
group untuk menjamin sistem yang aman dan efektif ada untuk memundurkan kendaraan.
Persyaratan tambahan dalam peraturan lokal harus juga dipatuhi sepanjang waktu .
1. Semua perusahaan yang memiliki kendaraan penarik dan mobile plant baik milik
sendiri amupun sewa harus memiliki suatu sistem peringatan terdengar yang
efektif dan, jika perlu ada suatu sistem peringatan untuk mundur yang terlihat ,
misalnya suatu reversing bleeper yang dilengkapi lampu mundur berwarna putih.
2. Kendaraan penarik dan mobile plant yang dimiliki kontraktor yang bekerja untuk
RMC juga harus memiliki sistem peringatan mundur yang terdengar dan terlihat.
3. Penilaian resiko harus dilakukan pada tiap lokasi untuk mengidentifikasikan
langkah-langkah pengendalian yang lebih jauh mungkin diperlukan, misalnya
sistem manajemen lalu lintas, tanda-tanda atau banksmen yang terlatih, dll.
Sebagai tambahan, penilaian resiko harus dilaksanakan untuk semua kendaraan
dan mobile plant untuk mengidentifikasikan apakah visibilitas drivers yang
meningkat diperlukan, misalnya tambahan kaca atau suatu kamera untuk mundur
dengan sebuah monitor di dalam kabin pengemudi.
4. Operator kendaraan untuk pengumpul pelanggan yang mengunjungi site kita
harus didorong benar-benar untuk menggunakan peralatan peringatan mundur
yang benar. Untuk menjamin kendaraan itu bermanuver secara aman sementara,
prosedur operasi yang aman secara alternatif harus ada.
5. Jika kendala lingkungan menimbulkan bahaya terkait dengan penggunaan sistem
peringatan mundur yang terdengar suatu alat audible alternatif harus dipasang,
misalnya suatu peralatan yang berubah suaranya secara intens tergantung pada
tingkat kebisingan noise atau suatu peralatan yang secara langsung terfokus dan
kurang menganggu lingkungan ( dikenal sebagai “ white noise”). Jika peraturan
lokal secara keras melarang semua sistem audible yang ada , suatu sistem
alternatif yang sama efektifnya harus ada.
6. Semua sistem peringatan mundur harus secara reguler dicek dan, secara khusus,
sebelum dimulainya setiap hari/shift kerja. Saat mengecek sistem peringatan
mundur yang audible (dapat terdengar), pengecekan harus juga menjamin tingkat
kebisingan yang mencukupi dipelihara
Standar ini harus diaplikasikan bersama dengan standard RMC untuk menajemen lalu
lintas pada lingkungan RMC dan manajemen penilaian resiko.
TAIHEIYO CEMENT
OHSMS pada Taiheiyo Cement
Menuju Zero-accident dan kampanye partisipasi total
Kebijakan keselamatan & kesehatan kerja (OHS) dan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja ( OHSMS, OSHMS di jepang) dari perusahaan semen Taiheiyo
dijelaskan di bawah ini.
Pembuatan rencana manajemen safety didasarkan pada pesan tahunan mengenai
keselamatan dan kesehatan yang dikirim oleh pimpinan perusahaan sebagai bagian dari
sambutan tahun baru.
Berdasarkan pada pesan ini, rencana manajemen tahunan di-review dan dikembangkan
untuk setiap site. Suatu rencana tindakan dan target kemudian diputuskan untuk setiap
site dan setiap seksi. Bersamaan dengan rencana tahunan, kebijakan ini
diimplementasikan yang menjamin progress dibuat mengarah ke target melalui
pengecekan dan pelaporan bulanan serta sistem monitoring. Hasilnya direview dan
direfleksikan dalam kebijakan dan rencana untuk tahun berikutnya.
Juga ada Minggu keselamatan nasional ( minggu pertama bulan Juli) dan minggu
kesehatan industrial nasional ( minggu pertama bulan oktober) , yang ditetapkan olehj
menteri kesehatan, tenaga kerja dan kesejahteraan. Pada saat ini, pimpinan perusahaan
dan ketua serikat pekerja bersama-sama meningkatkan kesadaran OHS dengan
mempromosikan suatu slogan bersama dan pesan OHS.
Lebih jauh, banyak kesempatan lain untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan
kerja sepanjang tahun dimanfaatkan. Sebagai contoh, kapanpun ada meeting atau acara
dimana semua karyawan berpartisipasi , seorang manager akan memberikan sambutan
singkat untuk menekankan kesadaran OHS atau menggarisbawahi suatu kegiatan OHS
khusus. Kesempatan untuk melaporkan kegiatan OHS di tambang dan plant site,
termasuk rekomendasi untuk personil, juga ada pada konvensi asosiasi semen jepang.
Acara tersebut merupakan hal penting dalam kegiatan OHS tahunan.
Holcim
Panduan Kontrol Kontraktor Holcim Ltd
Pengantar
Pada tahun 2003, sekitar 35% dari semua kematian yang dilaporkan dan cacat permanen
pada Holcim terkait dengan kontraktor. Ini adalah persentase yang tinggi, melihat
sejumlah kecil orang terkait dengan jumlah karyawan holcim. Untuk membantu
mengurangi jumlah insiden tersebut, Holcim ltd ingin semua perusahaan group memiliki
program untuk memanaje kontraktor yang bekerja untuk holcim- baik di dalam maupun
di luar site. Elemen kunci dari program ini harus mencakuyp :
ο Pre-kualifikasi kontraktor berdasarkan pada review record training OH&S, aktual
performa OH&S, sertikasi untuk melakukan pekerjaan, pengalaman dengan tugas
yang sama dan perlindungan asuransi.
ο Kontrak procuremen untuk menjamin OH&S Kontraktor
ο Training Induksi training untuk kontraktor
ο Seorang karyawan Holcim bertindak sebagai supervisor kontraktor pada site
untuk :
- Me-review rencana safety khusus pekerjaan kontraktor
- Mereview praktek kerja dan kondisinya ( memiliki otoritas untuk secepatnya
menghentikan semua pekerjaan karena praktek kerja atau kondisi yang tidak aman
)
- Bertindak sebagai penghubung untuk kontraktor
1. Suatu checklist untuk pre-kualifikasi kontraktor :
ο Memeriksa sertifikasi
- Registrasi perusahaan yang benar
- Diijinkan untuk melakukan pekerjaan/tugas yang diberikan, jika
diperlukan.
ο Berpengalaman dengan tugas yang sejenis/sama
- Pada Holcim
- Dengan perusahaan lain
ο Review record training OH & S – personil dilatih sesuai yang dibutuhkan pada :
- Issue OH & S umum
- Penggunaan APD
- Pencegahan/Perlindungan kebakaran
- Bekerja di ketinggian
- Hot work ( mudah terbakar/meledak)
- Entry ke ruang tertutup/confined space
- Excavatioan & Digging ( penggalian)
- Penanganan voltase listrik tinggi yang aman
- OH & S bejana bertekanan ( pressurized vessels)
- Safety peralatan yang mobile
- Mengemudi dengan waspada
- OH& S untuk material/bahan kimia yang berbahaya
ο Review performa OH & S
- Record denda atau penghargaan
- Record award yang diterima
ο Review record asuransi
- Kewajiban umum/khusus
- Kompensasi tenaga kerja
ο Review rencana safety tugas khusus
- Termasuk sistem yang tepat untuk manajemen perubahan
II. Susuanan Kontrak Supplier (contoh) dengan memperhatikan performa OH &S
1.1. Adalah kebijakan Buyer/pembeli untuk menjamin keselamatan dan kesehatan kerja
semua personnil ( baik karyawan sendiri maupun karyawan kontraktor) juga
intregitas dan reliabilitas semua property dan peralatan. Karenanya, supplier juga
harus menyadari tanggung jawab dan akuntabilitasnya untuk perlindungan semua
karyawan dan menjaga property dan peralatan buyer.
1.2. Untuk mematuhi kebijakan ini, supplier akan menggunakan personil yang
berkualitas dan melengkapi dengan safeguard/pelindung, aturan dan prosedur yang
akan meminimalkan resiko cidera personil pada orang-orang buyer dan hilangnya ,
atau kerusakan pada Property dan peralatan buyer selama performa service yang ada
1.3. Personil supplier harus mematuhi peraturan, praktek dan prosedur OH& S buyer,
menggunakan peralatan , tools & sarana OH & S yang disyaratkan/tersedia, dan
melakukan cara-cara yang menjamin keselamatan dan kesehatan mereka sendiri, dan
karyawan mereka serta orang lain.
1.4. Personil supplier bertanggung jawab untuk menyediakan dan memelihara suatu
tempat kerja yang sehat dan aman dimana semua bahaya, tindakan dan/atau kondisi
yang tidak aman diidentifikasi dan dianalisa sebelum dikendalikan atau dieliminasi.
Ini harus didokumentasikan dalam suatu program keselamatan dan kesehatan (
wajib).
1.5. Saat bekerja, semua personil supplier akan melaksanakannya sesuai dengan standar
OH & S buyer, termasuk memilki rencana OH & S yang benar untuk pekerjaan yang
ada, instruksi kerja, training dan test yang diperlukan, inspeksi dan program audit
juga pencatatan dan pelaporan semua kecelakaan, tindakan dan atau kondisi yang
tidak aman.
III. Elemen untuk induksi kontraktor yang baik :
ο Training OH & S umum ( jika diperlukan – lihat persyaratan pre-kualifikasi)
ο Induksi site khusus
- Review layout site atau fasilitas dan kebijakan, prosedur dan peraturan OH
&S
ο Persyaratan untuk identifikasi bahaya dan penilaian resiko
ο Komunikasi bahaya
- Zona bahaya khusus pada site dan pertimbangan APD
ο Respon keadaan darurat
- Prosedur kebakaran dan emergensi
- Fasilitas pertolongan pertama
- Kontrol emisi lingkungan
ο Pencatatan dan pelaporan
IV. Memperbaiki kesalahan kontraktor
ο Contact person dari buyer dan supplier diidentifikasi
ο Peranan supervisor project/job/site ditentukan
ο Tugas, tanggung jawab, akuntabilitas dan kekuasaan OH & S ditentukan
Referensi :
1. Holcim Ltd-OH&S handbook
2. Holcim (US) –Theodore Plant-Contractor’s Pre-Qualifying Manual
3. Holcim ( Schweiz) – Schulungs CD fur Fremdfirmen
Procurement Pada tahun 2003, sekitar 35 % kematian dan cacat tetap yang dilaporkan
di Holcim terkait dengan kontraktor. Untuk membantu mengurangi
jumlah insiden tersebut. CSR-OH&S merekomendasikan bahwa semua
perusahaan group memiliki suatu program untuk mengelola kontraktor
yang bekerja untuk Holcim-baik di dalam maupun di luar site. Elemen
kunci harus mencakup :
Pre-kualifikasi kontraktor berdasarkan pada review atas record training
OH & S. performa OH & S aktual, sertifikasi untuk melakukan
pekerjaan, pengalaman dengan tugas yang sama dan perlindungan
asuransi. Kontrak procurement disusun untuk menjamin OH & S
kontraktor
OH & S Training Induksi Site untuk kontraktor
Diperintahkan Seorang karyawan Holcim sebagai supervisor kontraktor di site untuk :
mereview rencana safety pekerjaan kontraktor yang spesifik; mereview
praktek kerja aktual dan kondisinya (memiliki otoritas untukj
menghentikan semua pekerjaan secepatnya karena praktek kerja yang
tidak aman atau kondisi yang tidak aman ), dan bertindak sebagai titik
penghubung antara perusahaan dan kontraktor.
PANDUAN UNTUK KOMITE OH&S
Komite OH&S unit bisnis/site
Sebagaimana minimum direkomendasikan Holcim, suatu komite OH&S harus terdiri
baik pekerja(blue collar) yang terpilih maupun perwakilan manajemen yang ditunjuk (
paling tidak 50% blue collar) dan bertemu paling tidak 4 kali per tahun. Notulen rapat
harus disimpan dan dikomunikasikan ke seluruh tempat kerja. Komite ini juga harus
membicarakan masalah yang terkait dengan perbedaan bahasa yang digunakan pada site.
Catat bahwa persyaratan untuk formasi dan komposisi dari komite ini sering ditentukan
oleh peraturan lokal dan ini harus dicek.
Fungsi Komite OH & S :
1. Sebagai saluran utama bottom up(dari bawah ke atas)untuk menyampaikan
issue/masalah OH&S ke manajemen
2. Sebagai pengendali utama Program OH&S
a. menyebarkan informasi, melakukan investigasi bahaya/indsiden dan
penilaian resiko, mengkomunikasikan issue/hasil OH&S dan memajukan
OH&S di tempat kerja
3. Sebagai lembaga yang menyarankan tindakan dan program berdasarkan laporan,
investigasi , pernyataan, dll.
Mengikuti setiap meeting Komite OH&S, ketuanya harus menghadiri meeting komite
manajemen plant untuk melaporkan OH&S dan memberikan rekomendasi untuk
dipertimbangkan.
Ada sejumlah issue yang dipikul komite ini agar berfungsi dengan baik. Ini mencakup :
A. (Diadakan ) Pekerja secara umum ( blue collar) harus
memilih wakil mereka yang dari manajemen dapat
dinominasikan
B. Orang blue collar yang cocok dapat didorong untuk
nominasi , tapi tidak seorang pun yang dapat dikecilkan
artinya.
C. Mengumumkan semua pekerja nama perwakilan OH&S
mereka
D. Perencanaan/persiapan suatu agenda meeting untuk
meeting Komite OH&S sehingga mereka tetap reasonable.
E. Menjamin bahwa semua anggota komite OH&S diberi
tanggung jawab /tugas dan diberi waktu untuk mengikuti
waktu komite normal di luar.
Pertimbangan lain
Untuk efektif, anggota komite OH&S harus menerima training dasar dalam :
1. Fungsi komite OH&S dan praktek/prosedur meeting
2. Overview peraturan dan hukum yang berlaku
3. Bagaimana melakukan identifikasi bahaya dan penilaian resiko juga investigasi
kecelakaan/insiden ( analisa penyebab, dll) dan penulisan laporan
4. memberikan training ( mengikuti suatu kursus melatih pelatih)
5. melakukan review, inspeksi dan audit ( dikualifikasikan sebagai auditor internal
OH&S).
Komite Manajemen ( dikepalai oleh manager unit bisnis/site)
Ini bertindak sebagai badan sah untuk saran dan rekomendasi dari komite OH&S ( proses
manajemn normal). Saran lanjutan untuk tindakan ini diringkas dari Holcim OH&S
handbook dan sebenarnya mewakili checklist manajemen kelas tinggi.
1. Semua anggota harus melakukan paling tidak satu inspeksi OH&S dan satu
investigasi insiden tiap tahun, bukan pada area kerja mereka yang biasa. Ini akan
meliputi tindak lanjut untuk menjamin bahwa peningkatan diidentifikasi sebagai
kejadian aktual yang penting.
2. Membuat kebijakan OH&S plant, tujuan dan targetnya, serta anggota komite
manajemen mengkomunikasikannya pada semua karyawan
3. Memiliki pengetahuan OH&S dan/atau ketrampilan Training master plan(TMP) –
membuat suatu training OHS tingkat minimum untuk (katakanlah) 12
jam.orang/tahun
4. Melakukan pengumpulan data dan pelaporan melalui :
a. OH&S menjadi item fokus agenda setiap bulan mengikuti meeting komite
OH&S dan dimasukan sebagai item utama/pertama pada agenda untuk
meeting tersebut, dan
b. Meng-update statistik yang menjadi notulen rapat sebagai item standard (
definisi HARP Manual Ref-8.2.1. Operational Indicators. All subsegments).
http://web.Holcim.com/harp/harpman.nsf/manuindex?openView&Start=1
&count=5000&Expand=8.2.1-821
c. Memerintahkan OH&S sebagai item agenda pertama untuk semua meeting
internal rutin.
5. Mengukur performa :
a. Menetapkan tujuan dan target OH&S tahunan
b. Tujuan dan target ini kemudian menjadi bagian dari pertimbangan
kompensasi performa dalam dialog top manajemn
c. OH&S yang tercakup dalam majamen performa/Dialog majemen lainnya
dan/atau karyawan supervisor . Saran untuk penyusunan kata “ memberi
kontribusi positif pada pencapaian tujuan dan target OH&S perusahaancontoh
untuk ini dapat meliputi inspeksi OH&S/investigasi kecelakaan,
berada pada komite safety , menyiapkan prosedur kerja aman, bukan
secara personal mendapatkan PLI, dll
6. Membagi informasi melalui suatu papan OH&S pada pintu masuk utama yang
menunjukan performa, Sebagai minimum , ini harus menunjukan :
a. Rating piramida OH&S terbaru
b. Target dan performa indikator OH&S saat ini
c. Jumlah hari dari kecelakaan terakhir yang menyebabkan kematian atau
cacat tetap
d. Jumlah hari dari lost time injury terakhir
e. Jumlah hari terbaik sebelumnya di antara lost time injury. Hal lain yang
dapat ditempatkan pada papan tersebut adalah kebijakan OH&S,
slogan/tag line, dll
7. Komunikasi-komunikasi-komunikasi. Mengidentifikasikan dan
mengimplementasikan paling tidak 3 inisiatif terpisah untuk memberi informasi
pada karyawan mengenai OH&S misalnya suatu kampanye poster, artikel pada
majalah intern, tool box talk oleh manajer senior , Minggu OH&S, dll.
The Bird Pyramid
Api mengamuk dan mencakup daerah
dekat fasilitas yang ada . Tanggap
darurat pelan mengarah ke lautan api
yang membahayakan. Banyak yang
terluka, beberapa meninggal.
Kebakaran memburuk. Rencana
kemergensi diaktifkan dan kebakaran
dikendalikan. Bebarapa orang masuk
rumah sakit dengan luka bakar.
Kebakaran dimulai dan terlihat. Tidak
ada pemadam api yang tersedia.
Kebakaran memburuk dan orang-orang
terluka
Kebakaran kecil dimulai. Diumumkan
dan segera keluar.
Misalnya. Hot work dikerjakan tanpa
ijin, lihat… tapi tidak ada tindakan
yang diambil.
WASPADA KECELAKAAN
PENGGUNAAN MOBILE PHONE YANG AMAN
“Tetap Waspada-Tetap Hidup”
UNTUK SITE MANAGER/SUPERVISORS/SUBCONTRACTORS
LAKUKAN
ο Bawa mobilphone jika bekerja sendirian pada area yang jauh
ο Jika bekerja sendirian, gunakan mobile phone anda untuk melapor pada manager
lini anda bahwa anda telah selesai untuk hari itu jika anda tidak kembali ke kantor
ο Bawa mobile phone jika anda prihatin mengenai keselamatan anda untuk ke atau
dari pekerjaan
ο Yakinkan anda memiliki komunikasi yang cepat dan efektif untuk situasi darurat
ο Batasi jumlah waktu menelefon jika anda peduli terhadap gelombang radio
ο Matikan telefon anda saat mengoperasikan mesin pabrik atau item peralatan yang
berbahay
ο Yakinkan bahwa anda berdiri di area yang aman sebelum menjawab telefon
ο Ingat menggunakan suatu “handsfree kit” untuk mobile phone tetap meningkatkan
resiko kecelakaan
ο Ingat, mobile phone dapat menyalakan bahan bakar dan asap.
ο Ingat, penggunaan mobile phone saat mengemudi dapat mendatangkan point
penalty dan denda 60. poundsterling.
JANGAN LAKUKAN
ο Menjawab panggilan telefon saat mengoperasikan plant dan mesin.
ο Menjawab panggilan jika berkomunikasi dengan orang lain pada radio site
misalnya. Slinger/banksman/crane driers
ο Menggunakan atau mengoperasikan telefon saat memanjat tangga atau struktur
lain yang sama
ο Menggunakan suatu mobile phone saat mengemudikan kendaraan khusunya jika
anda tidak memiliki hands free kit
ο Menggunakan telefon untuk memanggil staff lain saat mereka mengoperasikan
plant dan mesin
ο Mengoperasikan mobile phone jika bekerja dalam area yang padat lalu lintas
ο Mengoperasikan mobile phone atau peralatan elektrikal lainnya dekat kontainer
bensin /petrol atau zat mudah terbakar lainnya misalnya :SPBU(Pom bensin)
ο Jangan mengijinkan penggunaan mobile phone saat menggali dekat pipa gas
ο Menggunakan mobile phone pada area di mana peraturan site secara tegas
melarangnya
ο Mengoperasikan mobile phone saat melalui rute lalu linta