Selasa, April 30, 2013

Cara membaca pikiran orang lain dati Mata

Assalammualikum WR WB


 Dari Kedipan Mata
Seperti yang diketahui, normalnya mata manusia akan berkedip 8-15 kali setiap menit. Dan apa bila frekuensi berkedip terlampau sering maka bisa dipastikan orang tersebut sedang mengalami tekanan atau minimal sedang gelisah, bisa disebut juga suatu respons akan suatu hal yang mereka dengar tetapi tidak mereka sukai.

Mak dari itu, jika anda menemukan lawan bicara seperti itu  maka segeralah mengganti topik pembicaraan untuk membuat lawan bicara anda tertarik kembali. Dan biasanya juga orang yang sedang berbohong memperlihatkan kedipan mata yang lebih cepat.

Lantas bagaimana jika orang tersebut jarang berkedip? konon orang yang jarang berkedip biasanya menunjukan kedudukan dirinya merasa lebih tinggi dari pada lawan bicaranya. Dan ada juga yang mengatakan jika orang jarang berkedip menunjukan dia sedang berkonsentrasi akan sesuatu, atau bahkan sedang tertarik dengan lawan bicaranya. Tetapi mungkin jika itu dibarengi dengan raut wajah yang ramah dan tersenyum tentunya.

 Mata Melihat Ke Kiri Atas
Jika anda sedang bertanya kepada seseorang lalu terlihat matanya bergerak ke atas dan melirik ke sebelah kiri, maka hal itu tanda bahwa dia sedang mengingat-ingat pengetahuan atau pengalaman yang terkait dengan pertanyaan yang anda berikan. Artinya arah pandangan ke kiri atas lebih terkait dalam penggunan memori dalam otak alias seseorang yang sedang mengingat atau menyatakan fakta.

 Mata Melihat Ke Kanan Atas
Yang perlu di waspadai! Jika anda sedang bertanya lalu seseorang itu terlihat matanya mengarah pada sisi kanan atas maka hal itu menandakan bahwa dia tidak siap dengan jawaban alias mengarang. Artinya isyarat gerakan mata ke kanan atas dapat bermakna lamunan, pemalsuan atau berbohong.

Tetapi walau pun demikian bagian kanan atas sangat terkait dengan fungsi otak kanan yaitu bagian  kreatif dan imajinatif. Jadi tergantung pertanyaan hal apa yang anda berikan, jika pertanyaannya yang menyangkut sesuatu yang bersifat memecahkan persoalan maka menandakan ia sedang berproses kreatif. Tapi jika pertanyaanya tentang kesaksian maka dia sedang berbohong. 

 Melihat Ke Kiri Bawah
Isyarat gerakan mata seperti ini biasanya menandkan dia sedang mengenang, mengingat atau mengambil fakta dari memori otaknya. Artinya ia sedang mengambil ke putusan penting, hingga dia akan mengingat-ingat dari memorinya atas resiko yang akan terjadi jika dia mengambil keputusaan tersebut.

✽ Melihat Ke Kanan Bawah
Biasanya isyarat gerak mata seperti ini menandakan isyarat kreatif namun bukanlah suatu rekayasa. Artinya dia sangat terhubung dengan perasaan seseorang. Untuk membuktikannya cobalah bertanya tentang “apa yang anda rasakan saat jatuh cinta?” lalu coba perhatikan matanya maka perlahan-lahan akan bergerak ke bawah lalu ke kanan untuk mengingat-ingat perasaannya saat itu terjadi. 

5 Cara Paling Mudah Untuk Membaca Pikiran Orang Lain

Assalammualikum WR WB


Berikut ini adalah 5 Cara Paling Mudah Untuk Membaca Pikiran Orang Lain:

Kenali Dengan Baik
Untuk dapat membaca pikiran orang, tentu anda harus mengenali terlebih dahulu dengan baik orang tersebut. Jika anda sudah kenal maka tentu hal itu akan membuat anda lebih enjoy dengan apa yang akan anda lakukan. Dilain sisi anda juga dapat melihat kepribadiannya, sehingga anda lebih leluasa untuk mengamatinya maka disitulah anda dapat membaca pikirannya.

Minta Umpan Balik
Cara untuk membaca pikiran orang lain bukan hanya sekedar mengamati dan membaca pikirannya saja, namun anda juga bisa menanyakan kebenaran yang benar terjadi atau yang dialami orang tersebut. Berilah pertanyaan yang menyatakan kebenaran apa yang anda bisa tebak darinya.

Perhatikan Bagian Atas Dari Wajah
Mengapa demikian? Ini karena biasanya pada bagian itu sering sekali orang mengungkapkan apa yang sedang dipikirkannya. Seperti sekitar mata yang dapat anda lihat jawaban dari pikiran orang itu.

Santi dan Relax
Tentu jika anda ingin bisa membaca apa yang orang lain pikirkan, anda harus terlebih dahulu bisa bersikap santai, tidak tegang. Mengapa demikian? Karena agar orang tersebut tidak menjadi resah dan gelisah karena tingkah laku anda. Bersikap santai dan terbuka agar dia merespons dengan baik.

Lebih Ekspersif
Ingat! semakin anda ekspresif, semakin pula anda dengan mudah mendapatkan informasi tentangnya. Karena dari situlah anda bisa mengetahui yang tadinya  tidak anda ketahui. 

Senin, April 29, 2013

Mengidentifikasi Kesalahan/Kerusakan Sistem pengisian

Assalammualikum WR WB


Pemeriksaan Sistem Pengisian

Mengidentifikasi Kesalahan/Kerusakan Sistem pengisian
Diagnosis kesalahan/kerusakan yang umum terjadi pada sistem pengisian adalah sebagai berikut;

1. Alternator tidak terjadi pengisian
  • Slip/rusak pada drive belt
  • Dioda lepas
  • Gulungan sirkuti pada stator terlepas
  • Sirkuit luar terlepas
  • Sikat dan slip ring sudah usang
  • Voltage regulator rusak
2. Rendahnya pengisian baterai
  • Drive belt pada alternator slip
  • Korosi pada terminal baterai
  • Resistansi tinggi pada sirkuit pengisian
  • Regulator rusak
  • Tidak ada tegangan positif yang menuju regulator
3. Pengisian berlebihan
  • RTegangan output alternator melebihi spesifikasi
  • Tegangan standar regulator yang terlalu tinggi
  • Tidak ada tegangan positif yang menuju ke regulator
  • Regulator rusak
4. Alternator berisik
  • Bearing shaft daus/rusak
  • drive belt slip
  • Terjadi resonansi magnet

Masalah-masalah pada alternator bisa ditest dengan menggunakan "Alternator Bench Tester"


Pengujian Sistem Pengisian
Menguji tegangan output pada alternator
  • Sebelum pengujian siapkan perlengkapan K3 seperti kacamata, dan sarung tangan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan nantinya selama proses pengujian.
  • Pergunakan multimeter tester sebagai alat untuk menguji tegangan output pada alternator.
  • Arahkan gas buang pada knalpot ke udara bebas, dan pastikan tidak berada diruangan tanpa sirkulasi udara. Karbon monoksida sangat beracun dan berbahaya.
  • Posisikan transmisi pada posisi P "Parking" dan aktifkan hand rem.
  • Proses pengujiannya sebagai berikut
  • Buka kap mobil
  • Posisikan multimeter pada DC Volt
  • Hubungkan terminal (+) warna merah pada multimeter ke terminal (+) baterai, dan juga sebaliknya hubungkan terminal (-) warna hitam pada multimeter ke terminal (-) baterai.
  • Lihat tegangan normal baterai. 12,5-12,8 volt
  • Nyalakan mesin
  • Lihat tegangan outputnya maka akan terbaca sekitar 13,8-14,8 volt
  • Nyalakan AC, head lamp, stereo, wiper
  • Apabila tegangan masih berkisar 13,8-14,8 volt dan tidak mengalami penurunan maka alternator dalam keadaan baik.
  • Setelah pengujian, lepaskan kembali terminal (+/-) multimeter pada baterai.
  • Tutup kembali kap mobil

Kamis, April 25, 2013

Kontribusi media pembelajaran

Assalammualikum WR WB


Tugas Mid Semester
UNSRI WARNA BARU.jpgKontribusi Media Pembelajaran



Disusun
Oleh
Nama : Tenli Junaidi
NIM: 06111012005
Prodi : Pendidikan Teknik Mesin
Angkatan : 2011
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sriwijaya

Kata pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat tuhan Yang Maha Esa yang dengan rahmat dan kesehatan yang diberikan-Nya , penulis dapat menyelasikan tugas Mid Semestere “Media Pembelajaran “ yang dibutuhkan sebagai saah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran dan penambah ilmu pengetahuan dalam menyingkapi perkembangan teknologi media pembelajaran yang melesat jauh dengan perkembangan yang tiada hentinya meninggalkan dunia pendidikan kita.
Tulisan ini dibuat berdasarkan tuntutan pembimbing yang diambil dari berbagai sumber yang ada di internet  dan juag diharapkan tulisan ini dapat membantu dalam member pandangan tentang manfaat media pembelajaran bagi guru , mahasiswa yang ingin mengetahui lebih dalam tentang media pembelajaran. Pembahasan pada tulisan ini meliputi
Karangan tulisan ini menggunakan bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami . di dalamnya dilengkapi denagn daftar pustaka sebagi referensi dan untuk membantu para pembaca menelusuri tulisan ini dari mana asalnya (sumbernya) . penulis mengucapkan terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak hingga kepada pembaca
Penulis tentunya mengharapan koreksi dan masukan yang bersifat membangun kepada seluruh pembaca agar , kiranya , tulisan ini lebih baik.

Indralaya , April 2013




Daftar Isi
Kata pengantar ……………………………………………………………………………   2
Daftar isi …………………………………………………………………………………    3
BAB I ……………………………………………………………………………………    4
Pendahuluan ……………………………………………………………………………..    4
Latar belakang ……………………………………………………………………………   4
Manfaat dan Tujuan Makalah …………………………………………………………….   4
BAB II …………………………………………………………………………………….. 5
Pembahasan ……………………………………………………………………………….  5
BAB III …………………………………………………………………………………… 17
Penutup……………………………………………………………………………………. 17
Kesimpulan……………………………………………………………………………….. 17
Saran………………………………………………………………………………………. 17 
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………….. 18




BAB 1
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang digunakan.Meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.Guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran sudah seharusnyalah dapat menciptakan atau mempergunakan media yang sudah ada dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Maka dari itu dalam tulisan ini mengungkapkan betapa pentingnya media dalam pembelajaran
1.2 Metode penulisan / Kajian pustaka
Penulis mempergunakan metode observasi dan kepustakaan. Dalam metode ini penulis  mencari lewat internet yang berkaitan dengan penulisan makalah ini.penulis menulis juga hamper 100% diambil dari internet , dan menggabungkan dari berbagai kutipan tulisan dan menyimpulkannya.
1.3 Rumusan masalah  Pada makalah ini kami akan bahas tentang : Manfaat media pembelajaran., Fungsi media pembelajaran., Pengenalan beberapa media ,Pemilihan Media, Penggunaan Media


BAB 2
Pembahasan
2.1 PENGERTIAN
Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahwa membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada orientasi pembelajaran akan sangat membantu keaktifan proses pembelajaran dan menyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa mengingkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menaruk dan terpercahaya.
Menurut Marshall Mcluhan, Media adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengan dia. Dalam arti sempit, media pengajaran hanya meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam proses pengajaran yang terencana. Sedangkan dalam arti luas, media tidak hanya meliputi media komunikasi elektronik yang kompleks akan tetapi juga mencakup alat-alat sederhana seperti: tv radio, slide, fotografi, diagram, dan bagan buatan guru, atau objek-objek nyata lainnya.
Latuheru menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna. Berdasarkan definisi tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat yang besar dalam memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran yang digunakan harus dapat menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar mengajar dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa.
Dan menurut saya bahwa media pembelajaran adalah suatu alat yang digunakan para pengajar dan pendidik untuk memudahkan menyampaikan pelajaran baik itu berupa visual , audio, audio visual dan lain –lain sehingga peserta penerima materi pelajaran tersebut bisa memahami.
2.2 FUNGSI DAN MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN
Levie & Lentsz mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu : Fungsi Atensi Fungsi Afektif Fungsi Kognitif Fungsi Kompensatoris Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
Sudjana & Rivai mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses pembelajaran : Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
Dikutip dari tulisan http://febriandiniraharja.blogspot.com Kemp dan Dayton (1985) sebagai berikut :
1.                  Penyampaian materi dapat diseragamkan
2.                  Proses instruksional menjadi lebih menarik
3.                  Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif
4.                  Jumlah waktu belajar-mengajar dapat dikurangi
5.                  Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan
6.                  Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja
7.                  Sikap positif siswa terhadap meteri belajar maupun tehadap proses belajar itu sendiri dapat ditingkatkan
8.                  Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif.

Menurut pendapat saya bahwa menyimpulkan dari pendapat para pakar ialah manfaat media dalam proses pembelajaran supaya pelajaran yang disampaikan lebih enak dilihat , dirasakan , dan di nikmati para peserta penerima materi.
2.3 JENIS DAN KARAKTERISTIK MEDIA
Menurut Schramm “mengelompokkan media menurut daya liputnya menjadi media massal, media kelompok, dan media individual. Selain itu, ia juga membuat pengelompokkan lain menurut control pemakaiannya dalam pengertian portabilitas, kesesuaiannya untuk di rumah, kesiapan setiap saat diperlukan, dapat tidaknya lajupenyampaiannya dikontrol, kesesuaiannya untuk belajar mandiri, dan kemampuannya untuk memberikan umpan-balik”.
Menurut Allen “ menghubungkan fungsi media dengan tujuan belajar yang hendak dicapai. Dari beberapa pengelompokkan media yang dikemukakan di atas dapat dilihat bahwa hingga saat ini belum terdapat suatu kesepakatan tentang taksonomimedia yang berlaku umum dan mencakup segala aspeknya.”
2.4 PERALATAN MEDIA
Dikutip di dalam tulisan http://sarulmardianto.wordpress.com bahwa
a.  Peralatan proyeksi (optik) terdiri dari :
1. Overhead projector (OHP) Peralatan ini menggunakan sistem optic (lensa-lensa) dan elektrik (kipas pendingin dan lampu proyektor). Overhead proyektor berfungsi untuk memproyeksikan (menyajikan) transparansi.
2. Microform reader Microform reader ini adalah peralatan untuk membaca bahan-bahan yang di simpan (dicetak) pada film dalam bentuk (ukuran) micro. Ada dua bentuk film yang digunakan, yaitu yang berbentuk gulungan (roll) disebut “micro film’ (ukuran yang umum dipergunakan ialah film 16 mm dan 35 mm). Ada pula yang berbentuk lembaran disebut “microfiche”.
3. Proyektor film-rangkai (film strip projector) Proyektor ini digunakan    untuk memproyeksiksn film rangkai (film strip).
4. Proyektor film-bingkai (slide projector) Fungsi utamanya adalah memproyeksikan film bingkai.
5. Proyektor film –gelang (film loop projector) Proyektor ini digunakan untuk memutar film gelang dengan menggunakan system proyeksi depan layar.
6. Proyektor film ( motion picture projector) Proyektor film ini menggunakan tiga sistem dalam kerjanya yaitu sistem optik, sistem mekanik dan sistem elektrik.
b. Peralatan elektronik, terdiri dari:
1. Radio perekam kaset audio ( radio cassette recorder)
2. Penala radio (tuner)
3. Perekam pita audio (open reel tape recorder)
4. Perekam kaset audio (cassette recorder)
5. Amplifier
6. Loudspeaker
7. Perekam kaset audio sinkron (cassette synchrocorder)
8. Perekam pita video (video tape recorder)
9. Perekam kaset video (video cassette recorder)
10. Piringan video (video disc)
11. Sambaing video (video cartridge)
12. Video monitor
13. Proyektor video”
2.6 PEMILIHAN MEDIA
Media Jadi dan Media Rancangan.
Ditinjau dari kesiapan pengadaannya media dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu media jadi karena sudah merupakan komoditi perdagangan dan terdapat di pasaran luas dalam keadaan siap pakai (media by utilization), dan media rancangan karena perlu dirancang dan dipersiapkan secara khusus untuk maksud atau tujuan pembelajaran tertentu (media by design). Masing-masing jenis media ini mempunyai kelebihan dan keterbatasan. Kelebihan dari media jadi adalah hemat dalam waktu, tenaga dan biaya untuk pengadaannya. Sebaliknya mempersiapkan media yang dirancang secara khusus untuk memenuhi kebutuhan tertentu akan memeras banyak waktu , tenaga maupun biaya karena untuk mendapatkan keandalan dan kesahihannya diperlukan serangkaian validisasi prototipnya. Kekurangan dari media jadi ialah kecilnya kemungkinan untuk mendapatkan media jadi yang dapat sepenuhnya sesuai dengan tujuan atau kebutuhan pembelajaran setempat.
2.7 Dasar Pertimbangan Pemilihan Media.
Beberapa penyebab orang memilih media antara lain adalah:
a. Bermaksud mendemonstrasikannya seperti halnya pada kuliah tentang   media
b. Merasa sudah akrab dengan media tersebut, misalnya seorang dosen yang sudah terbiasa menggunakan proyektor transparansi
c.   Ingin memberi gambaran atau penjelasan yang lebih konkret, dan
d. Merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari yang bias dilakukannya,misalnya untuk menarik minat atau gairah belajar siswa.Jadi, dasar  pertimbangan untuk memilih suatu media sangatlah sederhana, yaitu dapat memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak.
 2.8 Penggunaan Media.
Dikutip dalam tulisan blog Penggunaan dan efek media Melalui interaksi dengan media dan observasi terhadap orang lain, seseorang belajar tentang ekpektasi tentang konsekuensi dari penggunaan media yang membentuk tingkah laku mereka. Hasil positif seperti belajar hal baru, diversi dan belajar hal baru. Seseorang dengan sendirinya akan dapat membedakan mana yang baik dan buruk, serta melakukan suatu aksi untuk menghindari diri mereka dari media yang merugikan dan membosankan. Khalayak membaca dan menginterpretasikan teks yang disajikan oleh media melalui cara yang aktif.
Beberapa khalayak mungkin menerima makna yang diberikan oleh media. Tetapi beberapa khalayak lainnya menggunakan ide dan pengalaman mereka untuk menegosiasikan makna mereka sendiri, Bahkan beberapa dari mereka menentang makna yang ingin disampaikan media. Oleh karenanya, khalayak dianggap sebagai penonton yang aktif, bukan pasif. Social presence atau kehadiran sosial adalah derajat dimana komunikasi melalui media memiliki tingkat sosial yang sama dengan komunikasi tatap muka. Efek media merupakan dampak dari kehadiran sosial yang dimiliki media dimana menyebabkan perubahan di pengetahuan, sikap dan tingkah laku kita yang merupakan hasil dari menggunakan media. Content Analysis adalah metode dasar dari penelitian dampak media, digunakan untuk mengkarakterkan sistem dari isi media dengan menyebutkan satu demi satu tingkah laku, tema dan dan aktor yang muncul di media. Walaupun begitu, analisis seperti itu tidak dapat diguankan untuk untuk membuat kesimpulan tentang efek yang sebenarnya dari media. Penelitian eksperimental menguji hubungan antara penggunaan media terhadap isi media dan efeknya terhadap khalayak di bawah kondisi laboratorium yang terkontrol . Metode survey dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada subyek yang ingin dijadikn sampel. Walaupun begitu, hasil dari penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan sebagai sesuatu yang benar.
2.9 Dikutip dari blog http://rafleckt.wordpress.com
“  Learning  “with” and “from” media and technology
Thomas C. Reeves points out that “media and technology have been introduced into schools because it is believed that they can have positive effects on teaching and learning” (1998, p.1). In addition, there is an important approach educational researchers have indicated which argues that both media and technology can effectively be used in schools as phenomena to learn both from and with (Jonassen, & Reeves, 1996). In terms of learning  “from” technology, it includes the instructional television, computer-based instruction, or integrated learning systems that have been implemented into classrooms (Reeves, 1998, p.4). Learning “with” technology means to use the technologies as cognitive tools to create constructivist learning environments (Reeves, 1998). Moreover, many researchers such as Jonassen (1996) have shown that the learning process might be changed as an effect of predominant media being used, because “technology or media has been successfully evaluated as type of cognitive mind tool” (Kenny, 2001, p. 210). Therefore, the media and technology can play a powerful role to improve instructions “when students can actively use them as cognitive tools rather than simply perceive and interact with them as tutors or repositories of information” (Reeves, 1998, p.25). It seemsapparent that media does play an important role in the design of an instructional method, because technology can more readily provide a highly learner-oriented and interactive environment in a less expensive way.

2.10 The impact of media and technology in school settings
If we look back at prior educational environments before the invention of computers and multimedia technologies, we see there were other types of technologies introduced as instructional tools such as radio, film, and television into classrooms with a certain degree of success (Nathan, & Robinson, 2001). Today, digital technologies have greatly influenced children in the 21st century. Educational experiences have remained consistent even while there have been some significant changes in the modes and models of teaching and learning with the advance of technology, mainly due to the invention of the Internet and the popularity of personal computers. Thus, educators should deliberately “look differently on communicating and educating today’s media-centric youth” (Kenny, 2001, p. 210) and use those technologies to be the instructional supplementary materials that enable pedagogies to be more diversified.







BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media. Media mempunyai manfaat dan fungsi sebagai sarana bagi guru untuk dapat menyampaikan materi pelajaran menjadi lebih menarik, tidak hanya monoton, siswa tidak hanya diajak untuk berhayal dan membayangkan saja tetapi siswa dapat melihat kenyataan walaupun hanya melalui gambar ataupun video.
Serta peran guru sangat penting dalam pembelajaran , pemilihan media , serta penerapan disekolah sehingga anak didik bisa memerima materi belajar yang baik fungsi – fungsi dari media sangtlah banyak . Penggunaan media tidak hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien, tetapi materi pelajaran dapat diserap lebih mendalam. Siswa mungkin sudah memahami permasalahan melalui penjelasan guru. Pemahaman itu akan lebih baik lagi jika diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan atau mengalami melalui media. Di samping itu, media dapat memperkuat kecintaan dan apresiasi siswa terhadap ilmu pengetahuan dan proses mencari ilmu itu sendiri.
Dengan penggunaan media dalam proses pembelajaran peranan guru lebih positif karena; (1) guru tidak banyak mengulang–ulang penjelasannya, (2) dengan mengurangi waktu untuk menjelaskan maka guru dapat memberikan perhatiaanya kepada aspek–aspek pembelajaran yang lain dan (3) peran guru meningkat bukan hanya sebagai pengajar, tetapi berperan juga sebagai penasehat, konsultan dan manager.

3.2 Saran
Sebaiknya bagi seorang guru dapat menggunakan media pembelajaran sehingga siswa lebih antusias dalam mengikuti pelajaran yang disampaikan dan motivasi belajar menjadi lebih meningkat. Dan guru juga harus pitar mengunakan media sesuai mata elajran yang diajarkan , keadaan fasilitas sekolahnya , serta kemampuan dari guru tersebut
















Daftar pustaka
https://www.google.co.id/search?q=konstribusi+media+dalam+proses+pembelajaran&rlz=1C1CHMO_idID501ID501&aq=f&oq=konstribusi+media+dalam+proses+pembelajaran&sourceid=chrome&ie=UTF-8

Selasa, April 23, 2013

Sistem Pengisian , Sistem Pengapian , Sistem Pengapian , Konvensional dan Elektronik

Assalammualikum WR WB


A.  SISTEM PENGISIAN
Baetrai pada mobil berfungsi untuk memberikan tenaga listrik dalam jumlah yang cukup pada bagian-bagian kelistrikan mobil seperti starter, lampu-lampu besar dan wiper. Akan tetapi  kapasitas baterai terbatas dan tidak mapu memberikan semua tenaga yang diperlukan mobil. oleh karena itu, baterai harus selau terisi secara penuh agar mampu memberikan tenaga listrik yang diperlukan pada saat diperlukan oleh bagian-bagian kelistrikan. untuk memproduksi tenaga listrik dan mempertahankan baterai tetap terisi. Sistem pengisian memproduksi tenaga listrik untuk mengisi batrai serta untuk memberikan arus yang dibutuhkan oleh bagian-bagian kelistrikan yang cukup selama mesin bekerja. Pada sistem pengisian ini komponen yang terpenting adalah generator yang prinsip dasarnya bekerja karena adanya gerakan yang memotong garis gaya magnet sehingga dapat menimbulkan/ mengahasilkan energi listrik. Generator ini sering juga disebut sebagai Alternator.
Kebanyakan mobil dilengakpi dengan alternator arus olak-balik karena lebih baik daripada dinamo/ generatir arus searah dalam hal kemampuan membangkitkan tenaga listrik dan ketahanannya. Karena mobil membutuhkan arus searah, maka arus bolak-balik yang diproduksi oleh alternator diserarahkan sebelum keluar menuju sistem kelistrikan mobil.
  1. a.    Komponen
  •  Baterai
  •  Kunci Kontak
  •  Lampu Indikator
  • Alternator
  • Pulley
  • Bearing
  • Rotor
  • Stator
  • Rectifier (Dioda)
  • Brush
  • Brush Holder
  • Frame and Cover
    •  Regulator (Mekanis Type)
    • Voltage Relay
    • Voltage Regulator
    • Terminal FPE
    • Regulator (IC Type)
Jenis Pengisian
1. Pengisian konvensional
Sistem Pengisian Konvensional merupakan salah satu sistem pengisian dengan menggunakan sebuah relay sebagai pengatur tegangan yang masuk ke baterai. Relay tesebut berfungsi memutus, menyambung, memperbesar, dan memperkecil tegangan yang masuk ke batrai dari alternator, Relay tersebut sering disebut Regulator. Regulator terpasang terpisah dengan alternator sehingga rangkaian lebih rumit
2. Pengisian Elektrik
Sistem Pengisian Elektrik merupakan salah satu jenis sistem pengisian yang dalam aktualnya menggunakan elektrik yang didalamnya terdapat mickro controler (IC) untuk mengatur tegangan yang akan menuju ke batrai. Mikro controler ini terpasang langsung pada alternator sehingga sistem alitan tegangan lebih mudah.
  1. b.    Fungsi
Sistem pengisian berfungsi untuk mengisi kembali baterai setelah digunakan untuk starting dan menyuplai kebutuhan listrik ke sistem kelistrikan saat mesin hidup. Arus baterai yang digunakan untuk menghidupkan starter sangat banyak sehingga memerlukan sistem pengisian untuk mengisinya kembali.
Baterai berfungsi sebagai sumber tenaga listrik terhadap seluruh sistem kelistrikan pada kendaraan. Kunci kontak berfungsi sebagai penyambung dan pemutus arus listrik yang mengalir ke regulator. Lampu indikator berfungsi sebagai tanda peringatan jika adanya kerusakan pada sistem pengisian.
Alternator berfungsi sebagai penyuplai arus listrik ke komponen kelistrikan saat mesin hidup dan untuk mengisi baterai. Alternator memiliki komponen di dalamnya yang fungsinya antara lain:
  • Pulley                        : tempat fanbelt memindahkan gerak putar crankshaft ke rotor.
  • Bearing                     : mengurangi gaya gesek dua benda yang berputar.
  • Rotor                         : menghasilkan medan magnet/kemagnetan.
  • Stator                        : tempat terbangkitnya energi listrik.
  • Rectifier                   : menyearahkan arus AC yang telah dibangkitkan stator menjadi DC.
  • Brush                        : menurunkan tahanan mesin.
Regulator pada sistem pengisian ada dua macam yaitu tipe IC yang terpasang menjadi satu dengan alternator dan tipe mekanis yang terpasang terpisah dari alternator. Regulator berfungsi:
  • meregulasi tegangan dan arus yang menuju ke kumparan rotor sehingga tegangan dan arus yang dihasilkan alternator sesuai kebutuhan.
  • mengukur tegangan baterai
  • pengukuran arus dan tegangan yang masuk ke rotor.
  1. c.     Kerusakan Pada Sistem
Berikut ini adalah kerusakan yang mungkin terjadi pada sistem pengisian:
  1. Ketika alternator membangkitkan listrik (ketika di bawah voltage yang dibangkitkan).
  2. Ketika alternator membangkitkan listrik (jika voltage di atas).
  3. rotor coil terbuka
  4. rotor coil terputus
  5. terminal S terputus
  6.   terminal B terputus
  7. antara terminal F dan terminal E terputus.
  8. d.      Prosedur Pemeriksaan
    1. pengetesan kebocoran
    2. pengeteasan hubungan dengan massa (ground test)
    3. periksa bantalan kemungkinan aus atau kasar.
    4. periksa bahwa terdapat hubungan antara tiap-tiap ujung kabel stator.
    5. periksa bahwa tidak terdapat hubungan antara tiap-tiap ujung kabel dengan inti stator.
    6.   ukur panjang sikat
    7. pengeteasan pada rectifier
  9. e.     Kondisi Normal
       Sistem pengisian dapat dikatakan normal apabila mampu mengisi baterai yang terkuras akibat starting setelah mesin hidup. Mampu menyearahkan arus dari baterai (AC menjadi DC) melalui diode/rectifier. Mampu mengubah energi gerak (putar) menjadi energi listrik untuk mengisi kembali tegangan baterai. Mampu mengukur tegangan yang ada di baterai. Mampu menyuplai kebutuhan tegangan ke komponen listrik lainnya.
  1. B.   SISTEM STARTER
  2. a.    Komponen
  •  Baterai
  •  Kunci kontak
  •  Motor starter
  • Selenoid   : hold-in coil
: pull-in coil
  • Armature
  • Field Coil
  • Komutator
  • Pinion Gear
  • Running Clutch
  • Pull Lever
  • Armature Brake
  • Brush
  •  Fly wheel
  1. b.    Fungsi
       Sistem starter berfungsi untuk memutarkan mesin (poros engkol) sebelum terjadinya proses pembakaran dalam ruang bakar untuk memulai proses kerja mesin. Putaran disalurkan dari motor starter ke poros engkol melalui ring gear pada fly wheel.
Baterai berfungsi sebagai sumber tenaga listrik terhadap seluruh sistem kelistrikan pada kendaraan. Kunci kontak berfungsi sebagai penyambung dan pemutus arus listrik yang mengalir ke motor starter.
Motor starter berfungsi berfungsi untuk memutar poros engkol melalui ring gear pada fly wheel. Motor starter memiliki komponen-komponen di dalamnya dengan fungsinya sebagai berikut:
  • Selenoid        : sebagai switch utama untuk mengatur arus masuk ke motor.
ü Pull-in coil          : menarik plunyer pada solenoid
ü Hold-in coil        : menahan plunyer yang telah ditarik oleh pull in coil.
  • Armature       : membangkitkan gerak daya putar
  • Field coil       : pembangkit medan magnet
  • Pinion gear    : meneruskan putaran armature ke fly wheel.
  • Running clutch: meneruskan putaran motor ke mesin via gigi pinion
  • Pull lever       : mendorong pinion gear akibat gerakan plunyer
  • Armature brake: mengerem sisa putaran armature
  • Brush                        : membuat arus dari coil ke armature pada arah yang tetap
Fly wheel berfungsi untuk meneruskan putaran dari motor starter ke poros engkol, sehingga poros engkol berputar dan menyalakan mesin.
  1. c.     Kerusakan Pada Sistem
       Berikut ini adalah kerusakan yang mungkin terjadi pada sistem starter:
  •  Magnetic Switch
    • Main kontak plate kotor/aus
    •  Pull-in coil putus/short
    •  Hold-in coil putus/short
    •  Plunyer macet
    • Ground terlepas
    • Ø Motor Starter
      • Stator coil putus/short coil putus/short
      •  Armature coil putus/short
      •  Brush aus (pendek)
      •  Komutator short/celah dangkal
      •  Insulator pada brush holder bocor
      •  Brush spring lemah
      •  Bushing aus
      •  Running Clutch : slip
      •  Pinion Gear        : gigi cacat
      •  Starter Relay      : rusak
      •  Kunci Kontak    : kontak tidak sempurna
      •  Baterai
        • terminal kotor
        •  lemah
  1. d.    Prosedur Pemeriksaan
    1. periksa kondisi fisik motor starter kemungkinan adanya cacat.
    2. periksa komutator dan inti armature tidak boleh ada hubungan
    3. periksa hubungan tiap-tiap segmen komutator harus ada hubungan.
    4. periksa field coil terhadap  hubungan antara kawat-kawat harus ada hubungan.
    5. periksa kemungkinan adanya hubungan antara ujung field coil dan frame.
    6.   periksa pull lever kemungkinan aus
    7. pemeriksaan plunyer tidak macet
    8. periksa kebocoran pull-in coil. Periksa kemungkinan terdapat hubungan antara terminal 50 dan terminal C.
    9. pengetesan kebocoran hold-in coil. Periksa kemungkinan terdapat hubungan antara terminal 50 dengan massa.
    10. pengetesan putaran tanpa beban
    11. Pull-in test. Hubungkan positif batera ke terminal 50 dan negatif baterai ke massa dan terminal C, plunyer harus tertarik.
    12. Hold-in test. Lepaskan terminal C, plunyer harus tetap dalam keadaan tertarik.
  2. e.     Kondisi Normal
       Sistem starter dikatakan normal apabila mampu menghasilkan gerak putar menuju ke fly wheel untuk memutar poros engkol dan kemudian menyalakan mesin. Kemudian mampu memutus putaran pinion gear dari fly wheel setelah mesin menyala. Mampu mengubah tenaga listrik menjadi tenaga gerak (putar) untuk menyalakan mesin.

  1. C.  SISTEM PENGAPIAN
  2. a.    Komponen
Jenis pengapian yang akan dibahas adalah jenis pengapian elektrik, dan komponen-komponennya adalah sebagai berikut:
  •  Baterai
  •  Sensor Putaran Mesin
  •  Knocking Sensor (jika dilengkapi)
  •  Igniton Timing Adjusting Resistor (jika dilengkapi)
  •  ECM
  •  Ignition Coil
  •  Igniter
  •  Busi
  1. b.    Fungsi
  •  Baterai                              : sebagai sumber tenaga listrik
  •  Sensor Putaran Mesin: untuk mendeteksi putaran mesin dan menentukan letak camshaft dan crank shaft.
  •  Knocking Sensor           : mengontrol saat pengapian sehingga mendapat performa terbaik dan menjaga kerusakan mesin dari detonasi.
  •  Adjusting Resistor        : menyetel saat pengapian
  •  ECM                                     : mendeteksi kondisi mesin sesuai dengan signal dari beberapa sensor, untuk menentukan ignition timing dan aliran listrik ke primary coil melalui igniter.
  •  Coil dan Igniter              : untuk membangkitkan tegangan tinggi sehingga busi dapat memercikkan bunga api.
  •  Busi                                     : memercikkan bunga api di ruang bakar.
  1. c.     Kerusakan Pada Sistem
       Kebanyakan kerusakan pada sistem pengapian elektrik berasal dari sensor dan kabelnya. Jika ketika diperiksa sensornya dalam keadaan baik, maka kerusakan ada pada kabel. Kemungkinann rata-rata longgar/kurang rapat dalam memasang. Karena sensor juga dilengkapi pendeteksi kerusakan pada ECM sehingga dapat dengan mudah segera diketahui kerusakan yang terjadi pada bagian sensor yang mana.
  1. d.    Prosedur Pemeriksaan
       Pemeriksaan kerusakan menggunakan alat yang dinamakan scantool. Alat berfungsi untuk mengetahui kerusakan yang dialami pada mesin. Scantool juga menampilkan data tentang kondisi mesin mulai dari suhu, kecepatan, saat pengapian, dan lain-lain.
  1. e.     Kondisi Normal
       Mampu menaikkan arus baterai agar busi mampu memercikkan bunga api kemudian menghasilkan pembakaran pada ruang bakar. Mampu melakukan pembakaran dan pengapian dengan waktu yang tepat pada putaran rendah, menengah, dan tinggi, serta pada berbagai macam beban dan campuran bahan bakar.