Assalammualikum WR WB
Tips Cara Mengobati, Gejala, Penyakit Was Was
Do'a Mengusir Penyakit Was-was
Tanya:
Saya mempunyai krenteg (keinginan) menulis surat ini setelah membaca uraian-uraian Bapak tentang salat, di mana Bapak menyinggung soal niat yang harus mantap.
Soalnya kami mempunyai ayah menderita penyakit "was-was" pada saat melaksanakan ibadah (wudu, salat, bersuci, membaca Al-Quran, dan lain-lain).'' Untuk melaksanakan ibadah semacam itu, beliau memerlukan waktu yang kadang-kadang cukup lama ( 1 jam) dan hal ini membuat kami sekeluarga terganggu dan prihatin.
Keadaan ayah kami yang demikian itu sudah berjalan sejak lama sekali. Berbagai ikhtiar untuk menyembuhkan was-was beliau itu sudah ditempuh. Mulai dari konsultasi dengan alim ulama, ustadz, orang-orang yang pernah was-was, sampai ke psikiater. Namun sejauh ini beluma ada yang berhasil menyembuhkannya.''
Harapan kami kepada Bapak yang lebih berpengalaman dapatlah mengikhtiarkan baik secara lahir atau mungkin kontak batin, agar ayah kami terbebas dari "penyakit" was-wasnya itu.''
Jawab:
Pertama-tama saya ikut bersimpati atas "penderitaan" yang dialami ayah Anda. "Was-was" memang cukup merepotkan dan mengganggu.''
Saya sendiri, ketika di pesantren dulu, mempunyaii kawan yang menderita "was-was". Apabila berwudlu atau bersuci, wah, menghabiskan air. Selalu saja dia merasa belum sempurna membasuh anggota wudlu atau merasa belum bersih bersuci. Bila salat, takbiratul ihramnya berulang-ulang entah berapa kali; sehingga seringkali imam sudah rukuk, dia masih saja "belum berhasil" takbiratul ihram.''
Dan memang, rupanya hal itu bermula dari sikap hati-hati yang berlebih-lebihan. Menurut pengakuan kawan saya itu, dia selalu merasa khawatir jangan-jangan wudlunya, misalnya tidak diterima Allah, karena ada syarat rukun-rukunnya yang kurang atau bagian anggota wudlunya yang tak terbasuh. Demikian pula bila akan salat.
Namun bisa jadi hal itu kemudian --kalau tidak justru sejak mula-- merupakan ulah setan yang memang suka menggoda manusia. Nabi sendiri kan disuruh Allah untuk memohon perlindungan dari jahatnya reridu (godaan) setan. Seperti dalam Al-Quran surah 23. Al-Mukminun: 97:
"Dan katakanlah: 'Ya Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan'. "
Maka untuk Ayah Anda, saya hanya bisa menyarankan agar dalam beribadah pun mengikuti cara Nabi, yaitu tidak melebih-lebihkan, tidak njerok-njerokke. Yang wajar sajalah. Tuhan bukanlah majikan yang kejam dan nyinyir. Nabi sendiri pernah mengingatkan jika kita memperberat-berat agama, maka kita sendiri yang pasti kuwalahan.''
Untuk "ikhtiar batin"-nya, baiklah saya nukilkan dua hadis dari kumpulan "Shahih al-Kalim ath-Thayyib"-nya Syekh Islam Ibnu Taimiyyah. Ini:
Nabi Saw. bersabda:
* "Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari setan yang terkutuk, dari godaannya, dari tipuannya, dan bisikannya."
Sebab Allah telah berfirman:
* "Dan jika setan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka berlindunglah kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS 41. Fushshilat: 36)
* Utsman bin Abi al-'Ash pernah mengadukan kepada Rasulullah Saw. tentang setan yang menggoda-halanginya ketika salat, dan Rasulullah Saw. pun bersabda:
* "Itulah setan yang bernama Khanzab; jika engkau merasakannya, mohonlah perlindungan Allah daripadanya (A'udzu billaahi minasysyaithaanir rajiim) dan meniuplah ke arah kirimu tiga kali. "Aku lalu mengamalkannya;" kata Utsman, "dan Allah pun menghilangkannya dariku." (HR Muslim)
Demikianlah mudah-mudahan ada manfaatnya.''
Penyakit Was-Was dan Cara Mengobati
1. Tips Kesehatan - Penyakit was-was ini bisa menimbulkan dampak buruk, berupa keraguan pada keyakinan. Bahkan, bisa jadi keragu-raguan ini sampai kepada penolakan dan pengingkaran, karena orang yang terkena penyakit was-was ini merasa semakin sesak, disebabkan oleh bercokolnya penyakit was-was (pada dirinya). Dengan demikian, dia mengingkari, mendustakan, dan mengatakan, “Aku tidak membutuhkan perasaan gundah ini.''
Berikut ini uraian mengenai 6 jenis penyakit was-was
1. Was-Was Pemicu Kemaksiatan''
Allah SWT berfirman, “Tidakkah kamu lihat, bahwasanya kami telah mengirim syetan-syetan itu kepada orang-orang kafir untuk menghasut mereka berbuat maksiat dengan sungguh-sungguh?” (QS. Maryam: 83).
2. Was-Was Perusak Ideologi (Aqidah)
Aqidah adalah unsur yang sangat prinsip dalam kehidupan seorang muslim. Para umat terdahulu serta sahabat-sahabat Rasulullah saw rela mempertaruhkan jiwa dan raga mereka untuk mempertahankan aqidah yang benar. Mereka tidak silau dengan kemilau dunia, langkah mereka tidak mundur walaupun badai permusuhan orang-orang kafir terus datang menerpa.
3. Was-Was Dalam Berwudhu''
Was-was dalam berwudhu bisa meliputi keraguan dalam niat, mengulang-ulang dalam membasuh anggota wudhu atau boros dalam menggunakan air.
4. Was-Was Dalam Mandi''
Mandi adalah salah satu cara untuk membersihkan badan dari kotoran dan menghilangkan bau badan. Ia juga merupakan cara sehat untuk mengembalikan kondisi badan yang loyo, agar fresh kembali. Kalau kategori mandinya itu mandi besar, maka tidak hanya kotoran fisik yang dihilangkan, tapi juga menghilangkan hadats besar, seperti mandi junub atau mandi setelah berhenti keluarnya darah nifas dan haid.
5. Was-Was Dalam Sholat.''
Was-was dalam shalat dalam shalat juga pernah menimpa salah seorang sahabat Rasulullah yang bernama Utsman bin Abil ‘Ash. Ia telah datang ke Rasulullah saw seraya mengadu kepadanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya syetan telah hadir dalam shalatku dan membuat bacaanku ngaco dan rancu. ‘Rasulullah menjawab, :Itulah syetan yang disebut dengan Khinzib. Apabila kamu merasakan kehadirannya, maka meludahlah ke kiri tiga kali dan berlindunglah kepada Allah.’ Akupun melakukan hal itu, dan Allah menghilangkan gangguan itu dariku.” (HR. Muslim).
6. Was-Was Dalam Membaca Al-Qur’an.''
Was-was dalam membaca al-Qur’an terjadi dalam melafazkan huruf-hurufnya. Memang kita tidak boleh sembarangan dalam membaca al-Qur’an, ada kaidah baca yang harus kita ikuti. Allah SWT berfirman, “Dan bacalah al-Qur’an dengan perlahan-lahan (tartil).” (QS. Al-Muzzammil: 4). Ali bin Abi Thalib menafsirkan kalimat “Tartil” dengan mentajwidkan huruf dan mengetahui dimana harus berhenti. (Kitab Abjadul ‘Ulum:2/571). Sedangkan imam Qurthubi mengatakan, “Yang dimaksud dengan tartil adalah membacanya dengan pelan dan jelas disertai memahami maknanya.” (Tafsir al-Qurthubi: 19/37).
Waspadai 6 jenis was-was di atas, begitu juga was-was lainnya.jangan terpedaya oleh rayuan syetan. “Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa, bila mereka ditimpa was-was dari syetan, mereka ingat kepada Allah SWT. Maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (QS. Al-A’raf: 201).
Mengobati Penyakit Was-Was.''
Imam Abu Hamid al-Ghozali berkata, “Was-was itu penyebabnya ada dua. Pertama, bodoh terhadap syari’at. Kedua, adanya kekacauan dalam akal atau pikiran. Dan keduanya merupakan kekurangan dan aib yang paling besar dalam diri seseorang.” (Ighotsatul Lafhan: 1 / 139).
Mengatasi Was-Was Secara Khusus.''
1. Was-was Akidah.''
Mengedepankan yang yakin dan mengubur keraguan.
Membaca isti’adzah, dan segera menghentikan pikiran yang menyeret pada keraguan.
memantapkan hati dengan ucapan, “saya telah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
2. Was-was Dalam Shalat.''
Mengedepankan yang yakin daripada yang meragukan.
Berlindung kepada Allah SWT dengan membaca do’a Isti’
Merunduk dan meludah kearah kaki kiri tiga kali.
Kalau was-was atau keraguan datang lagi, maka lakukanlah tiga tindakan di atas atau ulangi lagi.
Lalu lakukanlah sujud sahwi swbelum salam, jika sebelum salam kita teringat bahwa ada rekaat yang kurang atau terlupakan serta kelebihan.
3. Was-was Dalam Wudhu atau Mandi
Bacalah Bismillah dan berlindunglah kepada Allah SWT dari was-was
Ikutilah etika Rasulullah saw dalam berwudhu atau mandi
Hindari pemborosan dalam penggunaan air
Kalau was-was muncul, maka segeralah tepis dan jangan diikuti.
4. Was-was Dalam Membaca Al-Qur’an
Belajarlah baca al-Qur’an pada ahlinya secara langsung, agar tidak ada keraguan dalam melafazhkan bacaannya.
Bersuci terlebih dahulu sebelum membaca al-Qur’an
Membaca Isti’adzah dan Basmalah
Tepis was-was syetan bila tiba-tiba hadir dalam membaca al-Qur’an.
Mengatasi Was-Was Secara Umum
Membekali diri dengan akidah yang benar dan lurus. Dengan begitu ia bisa menolak was-was syetan dengan segala jenis tipudayanya yang licik.
Berpegang teguh kepada syari’at Allah SWT, berlindung kepada-Nya dengan dzikir dan do’a.
Menjaga rutinitas bacaan al_Qur’an dan mempelajari sunnah-sunnah nabi-Nya.
Melakukan ruqyah syar’iyyah sebagaimana yang diajarkan Rasulullah saw.
Menghilangkan Was-was
Saya adalah seorang remaja yang pada tahun ini telah mengerjakan haji. Sepanjang perjalanan haji itu, saya sentiasa berdoa untuk meminta keyakinan dan menjauhkan dari rasa was-was yang sedang saya hadapi ketika itu. Tetapi setelah pulang ke tanah air, rasa was-was saya semakin buruk (bertambah) dari apa yang telah saya hadapi. Karena (rasa) ini, saya akan mengambil masa yang yang lama untuk mengerjakan perkara yang diwajibkan. Seperti berwudhu, sembahyang, mandi junub. Saya sentiasa memikirkan adakah wudhu saya sempurna, kata-kata atau lafaz yang saya sebut adalah betul dan lain-lain. Akibat masalah yang saya hadapi ini saya sering meninggalkan salat, padahal sesungguhnya saya tak ingin ini terjadi. Saya merasa malu dengan diri saya karena sebagai seorang yang telah mengerjakan haji sepatutnya menjadi contoh kepada yang lain.''
Apa yang sepatutnya saya perbuat dengan masalah ini. Selain doa, adakah cara lain (jika ada)?
Mandi hadas besar (mandi junub), setelah berniat mandi, adakah memadai jika air mengalir diseluruh anggota badan atau perlukah kita menggosok-nggosok?
Jawab: Saudara H. Shukri yang baik,
Rasa was-was merupakan penyakit yang ada dalam jiwa manusia. Penyakit tersebut terkadang juga disebabkan oleh syaithan yang menggoda perasaan manusia agar manusia ragu dan bimbang. Maka kita senantiasa diperintahkan untuk meminta perlindungan kepada Allah dari was-was ini. Dalam surah an-Nas, "Katakan (wahai Muhammad) aku berlindung kepada Tuhannya manusia. Dzat yang memiliki semua manusia. Tuhan seluruh manusia. Dari kejelekan godaan syetan. Yang membisikkan kebimbangan di hati manusia. Dari golongan jin dan manusia" (Q.S. an-Nas).''
Dari pendekatan agama, cara menghilangkan was-was adalah mulai melatih diri berprasangka baik terhadap Allah dan menanamkan keyakinan kepada diri kita bahwa Allah tidak membebani diri kita kecuali semampu kita. Nabi Muhammad pernah bersabda :"Bila kalian diperintah untuk menjalankan suatu ajaran, maka lakukan semampumu dan apabila kamu dilarang dari suatu tindakan maka tinggalkan ia secara total". Ketika kita berwudhu atau mendirikan salat, berarti kita menjalankan perintah Allah, maka kita lakukan itu semampu kita dengan meninggalkan rasa ragu yang ada dalam hati kita. Apakah wudhu dan salat kita diterima atau tidak, apakah wudhu dan salat kita sempurna atau tidak, kita serahkan itu semua kepada Allah dengan tanpa keraguan. Kita harus yakin bahwa Allah maha menerima akan semua ibadah kita baik yang sempurna maupun yang tidak. Kita juga harus berhusnuzzan (prasangka baik) terhadap Allah bahwa ibadah kita yang kurang sempurna akan diampuni oleh Allah karena kita telah berusaha sekuat tenaga.''
Banyak orang yang mengalami was-was karena permasalahan niat, baik niat wudhu maupun salat. Mereka menjadi was-was karena berkeyakinan bahwa melakukan niat harus bersamaan dengan membasuh muka ketika wudhu secara tepat. Ada juga yang menjadi was-was karena keyakinan bahwa melafazkan dan melakukan niat salat harus bersamaan dengan mengangkat tangan ketika takbiratul ihram atau ketika mengucapkan Allahu akbar. Karena terlalu berkeyakinan seperti itu, dan akhirnya ia merasa kesulitan untuk melakukan niat secara bersamaan dengan membasuh muka ketika wudhu atau takbiratul ihram ketika salat.
Yang perlu kita ketahui, bahwa niat, baik dalam wudhu maupun salat sebenarnya masalah yang ringan dan cukup dengan sebersit rasa bahwa kita melakukan salat atau wudhu karena Allah. Itu suda h cukup. Adapun melafalkan dan melakukannya secara bersamaan dengan membasuh muka atau dengan takbiratul ihram itu hanya sunah.''
Sebagai latihan, saya sarankan agar Saudara mencoba untuk berlatih menjalankan wudhu dan salat dengan tanpa melafalkan niyat, namun cukup dengan membaca basmalah ketika wudhu dan membaca Allahu Akbar ketika salat. Lakukanlah sekali saja setiap kali anda wudhu dan salat, jangan mengulang-ulang. Jika masih saja ragu, tinggalkan perasaan itu dan percayalah bahwa ibadah Saudara sah dan diterima Allah.''
Bila latihan tersebut tetap gagal, maka saya sarankan agar Saudara berkonsultasi dengan psikiater untuk mencari solusi masalah yang saudara alami.''
Mandi junub, cukup dilakukan dengan mengalirkan air ke seluruh anggota badan dan tidak perlu menggosok. Kita cukup melakukan itu dengan menyiramkan beberapa air ke badan kita dan tidak perlu kita teliti apakah seluruh badan kita telah tersiram air, namun cukup dengan dengan memperkirakan bahwa kita telah menyiram seluruh badan. Niat mandi junub juga tidak perlu kita lafalkan dengan ucapan tertentu, cukup kita membaca basmalah dan meyiramkan air mulai dari kepala kita