A.
Pengertian
Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh
yang secara kuantitatif dapat diukur. Seangkan perkembangan adalah bertambah
sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh, kematangan dan
belajar.
Pertumbuhan dan perkembangan berjalan menurut norma-norma tertentu. Walaupun
demikian seorang anak dalam banyak hal tergantung kepada orang dewasa, misalnya
mengkunsumsi makanan, perawatan, bimbingan, perasaana aman, pencegahan penyakit
dan sebaginya. Oleh karena itu semua orang-orang yang mendapat tugas mengawasi
anak harus mengerti persoalan anak yang sedang tumbuh dan berkembang.
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya adlah
faktor lingkungan. Bila lingkungan karena suatu hal menjadi buruk, maka keadaan
tersebut hendaknya diubah (dimodifikasi) sehingga pertumbuhan dan perkembangan
anak dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.
B. Mengapa Tumbuh Kembang Anak Harus Dipelajari?.
1. Sebagai alat ukur dalam asuhan keperawatan
2. diperlukan untuk mengetahui yang normal dalam rangka mendeteksi defiasi dari
normal
3. memepelajari tumbuh krmbang memberikan guide line untuk menilai rata-rata
atau perubahan fisik, intelektual, soaial dan emosional yang normal
4. mengetuhi perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional merupakan
penuntun bagi perawat dalam mengkaji tingkat fungsional anak dan penyesuaiannya
terhadap penyakit dan dirawat di rumah sakit.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
Proses pertumbuhan dan perkembangan anak, tidak selamanya berjalan sesuai yang
diharapkan. Hal ini disebabkan karena banyak faktor yang mempengaruhinya, baik
faktor yang dapat diubah/dimodifikasi yaitu faktor keturunan, maupun faktor
yang tidak dapat diubah/dimodifikasi yaitu faktor lingkungan. Apabila ada
faktor lingkungan yang menyebabkan gangguan terhadap proses tumbuh kembang
anak, maka faktor tersebut perlu diubah (dimodifikasi).
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
tersebut adalah sebagai berikut:
faktor keturunan (herediter)
a. seks
kecepatan pertumbuhan dan perkembangan pada seorang anak wanita berbeda dengan
anak laki-laki
b. ras
anak keturunan bangsa Eropa lebih tinggi dan besar dibandingkan dengan anak
keturunan bangsa Asia.
faktor lingkungan
a. lingkungan eksternal
1. kebudayaan
kebudayaan suatu daerah akan mempengaruhi kepercayaan adat kebiasaan dan
tingkah laku dalam merawat dan mendidik anak.
2. status sosial ekonomi keluarga
keadaan sosial ekonomi keluarga dapat mempengaruhi pola asuhan terhadap anak.
Misalnya orang tua yang mempunyai pendidikan cukup mudah menerima dan menerapkan
ide-ide utuk pemberian asuhan terhadap anak
3. nutrisi
untuk tumbuh kembang, anak memerlukan nutrisi yang adekuat yang didapat dari
makan yang bergizi. Kekurangan nutrisi dapat diakibatkan karena pemasukan
nutrisi yang kurang baik kualitas maupun kuantitas, aktivitas fisik yang
terlalu aktif, penyakit-penyakit fisik yang menyebabkan nafsu makan berkurang,
gangguan absorpsi usus serata keadaan emosi yang menyebabkan berkurangnya nafsu
makan.
4. penyimpangan dari keadaan normal
disebabkan karena adanya penyakit atau kecelakaan yang dapat menggangu proses
pertumbuhan dan perkembangan anak.
5. olahraga
olahraga dapat meningkatkan sirkulasi, aktivitas fisiologi, dan menstimulasi
terhadap perkembangan otot-otot.
6. urutan anak dalam keluarganya
kelahiran anak pertama menjadi pusat perhatian keluarga, sehingga semua
kebutuhan terpenuhi baik fisik, ekonomi, maupun sosial.
b. lingkungan internal
1. intelegensi
pada umumnya anak yang mempunyai intelegensi tinggi, perkembangannya akan lebih
baik jika dibandingkan dengan yang mempunyai intelegensi kurang.
2. hormon
ada tiga hormon yang mempengaruhi pertumbuhan anak yaitu:
somatotropin, hormon yang mempengaruhi jumlah sel untuk merangsang sel otak
pada masa pertumbuhan, berkuragnya hormon ini dapat menyebabkan gigantisme;
hormon tiroid, mempengaruhi pertumbuhan, kurangnya hormon ini apat menyebabkan
kreatinisme; hormon gonadotropin, merangsang testosteron dan merangsang
perkembangan seks laki-laki dan memproduksi spermatozoa. Sedangkan estrogen
merangsang perkembangan seks sekunder wanitadan produksi sel telur.kekurangan
hormon gonadotropin ini dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan seks.
3. emosi
hubungan yang hangat dengan ornag lain seperti ayah, ibu, saudara, teman sebaya
serta guru akan memberi pengaruh pada perkembangan emosi, sosial dan
intelektual anak. Pada saat anakberinteraksi dengan keluarga maka kan
mempengaruhi interaksi anak di luar rumah. Apabila kebutuhan emosi anak tidak
dapat terpenuhi
3. Pelayanan Kesehatan Yang ada di sekitar Lingkungan
Dengan adanya pelayanan kesehatan disekitar lingkungan anak dapat mempengaruhi
tunbuh kembang anak, karena dengan anak diharapkan dapat terkontrol
perkembangannya dan jika ada masalah dapat segera diketahui sedini mungkin
serta dapat dipecahkan / dicari jalan keluarnya dengan cepat.
D. Pola Pertumbuhan dan Perkembangan
Pola pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara terus menerus. Pola ini dapat
merupakan dasar bagi semua kehidupan manusia, petunjuk urutan dan langkah dalam
perkembangan anak ini sudah ditetapkan tetapi setiap orang mempunyai keunikan
secara individu.
Pertumbuhan fisik dapat dilihat secara lebih nyata, namun sebenarnya disertai
pula dengan pertumbuhan psikososial anak dan diikuti dengan hal-hal dibawah
ini:
1. directional trends
pertumbuhan dan perkembangan berjalan secara teratur, berhubungan dengan
petunjuk atau gradien atau reflek dari perkembangan fisik dan maturasi dari
fungsi neuromuscular. Prinsip-prinsip ini meliputi:
a. cephalocandal atau Head to tail direction (dari arah kepala ke kaki)
misalnya: mengangkat kepala, duduk kemudian mengangkat dada dan menggerakkan
ekstremitas bagian bawah.
b. proximadistal atau near to far direction
(menggerakkan anggota gerak yang paling dekat dengan pusat dan pada anggota
gerak yang lebih jauh dari pusat
misalnya: bahu dulu baru jari-jari
c. mass to specific atau simple to complex
(menggerakkan daerah yang lebih sederhana dulu baru kemudian yang lebih
komplex)
misalnya: mengangkat nahu dulu baru kemudian menggerakkan jari – jari yang
lebih sulit atau melambaikan tangan baru bisa memainkan jari.
2. sequential trends
semua dimensi tumbuh kembang dapat diketahui maka sequence dari tumbuh kembang
tersebut dapat diprediksi, dimana hal ini berjalan secara teratur dan kontinyu.
Semua anak yang normal melalui setiap tahap ini. Setiap fase dipengaruhi oleh
fase sebelumnya.
Misal: tengkurap – merangkak – berdiri – berjalan.
3. masa sensitif
pada waktu-waktu yang terbatas selama proses tumbuh kembang dimana anak
berinteraksi terutama dengan lingkungan yang ada, kejadian yang spesifik.
Masa-masa tersebut adalah sebagai berikut:
a. masa kritis
yaitu masa yang apabila tidak dirangsang/berkembang maka hal ini tidak akan
dapat digantikan pada masa berikutnya.
b. masa sensitif
mengarah pada perkembangan dan mikroorganisme. Misalnya pada saat perkembangan
otak, ibunya menderita flu maka kemungkinan anak tersebut akan
hydrocepallus/encepalitis.
c. masa optimal
yaitu suatu masa diberikan rangsangan optimal maka akan mencapai puncaknya.
Misalnya: anak usia 3 tahun/saat perkembangan otak dirangsang dengan
bacaan-bacaan/gizi yang tinggi, maka anak tersebut dapat mencapai tahap
perkembangan yang optimal. Perkembangan ini berjalan secara pasti dan tepat,
tetapi tidak sama untuk setiap anak. Misalnya:
· ada yang lebih dulu bicar baru jalan atau sebaliknya
· ada yang badannya lebih dulu berkembang kemudian subsistemnya dan sebaliknya
· dan sebagainya.
Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah bertambah besarnya ukuran sel, mereka membagi dan menyatu
dengan protein, bertambahnya ukuran dan berat badan secara keseluruhan atau
sebagian ( Donna L. Wong, 1999)
Perkembangan fisik berpengaruh secara :
Langsung
Akan menentukan keterampilan anak dalam bergerak
Tidak langsung
Akan berpengaruh terhadap cara pandang dirinya terhadap keadaan dirinya sendiri
dan orang lain akan berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak
Daur pertumbuhan utama
Ada empat periode :
Periode pra lahir s.d 6 bulan adalah periode cepat
Akhir tahun pertama pasca lahir : melambat s. d stabil yaitu antara usia 8 – 12
tahun
Usia 12 – 18 tahun : periode cepat kembali s. d usia dewasa (ledakan pubertas)
Tahap tenang : dewasa s.d lansia walau berat badan kadang berubah-ubah.
Proporsi tubuh
Masa bayi : ukuran kepala lebih besar dari badan
Masa kanak – remaja pertumbuhan kaki dan tangan lebih cepat daripada kepala
Masa dewasa : kepela lebih kecil dari badan, ukuran kepala 2 x lahir, badan 3 x
ukuran lahir, lengan dan kaki 5 kali lahir, otot, tulang, paru – paru dan alat
kelamin ± 20 kali lahir
Otak sempurna 10 tahun pertama, bola mata sempurna 5 tahun pertama, jantung dan
anggota tubuh lainnya mencapai 20 tahun untuk mencapai kesempurnaan.
Bentuk bangun tubuh :
Endomorf : gemuk dan berat
Mesomorf : anak kekar, berat bentuk badan segitiga
Ektomorf : kurus dan bertulang panjang
Otot dan lemak
Ada tiga periode kritis pembentukan sel lemak :
3 bulan terakhir kehidupan pra lahir
2 – 3 tahun pasca lahir
antara usia 11 – 12 tahun (usia remaja)
Bila setiap periode ini terlalu banyak makan mengandung karbohidrat akan
merangsang pertumbuhan sel – sel lemak yang lebih padat dan jika lemak itu
sudah terbentuk akan menetap seumur hidup.
Berat Tubuh
Usia 4 bulan : 2 x BBL
Usia 1 tahun : 3 x BBL
Usia 2 – 3 tahun bertambah 2,5 kg setiap tahunnya (Perkembangan Anak :
Elizabeth Hurlock)
Usia 5 tahun : 5 x BBL
Usia remaja 40 – 45 kg
Antara usia 10 – 12 tahun mendekati tahap remaja periode lemak berlangsung
selama 2 tahun tapi tidak merata terutama wanita.
Gigi
Mulai erupsi usia 6 – 8 bulan
Usia 9 bulan baru 3 buah gigi
Usia 2 - 2,5 tahun : 20 gigi susu
Urutan Erupsi : gigi depan bawah
Usia 6 tahun : 1 – 2 gigi tetap
Usia 10 tahun : 14 – 16 gigi tetap
Usia 13 tahun 27 – 28 gigi tetap
Usia 17 – 25 tahun : bertambah 4 buah gigi bungsu
Makna gigi
Pengaruhnya terhadap emosi, usia 1 – 3 tahun secar emosional terganggu
Gangguan terhadap keseimbangan tubuh, akibat rasa nyeri dan tidak nyaman
Isyarat kedewasaan, munculnya gigi tetap pertanda masa kanak berganti menuju
tahap dewasa
Penampilan : mencabut gigi susu yang goyang lebih cepat kan membuat gigi baru tonggos
Pengucapan kata- kata
Perkembangan susunan saraf
Masa kandungan – 4 tahun sangat pesat (jumlah dan ukuran), setelah itu
pengembangan sel saraf dalam fungsi.
Perubahan pada masa remaja
Periode pubertas : usia kedewasaan berlangsung 3 – 4 tahun
Gadis berusi 12 – 14 tahun
Laki-laki berusia 13 – 15 tahun
Ada perubahan hormonal (gonadotropin dan pertumbuhan) dan organ reproduksi
Perubahan tubuh masa pubertas
1. Ukuran tubuh, pertumbuhan cepat 2 tahun sebelum kematangan organ reproduksi,
penambahan tinggi 10 – 15 cm dan berat 5 – 10 kg , wanita mencapai tubuh dewasa
usia 18 tahun sementara pria usia 19 – 20 tahun
2. Perubahan proporsi tubuh.
Ada yang proporsional ada yang tidak
3. Ciri kelamin utama dan sekunder
Prilaku masa puber : cenderung sulit diduga dan agak melawan norma (tahap
negatif), mudah tersinggung, tidak dapat diikuti jalan fikirannya, sangat
kritis, ingin mandiri, cenderung menyendiri.
Perasaan tidak nyaman, sangat memperhatikan pandangan orang lain sehingga
berpengaruh terhadap jangka panjangnya dalam sikap, prilaku sosial, minat dan
kepribadian.
Bahaya perkembangan fisik :
Kematian, 2 mg pertama kehidupan : masa kritis, 1 tahun pertama kehidupan
akibat penyakit, 2 tahun pertama kehidupan akibat kecelakaan.
Sakit ; saluran pencernaan dan pernafasan pada bayi, usia 3 – 8 tahun rawan
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Pengertian Perkembangan
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks dari kemajuan yang sederhana ke keterampilan yang
lebih kompleks melalui proses belajar
Prinsip – prinsip pertumbuhan dan perkembangan :
1. Tumbang manusia akna berjalan sesuai dengan yang diprediksikan,
berkelanjutan dan berurutan.
2. Tumbang neuromuskular mengikuti / sesuai dengan pola cephalo-caudal atau
proximodistal
3. Setiap perkembangan terkini adalah diyakini sebagai tanda telah selesainya
tugas perkembangan yang sebelumnya, dan sebagai dasar untuk mengembangankan
keahlian baru.
4. Tumbang mungkin untuk sementara akan gagal atau menurun selama periode
kritis
5. Pola tumbang setiap individu berbeda tergantung genetik. Lingkungan yang
mempengaruhi selama masa kritis
TEORI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN :
A. SIGMEUN FREUD (PERKEMBANGAN PSYCHOSEXUAL)
1. Fase oral (0 – 1 tahun)
Pusat aktivitas yang menyenagka di dalam mulutnya, anak mendapat kepuasaan saat
mendapat ASI, kepuasan bertambah dengan aktifitas mengisap jari dan tangannya
atau benda – benda sekitarnya.
2. Fase anal (2 – 3 tahun)
Meliputi retensi dan pengeluaran feces. Pusat kenikmatanya pada anus saat BAB,
waktu yang tepat untuk mengajarkan disiplin dan bertanggung jawab.
3. Fase Urogenital atau faliks (usia 3 – 4 tahun)
Tertarik pada perbedaan antomis laki dan perempuan, ibu menjadi tokoh sentral
bila menghadapi persoalan. Kedekatan ank laki – laki pada ibunya menimbulkan
gairah sexual dan perasaan cinta yang disebut oedipus compleks.
4. fase latent (4 – 5 tahun sampai masa pubertas )
Masa tenang tetapi anak mengalami perkembangan pesat aspek motorik dan
kognitifnya. Disebut juga fase homosexual alamiah karena anak – nak mencari
teman sesuai jenis kelaminnya, serta mencari figur (role model) sesuai jenis
kelaminnya dari orang dewasa.
5. Fase Genitalia
Alat reproduksi sudah muali matang, heteroseksual dan mulai menjalin hubungan
rasa cinta dengan berbeda jenis kelamin.
B. PIAGET (PERKEMBANGAN KOGNITIF)
Meliputi kemampuan intelegensi, kemampuan
berpersepsi dan kemampuan mengakses
informasi, berfikir logika, memecahkan
masalah kompleks menjadi simple dan
memahami ide yang abstrak menjadi
konkrit, bagaimana menimbulkan prestasi
dengan kemampuan yang dimiliki anak.
a. Tahap sensori – motor ( 0 – 2 tahun)
Prilaku anak banyak melibatkan motorik, belum terjadi kegiatan mental yang
bersifat simbolis (berfikir). Sekitar usia 18 – 24 bulan anak mulai bisa
melakukan operations, awal kemampuan berfikir.
b. Tahap pra operasional ( 2 – 7 tahun)
v Tahap pra konseptual (2 – 4 tahun) anak melihat dunia hanya dalam hubungan
dengan dirinya, pola pikir egosentris.
Pola berfikir ada dua yaitu : transduktif ; anak mendasarkan kesimpulannya pada
suatu peristiwa tertentu (ayam bertelur jadi semua binatang bertelur) atau
karena ciri – ciri objek tertentu (truk dan mobil sama karena punya roda
empat). Pola penalaran sinkretik terjadi bila anak mulai selalu mengubah – ubah
kriteria klasifikasinya. Misal mula – mula ia mengelompokan truk, sedan dan bus
sendiri – sendiri, tapi kemudia mengelompokan mereka berdasarkan warnanya, lalu
berdasarkan besar – kecilnya dst.
v Tahap intuitif ( 4 – 7 tahun)
Pola fikir berdasar intuitif, penalaran masih kaku, terpusat pada bagian bagian
terentu dari objek dan semata –mata didasarkan atas penampakan objek
c. Tahap operasional konkrit ( 7 – 12 tahun)
Konversi menunjukan anak mampu menawar satu objek yang diubah bagaimanapun
bentuknya, bila tidak ditambah atau dikurangi maka volumenya tetap.
Seriasi menunjukan anak mampu mengklasifikasikan objek menurut berbagai macam
cirinya seperti : tinggi, besar, kecil, warna, bentuk dst.
d. Tahap operasional – formal (mulai usia 12 tahun)
Anak dapat melakukan representasi simbolis tanpa menghadapi objek – objek yang
ia fikirkan. Pola fikir menjadi lebih fleksibel melihat persoalan dari berbagai
sudut yang berbeda.
C. ERIKSON (PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL)
Proses perkembangan psikososial tergantung pada bagaimana individu
menyelesaikan tugas perkembangannya pada tahap itu, yang paling penting adalah
bagaimana memfokuskan diri individu pada penyelesaian konflik yang baik itu
berlawanan atau tidak dengan tugas perkembangannya.
Perkembangan psikososial :
1. Trust vs. missstrust ( 0 – 1 tahun)
Kebutuhan rasa aman dan ketidakberdayaannya menyebabkan konflik basic trust dan
mistrust, bila anak mendapatkan rasa amannya maka anak akan mengembangkan
kepercayaan diri terhadap lingkungannya, ibu sangat berperan penting.
2. Autonomy vs shame and doubt ( 2 – 3 tahun)
Organ tubuh lebih matang dan terkoordinasi dengan baik sehingga terjadi
peningkatan keterampilan motorik, anak perlu dukungan, pujian, pengakuan,
perhatian serta dorongan sehingga menimbulkan kepercayaan terhadap dirinya,
sebaliknya celaan hanya akan membuat anak bertindak dan berfikir ragu – ragu.
Kedua orang tua objek sosial terdekat dengan anak.
3. Initiatif vs Guilty (3 – 6 tahun)
Bila tahap sebelumnya anak mengembangkan rasa percaya diri dan mandiri, anak
akan mengembnagkan kemampuan berinisiatif yaitu perasaan bebas untuk melalukan
sesuatu atas kehendak sendiri. Bila tahap sebelumnya yang dikembangkan adalah
sikap ragu-ragu, maka ia kan selalu merasa bersalah dan tidak berani mengambil
tindakan atas kehendak sendiri.
4. Industry vs inferiority (6 – 11 tahun)
Logika anak sudah mulai tumbuh dan anak sudah mulai sekolah, tuntutan peran
dirinya dan bagi orang lain semakin luas sehingga konflik anak masa ini adalah
rasa mampu dan rendah diri. Bila lingkungan ekstern lebih banyak menghargainya
maka akan muncul rasa percaya diri tetapi bila sebaliknya, anak akan rendah
diri.
5. Identity vs Role confusion ( mulai 12 tahun)
Anak mulai dihadapkan pada harapan – harapan kelompoknya dan dorongan yang
makin kuat untuk mengenal dirinya sendiri. Ia mulai berfikir bagaimana masa
depannya, anak mulai mencari identitas dirinya serta perannya, jiak ia berhasil
melewati tahap ini maka ia tidak akan bingung menghadapi perannya
6. Intimacy vs Isolation ( dewasa awal )
Individu sudah mulai mencari pasangan
hidup. Kesiapan membina hubungan dengan
orang lain, perasaan kasih sayang dan
keintiman, sedang yang tidak mampu
melakukannya akan mempunyai perasaan
terkucil atau tersaing.
7. Generativy vs self absorbtion (dewasa tengah)
Adanya tuntutan untuk membantu orang lain di luar keluarganya, pengabdian
masyarakat dan manusia pada umumnya. Pengalaman di masa lalu menyebabkan
individu mampu berbuat banyak untuk kemanusiaan, khususnya generasi mendatang
tetapi bila tahap - tahap silam, ia memperoleh banyak pengalaman negatif maka
mungkin ia terkurung dalam kebutuhan dan persoalannya sendiri.
8. Ego integrity vs Despair (dewasa lanjut)
Memasuki masa ini, individu akan menengok masa lalu. Kepuasan akan prestasi,
dan tindakan-tindakan dimasa lalu akan menimbbulkan perasaan puas. Bila ia
merasa semuanya belum siap atau gagal akan timbul kekecewaan yang mendalam.
D. KOHLBERG (PERKEMBANGAN MORAL)
1. Pra-konvensional
Mulanya ditandai dengan besarnya pengaruh wawasan kepatuhan dan hukuman
terhadap prilaku anak. Penilaian terhadap prilaku didasarkan atas akibat sikap
yang ditimbulkan oleh prilaku. Dalam tahap selanjutnya anak mulai menyesuaikan
diri dengan harapan – harapan lingkungan untuk memperoleh hadiah, yaitu senyum,
pujian atau benda.
2. Konvensional
Anak terpaksa menyesuaikan diri dengan harapan lingkungan atau ketertiban
sosial agar disebut anak baik atau anak manis
3. Purna konvensional
Anak mulai mengambil keputusan baik dan buruk secara mandiri. Prinsip pribadi
mempunyai peranan penting. Penyesuaian diri terhadap segala aturan di
sekitarnya lebih didasarkan atas penghargaannya serta rasa hormatnya terhadap
orang lain.
E. HUROLCK (PERKEMBANGAN EMOSI)
Menurut Hurlock, masa bayi mempunyai emosi
yang berupa kegairahan umum, sebelum bayi
bicara ia sudah mengembangkan emosi heran,
malu, gembira, marah dan takut.
Perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh
faktor kematangan dan belajar. Pengalaman emosional sangat tergantung dari
seberapa jauh individu dapat mengerti rangsangan yang diterimanya. Otak yang
matang dan pengalaman belajar memberikan sumbangan yang besar terhadap
perkembangan emosi, selanjutnya perkembngan emosi dipengaruhi oleh harapan
orang tua dan lingkungan.
menangkap bahwa lingkungannya akan memenuhinya segera. Kemampuan intelektual
lain yang ia capai pada usia 1 tahun adalah bahwa ia dapat mengantisipasi
kegiatan rutin dari lingkungannya. Misalnya bunyi-bunyi yang ia tangkap sewaktu
menyiapkan makanannya. Berarti dengan bunyi ini sebentar lagi ia akan diberi
makan, ia akan dengan sabar dan tidak menangis.
Menurut penelitian Pulaski (1971), selain faktor keturunan, lingkungan sangat
mempengaruhi perkembangan intelegensia. Perkembangan intelektual tidak dapat
berkembang sebelum pola pikir terbentuk, stimuli sensoris dan motoris
diperlukan sebelum untuk memberikan “pengetahuan”. Pengetahuan ini didapat dari
pengalaman bergerak, meraba, suara, penglihatan dan rasa. Dari hal-hal ini
berkembang imajinasi. Imajinasi ini tidak akan terjadi apabila anak tidak
dikenalkan dengan semua hal baru, memperhatikan benda nyata. Lebih lanjut
Pulaski menjelaskan teorinya dengan membagi tahapan perkembangan intelektual
menjadi :
Tahap I : Sensorimotorik (lahir – 2 tahun)
Pada tahap ini anak menggunakan sistem penginderaan, sistem motorik dan
benda-benda untuk mengenal lingkungannya. Bayi tidak hanya menerima rangsangan
berupa pasif tetapi juga memberi jawaban terhadap rangsangan . tersebut.
Jawaban ini berupa refleks-refleks. Refleks ini diperlukan unutk mempertahankan
hidupnya. Misalnya refleks untuk makan, bersin. Dengan refleks dalam bentuk
gerak motorik memungkinkan bayi untuk berkomunikasi dengan lingkungannya.
Tahap II : Pre Operasional ( 2 – 7 tahun)
Perubahan fungsi kognitif pada tahap ini adalah dari sensori motorik menjadi
pre operasional. Pada pre operasional anak mampu menggunakan simbol-simbol,
yaitu menggunakan kata-kata, mengingat masa lalu, sekarang dan yang akan
terjadi segera. Tingkah laku anak berubah menjadi egosentrik.
Tahap III : Konkrit Operasional (7 -11 tahun)
Pada tahap ini anak telah dapat berpikir secara logis dan terarah,
mengelompokkan fakta-fakta serta anak telah mampu berpikir dari sudut pandang
orang lain. Ia dapat berpikir secara abstarak, dan mengatasi persoalan secara
nyata dan sistematis. Contoh : anak dapat menghitung walaupun susunan benda
diubah serta mengatahui jumlahnya tetap sama.
Tahap IV : Format Operation (11 – dewasa)
Masa dimana anak mengembangkan kemampuan kognitif untuk berpikir abstrak dan
hipotesis. Pada masa ini anak bias mamikirkan hal-hal apa yang akan atau
mungkin terjadi. Perkembangan lain pada masa remaja ialah kemampuan untuk
berpikir sistematis dan memecahkan suatu persoalan.
Selain tahapan-tahapan yang telah dijelaskan terdahulu,perkembangan intelektual
juga dapat diukur dengan kemampuan anak menggunakan kata-kata. Interaksi orang
tua, anak dan dengan lingkungannya akan menentukan perkembangan bahasa anaka.
Dengan kata lain apabila interaksi ini maksimal akan menyebabkan anak dapat
bicara lebih cepat sedangkan apabila interaksi kurang maka akan memakan waktu
untuk mulai bicara.
Perkembangan Emosi dan Sosial
Kepribadian seorang anak merupakan integrasi perasaan dan sikap yang
dicerminkan dalam tingkah laku. Seorang dewasa dikatakan mempunyai kepribadian yang
sehat apabila ia mampu untuk memberi kasih sayang, mencapai sesuatu yang ia
inginkan dan menjadi interdependent pada fungsinya. Hal ini dicapai melalui
proses dalam kehidupan.
Sejak ia lahir, masing-masing tingkat usia mempunyai tugas yang mesti ia selesaikan
sebelum ia melangkah ke tugas pada tingkat usia berikutnya.
4. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
Teori perkembangan ini dikemukakan oleh Sigmund Freud. Beliau mengemukakan
bahwa :
Di dalam jiwa individu terdapat tiga komponen yaitu :
Id : nangis, minta minum,makan, dll.
Ego : lebih rasional, tetapi masa bodoh terhadap lingkungan.
Super Ego : lebih memikirkan lingkungan.
Perkembangan berhubungan dengan bagian-bagian fungsi tubuh dan dipandang
sebagai aktifitas yang menyenangkan.
Insting seksual memainkan peranan penting dalam perkemabngan kepribadian.
Menurut Freud perkembangan manusia terjadi dalam beberapa fase dimana setiap
fasenya mempunyai waktu dan ciri-ciri tertentu dan fase ini berjalan secara
kontinyu.
TEORI PERKEMBANGAN OLEH SIGMUND FREUD
Fase Oral ( 0 – 8 ½ tahun)
(+) yang memberikan kepuasan / kebahagiaan → mulut→
menghisap
menelan
memainkan bibir
makan,
kenyang, tidur
(-) menggigit, mengeluarkan air liur, marah / menangis →
jika tidak terpenuhi.
Tugas Ibu → penuhi fase oral dengan sabar.
Fase Anal ( 1 – 3 tahun )
Fungsi tubuh yang memberi kepuasan berkisar sekitar anus.
(+) BAB / BAK → senang melakukannya sendiri.
( - ) Jika tidak dapat melalui dengan baik → akan menahan dan
melakukannya dengan mempermainkan.
→ Belajar mengontrol pengeluaran.
Konsep bersih / kebersihan, ketepatan waktu, kontrol diri, belajar sendiri.
Fase Phallic ( 3 – 6 tahun)
Memegang-megang
genitalia
Dekat dengan orang tua lawan jenis
· Oedipus Complex → mencintai ibu
· Electra Complex → cemburu karena tidak punya penis
Bersaing dengan orang tua yang sama jenis seksnya
(+) egosentris, sosial interaksi
( - ) mempertahankan keinginan
Fase Laten
Orientasi sosial keluar rumah → senang bermain
Pertumbuhan intelektual dan sosial
Banyak teman → gang
Impuls agresivitas lebih terkontrol.
Fase Genital
Fase ini tinggal melengkapi fase sebelumnya
Pemusatan seksual pada genital
Penentuan identitas
Belajar tidak tergantung pada orang lain
Bertanggung jawab pada diri sendiri
Intim dengan lawan jenis
(-) konflik diri, ambivalen
(+) peer group