Kendaraan Listrik = Kendaraan Alternatif
Mengingat
semakin tingginya konsumsi BBM untuk kendaraan, terbitlah ide Meneg
BUMN, Dahlan Iskan untuk menyemai program kendaraan listrik dengn sandi
“Putra Petir”.
Jika ditenagai listrik, penggerak roda kendaraan juga karena listrik. Yang berarti harus ada sumber listrik di kendaraan. Kita mengetahui sumber listrik berupa baterai atau juga generator elektromagnetik yang memerlukan penggerak langsung terhadap dinamo untuk menghasilkan medan magnet yang berubah-ubah agar menjadi arus induksi.
Perlu diperhitungkan bobot kendaraan, bodi kendaraan, kontur medan yang dilalui kendaraan, daya angkut, kegunaan dan keperluan kendaraan, stasiun pengisian, lama pengisian baterai di rumah, bengkel resmi, suku cadang sampai biaya pembuatan. Yang tentu saja masih dalam tahap riset.
Tetapi sebagai inspirasi dapat dimulai dengan menonton acara otomotif Top gear tentang Electric Car.
[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=sEmccGJ
Selain video BBC di atas, di video yang lain tiga orang inovatif ini pernah membuat kendaraan bertenaga listrik dari rongsokan kendaraan yang ada, ada yang menambahkan berpuluh baterai accumulator di bak kendaraan, ada yang mengganti penggeraknya dengan bor listrik.
Harga mahal masih identik dengan keberadaan mobil elektrik yang sudah dibuat. General Motor di AS saja sudah ditutup karena biaya investasi tinggi dalam membangun mobil listrik. Apakah ini cocok di Indonesia atau tidak? Jawabannya masih menunggu hasil riset yang terjadi.
Bagaimana dengan Segway ?
sebagai kendaraan untuk rekreasi (khusus di Amerika), segway diperuntukkan jarak kurang dari 30 mil atau sekitar 48 km. Dengan lama pengisian baterai seperti men-charge HP selama 4 jam. Tentu saja Segway belum ada izin operasional dari Ditlantas jika digunakan di jalan raya dan harganya juga masih mahal (di atas 90 juta rupiah). Padahal uang seperti itu kita sudah dapat membeli sedan yang bensinnya irit (walaupun membeli bensin di SPBU harus antri dan jika membeli eceran harganya jelas jauh di atas harga SPBU).
Konon, cadangan minyak bumi Indonesia menurut BP Migas kemarin hanya mampu bertahan hingga 12 tahun mendatang berarti 2024 negara Indonesia tidak dapat lagi menghasilkan minyak dengan konsumsi yang seperti sekarang ini. Tahun 2012 saja konsumsi BBM menjadi 10 juta kiloliter per bulan.
Nah, masih ingin menunggu mobil listrik. Bagaimana dengan kendaraan umum ? Tidak semua kendaraan umum memenuhi keinginan kita mencapai suatu tempat, apalagi di daerah yang banyak sungai tentu lebih cocok naik perahu dibandingkan mobil .. sayangnya sekarang arah pembangunan kantor atau sekolah tidak lagi di tepi sungai melainkan ke tengah daratan disebabkan abrasi sungai atau pelebaran tepi sungai sebab banjir dan berkurangnya hutan sebagai penahan hujan. Dilema ?