CONTOH
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DIDUNIA INDUSTRI
Manajemen risiko sebagai Pilar
Pendukung Ilmu Manajemen. Awal mula munculnya pemahaman bahwa manajemen risiko
harus lebih dipahami , menjadi bagian
suatu industry agar tata kelola indutri tersebut menjadi lebih baik. Contohnya dipicu oleh krisis ekonomi
yang melanda Indonesia. Pada saat krisis ekonomi tahun 97/98 menerpa Indonesia
, para asosiasi mulai duduk bersama yang anggotanya antara lain akademisi,
Bankers, Profesional, untuk menilai mengapa krisis di Indonesia yang merupakan
bagian dari krisis global , hasilnya lebih para dibandingkan Negara lain?
1. Krisis
yerjadi karna kurangnya praktek dari pemahaman tentang GCG ( Goad Corporate
Governance)
2. Kurang
modal.
3.
Kurang
memehami manajemen risiko.
Kompetensi
Manajemen Risiko ini perlu dilakukan
standarisasi untuk para banker dan industry, pada perkembangan selajutnya ,
disadari bahwa Manajemen Risiko ini memang perlu dilakukan pada bidang atau
industry apapun, bahkan juga dibidang pandidikan.
Pada
saat ini sebagian besar perusaaah atau korporasi telah memahami pentingya melaksanakan
penerapan Manajemen Risiko dan ERM (
Enterprise Risk Management ). ERM merupakan kerangka kerja yang komprehensif
dan terintergrasi dalam manajemen risiko kredit, pasar, operasional serta
economi capital. Manajemen Risiko
adalah serangkaian prosedur dan metedologi yang digunakan untuk
mengidentifikasi, mengukur , mementau, dan mengendalikan risiko yang timbul
dari kegiatan sebuah organisasi dalam mencapai sasarannya.
Tujunanya adlah menjaga agar aktifitas
operasional dari penerapan program kerja perusahaan tidak menimbulkan kerugian
yang melebihi kemampuannya untuk menyerap kerugian tersebut atau membahayakan
kelangsunagan hidup perusahaan.
Manfaat Manajemen Risiko:
1. Ketahanan
terhadap krisis, stabilitas dan kelangsungan perusahaan.
2. Mengurangi
surprise dan fluktuasi keuangan dan operasional.
3. Menambahkan
nilai perusahaan melelui peningkatan putusan strategi.
4. Mendorong
peningkatan inovasi dan kreativitas.
5. Meningkatkan
efisiensi dan efektifitas pemanfaatan sumber dya perusahaan.
6. Memesukan
aspek kepatuhan dan inforcement.
7. Membuka
peluang perusahaan karna fleksibilitas proses strategi management.
8. Memenuhi
akutanbilitas keuangan dan memperkuat kinerja.
9. Meningkatkan
Reputasi