Selasa, Mei 08, 2012

CONTOH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DIDUNIA INDUSTRI

CONTOH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DIDUNIA INDUSTRI
            Manajemen risiko sebagai Pilar Pendukung Ilmu Manajemen. Awal mula munculnya pemahaman bahwa manajemen risiko harus lebih dipahami , menjadi  bagian suatu industry agar tata kelola indutri tersebut menjadi lebih baik. Contohnya dipicu oleh krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Pada saat krisis ekonomi tahun 97/98 menerpa Indonesia , para asosiasi mulai duduk bersama yang anggotanya antara lain akademisi, Bankers, Profesional, untuk menilai mengapa krisis di Indonesia yang merupakan bagian dari krisis global , hasilnya lebih para dibandingkan Negara lain?
1.      Krisis yerjadi karna kurangnya praktek dari pemahaman tentang GCG ( Goad Corporate Governance)
2.      Kurang modal.
3.      Kurang memehami manajemen risiko.
Kompetensi Manajemen Risiko ini perlu dilakukan standarisasi untuk para banker dan industry, pada perkembangan selajutnya , disadari bahwa Manajemen Risiko ini memang perlu dilakukan pada bidang atau industry apapun, bahkan juga dibidang pandidikan.
            Pada saat ini sebagian besar perusaaah atau korporasi telah memahami pentingya melaksanakan penerapan Manajemen Risiko dan ERM ( Enterprise Risk Management ). ERM merupakan kerangka kerja yang komprehensif dan terintergrasi dalam manajemen risiko kredit, pasar, operasional serta economi capital. Manajemen Risiko adalah serangkaian prosedur dan metedologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur , mementau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan sebuah organisasi dalam mencapai sasarannya.
Tujunanya adlah menjaga agar aktifitas operasional dari penerapan program kerja perusahaan tidak menimbulkan kerugian yang melebihi kemampuannya untuk menyerap kerugian tersebut atau membahayakan kelangsunagan hidup perusahaan.

Manfaat Manajemen Risiko:
1.      Ketahanan terhadap krisis, stabilitas dan kelangsungan perusahaan.
2.      Mengurangi surprise dan fluktuasi keuangan dan operasional.
3.      Menambahkan nilai perusahaan melelui peningkatan putusan strategi.
4.      Mendorong peningkatan inovasi dan kreativitas.
5.      Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan sumber dya perusahaan.
6.      Memesukan aspek kepatuhan dan inforcement.
7.      Membuka peluang perusahaan karna fleksibilitas proses strategi management.
8.      Memenuhi akutanbilitas keuangan dan memperkuat kinerja.
9.      Meningkatkan Reputasi