Prosedur Cara
Kerja Sistem Pengapian
Sistem
Pengapian
Tujuan penggunaan system pengapian
pada kendaraan adalah:
-
Menyediakan
percikan bunga api bertegangan tinggi pada busi untuk membakar campuranudara/bahan bakar di dalam ruang bakar engine.
-
Mengatur saat
pengapian untuk mendapatkan unjuk kerja terbaik dari engine pada seluruhkondisi kerja engine.
Gambar 1. Sistem Pengapian dengan
Coil Pengapian Konvensional
Tegangan batere kendaraan biasanya
12 atau 24 volt, nilai yang terlalu rendah untuk dapat menghasilkanpercikan
bunga api pada celah busi di dalam silinder yang bertekanan.Sistem pengapian
menghasilkan tegangan sekunder yang tinggi yang dapat mencapai 40.000 volt.Batere
atau alternator menyediakan sumber listrik yang diperlukan oleh rangkaian
primer system pengapianuntuk menghasilkan medan magnet di sekeliling lilitan
primer coil pengapian.Kontak poin distributor atau perangkat sakelar elektronik
lainnya mengendalikan pembentukan dan kolapnyamedan magnet. Lilitan sekunder
coil pengapian di bawah pengaruh medan magnet menghasilkan keluarantegangan
sekunder yang tinggi. Coil pengapian bekerja seperti transformator
step-up.Rotor, tutup distributor dan kabel tegangan tinggi mendistribusikan
tegangan sekunder pada busi yang sesuaikebutuhan.
Ionisasi
Tegangan pembakaran menyebabkan
celah percikan antara kedua elektroda busi menjadi penghantar listrik(yaitu “ionisasi) dan dengan demikian memungkinkan
percikan bunga api melompat disepanjang celah.Percikan bunga api listrik
mempunyai energi panas yang cukup untuk membakar campuran udara/bahanbakar
yang kemudian akan terbakar secara menyeluruh dengan sendirinya.
Hal-hal yang
Menentukan Diperlukannya Tegangan Tinggi
Tegangan pada lilitan sekunder
meningkat sampai tegangan pada busi cukup kuat untuk meloncat (ionisasi)pada
celah yang ada sehingga percikan bunga api terjadi pada celah busi, dan
sebagian tenaga sekunder inimuncul dalam bentuk busur api yang akan membakar
campuran udara/bahan bakar.Tegangan yang
diperlukan untuk menimbulkan percikan bunga api pada busi tergantung pada
banyak halseperti:a.Tekanan kompresi
engineb.Putaran enginec.Perbandingan campuran bahan bakar.d.Temperatur busi.e.Celah busi.
Cara Kerja
Sistem Pengapian 50-011-11/8
RI - Bahan
Pelatihan NasionalOtomotif Perbaikan Kendaraan Ringan
Electrical
Catatan:
Ionisasi – Tegangan yang sangat
tinggi akan menyebabkan elektron pada suatu substansi bertahanantinggi bergerak
bebas. Substansi ini yang kemudian disebut ‘konduktif’Tegangan yang sebenarnya
yang dihasilkan system sekunder ditentukan oleh kebutuhan busi.Busi yang telah
dipakai bisa jadi memerlukan sebanyak 5.000 volt dan lebih tinggi lagi pada
busi yang baru,berkaitan dengan penambahan
celah busi dan perubahan bentuk elektroda tengah yang terjadi akibatpemakaian.Penyetelan kembali celah busi akan menurunkan
kebutuhan tegangan kira-kira sama dengan busi baru,selama busi tidak
mengalami kerusakan.Kebutuhan tegangan maksimum terjadi pada saat melakukan percepatan
dari putaran rendah sampai 20.000volt.Tegangan lebih rendah diperlukan saat
kecepatan konstan (kecepatan jelajah)Misalnya
60 Km perjam12.000 volt100 Km per jam18.000 voltLebih banyak tenaga diperlukan maka tegangan akan naik pada batas yang
diperlukan untuk melakukanionisasi pada celah busi.Tegangan pada putaran
langsam adalah rendah – 5.000 – 8.000 volt.Kondisi engine ‘tidak ada
pembakaran’ pertama terjadi pada putaran rendah, kondisi percepatan yang
berat.Tegangan yang dibutuhkan akan melebihi tegangan maksimum yang
diijinkan.Tegangan yang diperlukan 50.000 volt, yang tersedia 40.000 volt, maka
tidak akan terjadi pembakaran.
Lamanya
Percikan
Lamanya percikan pembakaran, atau
panjangnya waktu loncatan bunga api listrik, menjadi sangat pentingyang hubungannya
dengan pengendalian gas buang.Campuran kurus
perlu untuk mendapatkan tingkat emisi gas buang yang rendah. Bagaimanapun jugadengan
campuran kurus, jika lamanya waktu pembakaran tidak cukup, campuran tidak akan
terbakar denganbaik. Lamanya waktu pembakaran
harus berada antara 0,8 – 2 millidetik dengan arus antara 100 – 150milliamper
untuk mendapatkan pembakaran yang baik.Banyak
osiliskop produksi terakhir mempunyai sekala millidetik sehingga memungkinkan
melakukanpengukuran tersebut
.
Gambar 2. Osiloskop Pola bentuk
gelombang Sekunder tunggal
Energi –
Energi Pembakaran dan Putaran Engine
Hasil penelitian menunjukkan
pembakaran campuran udara/bahan bakar dan demikian juga dengan unjukkerja
engine dapat dipengaruhi oleh jenis busi, saat pembakaran dan energi
pembakaran.
Catatan:
Diperlukan kira-kira 0,2 millijoule
(mJ) pada setiap pembakaran untuk membakar campuran udara/bahanbakar dengan
percikan bunga api. Campuran kurus dan gemuk memerlukan lebih dari 3 mJ.
Cara Kerja
Sistem Pengapian 50-011-12/8
RI - Bahan
Pelatihan NasionalOtomotif Perbaikan Kendaraan Ringan
Electrical
Energi yang
terdapat pada percikan bunga api tergantung pada energi yang tersimpan pada
coil primer selama masa
dwell (kontak poin dalam keadaan menutup), dan pada coil, semakin tinggi arus
primer semakin tinggi
pula tenaga keluarannya. Mungkin terjadi percikan dengan energi rendah dan hal
ini tidakakan menghasilkan pembakaran.Jika energi pembakaran yang tersedia tidak
mencukupi, pembakaran tidak terjadi; campuran tidak dapatdibakar dan
akan terjadi kegagalan pembakaran. Inilah sebabnya mengapa energi pembakaran
yang cukupharus disediakan untuk menjamin
bahwa, bahkan dalam kondisi eksternal yang paling buruk, campuranudara/bahan
bakar selalu terbakar. Hal ini mencukupi untuk membakar sedikit uap gas yang
mudah terbakar dan kemudian gas yang
telah terbakar ini akan membakar seluruh campuran di dalam silinder, dengandemikian
menghasilkan pembakaran bahan bakar.Sistem
pengapian modern sementara menghasilkan tegangan yang lebih tinggi, adalah
lebih pentingmenghasilkan percikan
bunga api dengan lebih banyak energi dalam bentuk yang lebih sederhana (nyalayang
lebih besar).Kebutuhan untuk menghasilkan energi yang besar maka arus pada
lilitan primer adalah 7 – 8 amper. (SistemPengapian Energi Tinggi)
Saat Pengapian
Tegangan sekunder harus diteruskan
pada seluruh kondisi kerja engine sehinga engine dapat menghasilkantenaga
maksimum.Untuk mendapatkan tenaga engine maksimum, pembakaran harus dilakukan
sebelum piston mencapai titikmati atas (TMA) pada saat langkah kompresi.
Campuran bahan bakar akan disulut, mulai terbakar dan akanmencapai tekanan
pembakaran maksimum setelah piston melampaui TMA. Piston kemudian akan
ditekanke bagian bawah silinder dengan tenaga penuh hasil pembakaran.
Pembakaran Normal
Gambar 3. Percikan bunga api
terjadi
Pada saat piston bergerak ke atas
pada langkah kompresi, percikan bunga api terjadi pada saat yang tepatuntuk
membakar campuran dan meneruskan proses pembakaran.
Gambar 4. Pembakaran dimulai
Piston masih bergerak ke atas,
campuran sedang terbakar dengan ‘nyala depan’ dengan stabil merambat keseluruh
ruang bakar.
Cara Kerja
Sistem Pengapian 50-011-13/8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar