5 Cara Mudah Menghilangkan Rasa Bersalah
Hari ini gue dapat pelajaran yang sangat berharga. Tentang hubungan antara keinginan orang lain dan kebaikan. Ya, apa yang orang mau dan kita mau kadang ga sama. Dan itu sangat, sangat ga enak. Selama 15 tahun gue hidup, baru pertama kali ini, gue mengalami hal yang sangat ga enak banget. Udah sangat, banget lagi. Gue n****s gara-gara satu kata doang (ga perlu di bilang di sini). Hikmah yang bisa gue ambil adalah... Mari kita lihat.
1.Jangan pernah menilai orang itu tanpa bertanya langsung.
Kalo lo mau di hargai, lo harus menghargai orang lain dengan cara mengetahui apa yang dia mau, dan hormati apa yang dia mau itu selama itu positif dan tegur jika itu salah. Bukan mendengar kabar burung kalo dia orangnya ini, itu, lalu bisik-bisik ke teman "eh, dia itu #*&#". It doesnt make sense. Pikir dua kali. Dia juga pasti punya maksud yang baik dan masuk akal hingga dia memilih keinginannya itu. Itulah yang harus di tanyai. Kalaupun kita takut atau malas bertanya apa maksud orang itu, lebih baik diam dan tetap menjalin hubungan yang baik dengannya. Tuhan selalu menyayangi orang yang menyayangi saudaranya.
2. Introspeksi diri sendiri.
Introspeksi punya gue lebih sederhana. Maksudnya introspeksi disini adalah coba pikir kembali apa yang telah lo lakuin ke dia 5 - 20 menit yang lalu. Pikir tadi pas lo ketemu dia, ga sengaja bertatapan, muka lo senyum, atau jutek? Kalau lo nyadar dia yang senyum tapi muka lo jutek, lo harus senyum ama dia di pertemuan selanjutnya. Kalo dia mukanya jutek dan lo senyum, sabar aja, karena walau bagaimana pun lo udah bersedekah. Tapi kalo lo sama dia jutek, usahakan lo yang harus menjadi tukang senyumnya. Rasanya sangat nyaman ketika kita tersenyum pada seseorang. Intinya, lo itu punya salah, pasti punya salah. Cari salah lo itu.
Terus ada lagi, tadi lo bilang apa tentang dia ke temen lo? Sifat jahatnya kah? Hm, itu harus di netralisir (hah). Misalnya nih :
A : eh, B, tau ga sih, ternyata si C itu sombong gila, tukang contek, sok alim, sok tau, jelek, krempeng...
B : iya emang, baru tau?
A : *mikir soal netralisir* tapi dia orangnya bersih sih... Gue suka.
B : ...
Itu lebih baik kan, jadi lo ga di cap sebagai orang jahat (wek) walaupun yang lo bilang itu bohong dan si B juga mikir, orang seburuk C pun ternyata punya kelebihan.
By the way, tulisannya "introspeksi" bener kan, ya?
3. Jangan sekali-kali lo bawa-bawa orang lain dalam masalah lo.
Lo ga mau kan, masalah yang lo alami tambah besar? Caranya minimal jangan nambah personil permasalahan. Satu manusia punya satu mulut. Tapi satu mulut punya berjuta, milyar, trilliun kata-kata. Kata-kata itu baik, atau buruk. Dengan lo bawa orang tambahan sebagai pendukung lo dalam masalah ini, otomatis orang itu akan mihak di lo, dan lo di bilang PENGECUT. (Ups, caps lock kepencet). Lebih enak kan kalo masalah di omongin berdua daripada lebih. Kalo lebih bukan di omongin namanya, tapi tawuran.
4. Jangan menyesal kalo lo pernah berbuat kebaikan pada orang itu.
Kebaikan di sini berarti minta maaf, dan kebaikan-kebaikan yang pernah lo bikin ke orang itu. Emang ketika lo melakukan kebaikan sebagai tanda maaf pada orang itu, tapi orang itu masih jual mahal tanpa diskon sedikit pun, rasanya emang sakit. Tapi ternyata dari rasa sakit itu Tuhan memberikan pahala yang setimpal. Tuhan tahu kita melakukan kebaikan-kebaikan itu bukan untuk mendapatkan pujian atau mengikuti tulisan di blog ini supaya bikin gue bangga sebagai penulisnya (abaikan). Tuhan sangat mencintai makhluknya yang sabar. Mungkin lo akan nangis karena sakit dan menyesal, merasa semua yang lo lakuin sebagai wujud minta maaf ---biar-kata-sebenarnya-yang-salah-itu-dia--- itu ga di tanggepin ama dia sama sekali. Gue yakin pasti setelah lo tau ternyata dia ga nanggepin kebaikan lo, rasanya orang itu pengen lu cabik-cabik trus di injek-injek baru di kasih ke singa sirkus untuk pencuci mulut makan siang. Asal lo tau, suatu saat dia pasti akan menyadari semua kebaikan lo, dan dia yang akan minta maaf. Tapi lo jangan bales dendam jual mahal ya! Maafkan dia dengan lapang dada.
5. Ingat Tuhan dengan Kemurahan hati-Nya.
Ini pelajaran terakhir yang gue dapat siang ini, teman. Ternyata, kita senyum aja, Tuhan menambahkan pahala kita. Kita bahkan ga harus membuat laporan Daftar Perbuatan Baik yang dilakukan seharian. Tuhan bisa melihat sekecil apapun kebaikan yang kita buat. Tuhan ga pernah kehabisan pahala, atau bahkan tidak sudi memberikan pahala pada orang jahat yang berbuat baik. Tuhan menggenggam mereka yang senantiasa berbuat kebaikan. Teman, oleh karena itulah jangan bosan-bosannya berbuat baik. Lakukan kebaikan itu selama lo bisa dan selama lo masih punya hati.
Contoh kebaikan adalah ketika dia membuat lo sakit hati, doakan dia. Mintakan dia ampunan dari Tuhan. Mintalah pada Tuhan agar dosanya terhadap kita di hapus. Simpel di lakukan, tapi berat di hati. Itu pasti, tapi demi kebaikan.
Selesai. Memang ini lebih seperti curhat alias curahan hati. He he. Mungkin sedikit tulisannya, tapi pelajaran yang gue dapat di setiap kata ga dapat dihitung. Sekarang gue mau nonton tipi (baca : TV) dulu. Jaga diri ya, teman.
bye bye .
Hari ini gue dapat pelajaran yang sangat berharga. Tentang hubungan antara keinginan orang lain dan kebaikan. Ya, apa yang orang mau dan kita mau kadang ga sama. Dan itu sangat, sangat ga enak. Selama 15 tahun gue hidup, baru pertama kali ini, gue mengalami hal yang sangat ga enak banget. Udah sangat, banget lagi. Gue n****s gara-gara satu kata doang (ga perlu di bilang di sini). Hikmah yang bisa gue ambil adalah... Mari kita lihat.
1.Jangan pernah menilai orang itu tanpa bertanya langsung.
Kalo lo mau di hargai, lo harus menghargai orang lain dengan cara mengetahui apa yang dia mau, dan hormati apa yang dia mau itu selama itu positif dan tegur jika itu salah. Bukan mendengar kabar burung kalo dia orangnya ini, itu, lalu bisik-bisik ke teman "eh, dia itu #*&#". It doesnt make sense. Pikir dua kali. Dia juga pasti punya maksud yang baik dan masuk akal hingga dia memilih keinginannya itu. Itulah yang harus di tanyai. Kalaupun kita takut atau malas bertanya apa maksud orang itu, lebih baik diam dan tetap menjalin hubungan yang baik dengannya. Tuhan selalu menyayangi orang yang menyayangi saudaranya.
2. Introspeksi diri sendiri.
Introspeksi punya gue lebih sederhana. Maksudnya introspeksi disini adalah coba pikir kembali apa yang telah lo lakuin ke dia 5 - 20 menit yang lalu. Pikir tadi pas lo ketemu dia, ga sengaja bertatapan, muka lo senyum, atau jutek? Kalau lo nyadar dia yang senyum tapi muka lo jutek, lo harus senyum ama dia di pertemuan selanjutnya. Kalo dia mukanya jutek dan lo senyum, sabar aja, karena walau bagaimana pun lo udah bersedekah. Tapi kalo lo sama dia jutek, usahakan lo yang harus menjadi tukang senyumnya. Rasanya sangat nyaman ketika kita tersenyum pada seseorang. Intinya, lo itu punya salah, pasti punya salah. Cari salah lo itu.
Terus ada lagi, tadi lo bilang apa tentang dia ke temen lo? Sifat jahatnya kah? Hm, itu harus di netralisir (hah). Misalnya nih :
A : eh, B, tau ga sih, ternyata si C itu sombong gila, tukang contek, sok alim, sok tau, jelek, krempeng...
B : iya emang, baru tau?
A : *mikir soal netralisir* tapi dia orangnya bersih sih... Gue suka.
B : ...
Itu lebih baik kan, jadi lo ga di cap sebagai orang jahat (wek) walaupun yang lo bilang itu bohong dan si B juga mikir, orang seburuk C pun ternyata punya kelebihan.
By the way, tulisannya "introspeksi" bener kan, ya?
3. Jangan sekali-kali lo bawa-bawa orang lain dalam masalah lo.
Lo ga mau kan, masalah yang lo alami tambah besar? Caranya minimal jangan nambah personil permasalahan. Satu manusia punya satu mulut. Tapi satu mulut punya berjuta, milyar, trilliun kata-kata. Kata-kata itu baik, atau buruk. Dengan lo bawa orang tambahan sebagai pendukung lo dalam masalah ini, otomatis orang itu akan mihak di lo, dan lo di bilang PENGECUT. (Ups, caps lock kepencet). Lebih enak kan kalo masalah di omongin berdua daripada lebih. Kalo lebih bukan di omongin namanya, tapi tawuran.
4. Jangan menyesal kalo lo pernah berbuat kebaikan pada orang itu.
Kebaikan di sini berarti minta maaf, dan kebaikan-kebaikan yang pernah lo bikin ke orang itu. Emang ketika lo melakukan kebaikan sebagai tanda maaf pada orang itu, tapi orang itu masih jual mahal tanpa diskon sedikit pun, rasanya emang sakit. Tapi ternyata dari rasa sakit itu Tuhan memberikan pahala yang setimpal. Tuhan tahu kita melakukan kebaikan-kebaikan itu bukan untuk mendapatkan pujian atau mengikuti tulisan di blog ini supaya bikin gue bangga sebagai penulisnya (abaikan). Tuhan sangat mencintai makhluknya yang sabar. Mungkin lo akan nangis karena sakit dan menyesal, merasa semua yang lo lakuin sebagai wujud minta maaf ---biar-kata-sebenarnya-yang-salah-itu-dia--- itu ga di tanggepin ama dia sama sekali. Gue yakin pasti setelah lo tau ternyata dia ga nanggepin kebaikan lo, rasanya orang itu pengen lu cabik-cabik trus di injek-injek baru di kasih ke singa sirkus untuk pencuci mulut makan siang. Asal lo tau, suatu saat dia pasti akan menyadari semua kebaikan lo, dan dia yang akan minta maaf. Tapi lo jangan bales dendam jual mahal ya! Maafkan dia dengan lapang dada.
5. Ingat Tuhan dengan Kemurahan hati-Nya.
Ini pelajaran terakhir yang gue dapat siang ini, teman. Ternyata, kita senyum aja, Tuhan menambahkan pahala kita. Kita bahkan ga harus membuat laporan Daftar Perbuatan Baik yang dilakukan seharian. Tuhan bisa melihat sekecil apapun kebaikan yang kita buat. Tuhan ga pernah kehabisan pahala, atau bahkan tidak sudi memberikan pahala pada orang jahat yang berbuat baik. Tuhan menggenggam mereka yang senantiasa berbuat kebaikan. Teman, oleh karena itulah jangan bosan-bosannya berbuat baik. Lakukan kebaikan itu selama lo bisa dan selama lo masih punya hati.
Contoh kebaikan adalah ketika dia membuat lo sakit hati, doakan dia. Mintakan dia ampunan dari Tuhan. Mintalah pada Tuhan agar dosanya terhadap kita di hapus. Simpel di lakukan, tapi berat di hati. Itu pasti, tapi demi kebaikan.
Selesai. Memang ini lebih seperti curhat alias curahan hati. He he. Mungkin sedikit tulisannya, tapi pelajaran yang gue dapat di setiap kata ga dapat dihitung. Sekarang gue mau nonton tipi (baca : TV) dulu. Jaga diri ya, teman.
bye bye .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar